Ditinggal Teman Sendirian, Patra Marinna Jauhari Tenaga Medis Asal Sulsel Wafat saat Tugas di Papua
Ditinggal teman sendirian, Patra Marinna Jauhari tenaga medis asal Sulsel wafat saat tugas di Papua. Seorang petugas medis yang akrab disapa
Kerabatnya di Palopo baru menerima kabar, Jumat (21/6/2019).
"Kami tidak mengetahui kalau dia sedang sakit. Karena di daerah tempat dia bertugas jaringan (sinyal seluler) itu sangat sulit," kata Eky Arisandi, kerabat Patra, saat berkunjung di kantor Tribun Timur, Jalan Cenderawasih nomor 430, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (22/6/2019).

Kabar kematian Patra diketahui dari teman kerjanya yang langsung menghubungi pihak keluarga.
"Kakak kandungnya, share di grup keluarga juga," sambung Eky Arisandi mengatakan.
Jenazah Patra baru dievakuasi pada Sabtu (22/6/2019), menggunakan helikopter yang disewa Pemda dari Nabire atau empat hari setelah dia meninggal dunia.
Minta Jenazah Dipulangkan
Pihak keluarga meminta agar jenazah Patra bisa dipulangkan ke kampung halamannya, Palopo.
"Keluarga besar inginnya jenazah dimakamkan di Palopo karena keluarga besar semua ada disana," tutur Eky Arisandi kerabat Patra yang tinggal di Makassar.
Eky Arisandi menuturkan, pihak keluarga telah menempuh berbagai cara untuk memulang jenazah Patra.
Namun, hasilnya nihil.
"Dari karantina bandara yang ada di Manokwari menolak untuk dipulangkan," kata pria yang akrab disapa Arisandi.
Menurut pihak karantina, berdasarkan aturan berlaku jenazah yang telah lama tidak dapat dipulangkan.
"Mayatnya sudah diformalin, harusnya kan awet yah bisa di pulangkan, api ini tetap juga tidak bisa," kata Eky Arisandi.
Pihak Puskesmas Maureke tempat almarhum bekerja sudah melakukan kordinasi namun juga tetap tidak diperbolehkan pulang.
"Kami berharap semoga ada perhatian dari pemerintah, keluarga ingin jenazah di pulangkan ke kampung halamannya," kata Eky Arisandi.