Diskusi Bersama Dirtek PSSI Danurwindo
Sepakbola Indonesia Wajib Adaptasi Jika Tak Ingin Ketinggalan
Danurwindo menekankan bahwa sepakbola Indonesia bisa maju jika menjalankan sebuah proses yang baik dan benar. Semua itu dimulai dari pembinaan pemain
Penulis: Wahyu Susanto | Editor: Ilham Mulyawan Indra
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -– Asosiasi Kota (Askot) PSSI Makassar mengadakan kegiatan silaturahmi antara Direktur Teknik PSSI, Danurwindo dan Instruktur Mundari Karya bersama pelatih-pelatih lokal se-Kota Makassar.
Kegiatan ini berlangsung di Aula Sipakatau, Kantor Balai Kota Makassar, Sabtu (27/7/2019) sore. Dihadiri puluhan pelatih, akademisi, pengamat sepakbola, mantan pemain PSM hingga perwakilan KONI Makassar.
Dalam penyampaiannya, Danurwindo menekankan bahwa sepakbola Indonesia bisa maju jika menjalankan sebuah proses yang baik dan benar. Semua itu dimulai dari pembinaan pemain usia dini.
“Kita sudah harus mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain. Hendaknya sepakbola kita sudah harus mampu beradaptasi cepat dengan perkembangan sepakbola modern sekarang ini, “ kata Danur - sapaan akrabnya.
Ia contohkan, dulu, tak sedikit pemain lebih mengandalkan teknik bermain ketimbang mengedepankan kecerdasan dalam bermain. Tapi kini sudah beda, sebab perkembangan sepakbola sudha kian maju dengan berbagai variasi permainan.
“Semua itu tentunya harus diimbangi dengan kecerdasan seorang pemain dalam mengimplementasikan teknik mengolah bola, ke dalam permainan,” sambungnya.
Maka, itulah tugas seorang pelatih, membina pemain hingga betul-betul siap menginjak usia matang. Konsep Filosofi Sepak Bola Indonesia (Filanesia), lanjut Danur, sudah mempunyai kurikulum yang dimulai dari kelompok Usia (KU). Usia 6-9 tahun masuk tahapan Fun base, kemudian 10-13 tahun adalah momentum golden age, artinya pemain muda itu mulai diajari teknik bermain, melatih motorik otot hingga visinya membaca arah pemainan.
“Lalu usia 14 hingga 17 tahun itu sudah bagaimana mengimplementasikan ke dalam permainan hingga mereka matang diatas usia 18 tahun, “ jelasnya.
Sementara itu, Ketua Askot PSSI Makassar, Junaldi Monoarfa bersyukur Danurwindo dan Mundari Karya menyempatkan datang memberi kuliah umum kepada para pelatih lokal di Makassar.
“Melalui pertemuan ini saya berharap, pengetahuan mereka sudah kian bertambah. Sesuai program kerja saya yang berorientasi pada pembinaan pemain muda. Hal ini akan saya kawal terus, sehingga Makassar kembali mampu mencetak pemain-pemain hebat, “ pungkas Junaldi. (*)