Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kisah Tukang Sol Sepatu yang Sudah 15 Tahun di Pangkep, Simak Permintaanya di Hari Tua Bikin Haru

Sesekali dia menyeka keringat di wajahnya yang hitam sambil memastikan peralatan sol sepatu tetap ada di pundaknya.

Penulis: Munjiyah Dirga Ghazali | Editor: Syamsul Bahri
Munjiyah/Tribun Pangkep
Yusuf (60) tukang sol sepatu asal Garut, Jawa Barat. 

TRIBUNPANGKEP.COM, MINASATENE-Yusuf (60) tukang sol sepatu asal Garut, Jawa Barat ini masih berjalan kaki ditengah teriknya panas matahari di Kabupaten Pangkep.

Dari kejauhan, dia memakai topi, baju kaos hitam bergaris, celana hitam dan sepatu.

VIDEO: Rapat Paripurna DPRD Luwu Utara, Banyak Kursi Kosong

3 Link Live Streaming Bali United vs PSS Sleman - Senjata Baru Tuan Rumah Buru 3 Poin, Live Indosiar

TRIBUNWIKI: Kades Dua Periode Lalu Terpilih di DPRD Jeneponto, Ini Profil Anshar

Usai Pemeriksaan Pansus Hak Angket, Wagub Sulsel: Sudah Clear

Lereng Gunung Bawakaraeng Jadi Lahan Perkebunan, Ini Bakal Dilakukan Bupati Gowa

Sesekali dia menyeka keringat di wajahnya yang hitam sambil memastikan peralatan sol sepatu tetap ada di pundaknya.

Yusuf kemudian berhenti di persimpangan, ada yang membutuhkan jasanya.

Dia kemudian mengeluarkan peralatan jahitnya, sambil tangannya yang satu cekatan menyambungkan benang.

Hanya dengan waktu 5 menit, sepasang sepatu sudah dijahitnya.

Dia menghela nafas panjang, sesekali menyeka keringatnya dengan handuk yang berada di leher.

Kepada TribunPangkep.com, Senin (22/7/2019) di Minasatene, Mas Yusuf begitu dia akrab disapa, sejak pagi sudah berjalan kaki mencari orang yang membutuhkan jasanya, menjahit sepatu.

Mas Yusuf berjalan kaki, dari gang ke gang, dari lorong-lorong perumahan hingga ke wilayah kecamatan daratan dan pegunungan Pangkep.

Dia mengaku, sudah 15 tahun pindah ke Pangkep, mengadu nasib di daerah penghasil ikan bandeng ini.

Menjual kambing peninggalan orang tua senilai Rp 100 ribu hanya untuk mengadu nasib ke Pangkep.

Di Pangkep, dia dan anaknya kos-kosan dengan membayar Rp 400 ribu per bulan.

Selama 15 tahun itu pula, dia sudah malang melintang bekerja serabutan.

"Kerja apa saja yang penting halal seperti kerja empangnya orang, pernah jadi penjual ayam dan sudah dua  tahun terakhir ini jadi tukang sol sepatu karena tidak mampu lagi bekerja berat," katanya.

Anaknya, tidak tinggal diam. Dia juga bekerja dengan cara ikut dengan orang lain berjualan bakso keliling.

Yusuf tampak tegar saat ditanya penghasilannya selama 15 tahun bekerja serabutan di Pangkep.

"Tidak menentu, kalau lagi banyak saya kirim uang ke istri. Istri saya disana kerja kebun juga dan tidak menentu penghasilannya," ujarnya.

Penghasilan setiap hari dari sol sepatu tidak menentu. Paling rendah 20 ribu dan paling tinggi Rp 50 ribu.

Yusuf nampak lirih menatap Reporter TribunPangkep.com, bulir air matanya tertahan.

Dia tidak pernah mengeluh menghadapi nasib harus bekerja meski sudah tua.

Kadangkala, jika semalaman dia menggigil. Efek lelahnya dan tubuhnya sudah renta.

Kalau sudah begitu, dia tidak bekerja, tentu jika tidak bekerja tidak ada yang dipakai membeli beras dan lauk pauk.

Seketika itu, dia kemudian bangkit lagi melawan rasa sakit yang dideritanya.

"Kalau saya demam habis bekerja biasanya saya istirahat dulu,  setelah baikan baru kerja lagi, jalan kaki lagi kelililing kampung," jelasnya.

Lelaki tua ini sudah memiliki lima anak, dua anaknya sudah menikah, satu di kampung membantu ibunya mencari rumput dan berkebun.

Satu lagi ikut bersamanya dan satu anaknya masuk pesantren di Bogor.

Yusuf (60) tukang sol sepatu asal Garut, Jawa Barat.
Yusuf (60) tukang sol sepatu asal Garut, Jawa Barat. (Munjiyah/Tribun Pangkep)

Yusuf juga harus membiayai anaknya yang pesantren, meski dengan kerja pas-pasan, dia mengaku terus bekerja selama fisik sehat dan keahliannya masih dibutuhkan.

Yusuf, terhanyut dengan cerita perjalanannya berada di Pangkep selama 15 belas tahun lamanya.

Logat Sundanya yang lembut terdengar parau.

Hanya satu permintaanya di masa tua, dia ingin memelihara kambing, mencari rumput dan menikmati hari tua di kampung halaman pegunungan Garut.

"Kalau ada modal, saya ingin pulang kampung. Sudah tua, saya mau memelihara kambing disana, mencari rumput dan menikmati masa tua bersama istri dan anak," ujarnya.

Harapan dan impian Yusuf ini tidak semudah saja terkabul, dia harus mengumpulkan tenaga bekerja untuk menghasilkan uang.

Sehat selalu Mas Yusuf, semoga pembaca Tribun Timur terketuk hatinya membantu kondisi perekonomian Mas Yusuf dan mengabulkan impianmu.

Laporan Wartawan TribunPangkep.com, @munjidirgaghazali.

Langganan Berita Pilihan 
tribun-timur.com di Whatsapp 
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved