Waspada Hoax
Info Tarif Listrik 2019 Naik Ternyata Hoax, Penjelasan Kementerian ESDM Malah Diskon & Rinciannya
Info Tarif Listrik 2019 Naik Ternyata Hoax, Penjelasan Kementerian ESDM Malah Diskon & Rinciannya
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Andy Noorsaman Sommeng mengatakan, tidak ada unsur politik dalam mengambil keputusan itu.
"Jadi enggak ada keterkaitannya (dengan isu politik). Kenapa dulu mahal, karena dulu memang antara supply demand kapasitas listrik terbatas, apa-apa serba mahal. Masalah hukum ekonomi kan begitu supply demand," ujar Andy di Jakarta, Kamis (10/1/2019).
Andy menjelaskan, keputusan pemerintah tak menaikan harga listrik salah satunya untuk menjaga daya beli masyarakat.
"Yang kedua supaya ada penarik untuk investor datang ke Indonesia menanamkan investasinya, bangun pabrik dalam negeri karena tarif listriknya murah, listriknya terjangkau," kata Andy.
Menurut Andy, jika listrik di Indonesia tidak murah maka akan kalah bersaing dengan negara lainnya.
"Kalau enggak maka kalah dengan Vietnam, kalau begitu mereka (investor) bangun di dalam negeri produksi-produksinya semakin kompetitif dengan negara negara lain," ucap dia.
Janji Prabowo Subianto Turunkan Tarif Dasar Listrik Andai Menang
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menjanjikan akan menurunkan tarif dasar listrik hingga 20 persen jika dia terpilih sebagai presiden di periode 2019-2024.
Menurut dia, tarif listrik itu akan diturunkan dalam kurun waktu 100 hari kerja. Menanggapi hal tersebut, Direktur Bisnis PLN Regional Jawa Timur, Nusa Tenggara dan Bali, Djoko Abumanan mengatakan, bisa saja tarif listrik diturunkan sebesar 20 persen.
Namun, pemerintah harus menambah subsidi yang diberikan kepada PLN sebesar dua kali lipat.
“(Pemerintah harus) nambah subsidi Rp 60 triliun ditambah Rp 60 triliun, itu paling cepat kalau jangka waktunya 100 hari,” ujar Djoko di Depok, Jawa Barat, Jumat (12/4/2019) dilansir Kompas.com beberapa waktu lalu.
Djoko menambahkan, ada cara lain yang bisa dilakukan untuk menurunkan tarif listrik.
Caranya, dengan mengganti pembangkit listrik yang ada sekarang dengan pembangkit yang memiliki teknologi canggih.
Namun, hal tersebut memerlukan investasi yang tak kecil.
“Efisiensi dengan pembangkit yang teknologi super baru, ultra super critical, sizing besar. Dia akan murah Rp 4,2 sen. Itu kita bisa nurunkan harga jual,” kata Djoko. Saat ditanya apakah hal tersebut bisa dilakukan dalam jangka waktu 100 hari, Djoko menolak untuk berkomentar. “Ah itu saya enggak tahu,” ucap dia.