Ingin Diakui sebagai Ahli IT, Dosen Wahyu Nugroho Pilih Sebar Hoax 'Server KPU Di-setting untuk 01'
Ingin diakui sebagai ahli IT, dosen bernama Wahyu Nugroho pilih sebar hoax 'server KPU di-setting untuk menangkan Jokowi-Maruf'
"Tahunya baru-baru ini kalau WN dicari polisi," kata dia.
Wahyu Nugroho ditangkap polisi di kawasan Teras, Boyolali, Jawa Tengah pada Selasa (11/6/2019) sekitar pukul 21.45 WIB.
Pascapenangkapan Wahyu Nugroho, Indaryanto diminta mendamping dan menyaksikan ketika polisi mendatangi rumah Wahyu Nugroho.
"Saya diberitahu kalau ada warga yang terlibat permasalahan hoaks. Saya diperlihatkan surat penangkapan Pak WN. Kemudian kita komunikasikan kepada keluarganya. Istrinya pingin lihat Pak WN, tapi hanya diperlihatkan lewat jendela mobil. Setelah itu (WN) langsung dibawa ke Jakarta," jelasnya.
Seperti diberitakan, Polri menangkap orang yang menyampaikan informasi hoaks settingan server Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Tersangka dengan inisial Wahyu Nugroho ditangkap di kawasan Teras, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (11/6/2019) pukul 21.45 WIB.
"Tersangka diduga melakukan tindak pidana menyiarkan hoaks tentang bocornya server KPU dan sudah di-setting angka 57 persen untuk salah satu pasangan calon dan/atau penghinaan dan pencemaran nama baik serta menghina badan umum yang ada di Indonesia (KPU)," ungkap Kasubdit II Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Rickynaldo Chairul saat konferensi pers di gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (17/6/2019).
Menurut keterangan polisi, Wahyu Nugroho mengakui bahwa mendapatkan informasi tersebut melalui media sosial dan tidak mencari kebenarannya.
"Tersangka mengakui narasi yang disampaikannya di video tersebut tidak didukung bukti, tersangka hanya menemukan informasi tersebut dari medsos," ujarnya.
Kombes Rickynaldo Chairul mengatakan, Wahyu Nugroho melakukan tindakannya karena ingin mendapat pengakuan sebagai ahli di bidang IT.
"Motifnya itu supaya yang bersangkutan mendapat pengakuan dan kredibilitasnya menjadi tenaga ahli komputer, dia ingin ada pengakuan," ujar Kombes Rickynaldo Chairul.
Sebelum ditangkap, Wahyu Nugroho diketahui memiliki mobilisasi yang tinggi dan berpindah-pindah.
Kombes Rickynaldo Chairul mengatakan, Wahyu Nugroho sempat melarikan diri ke Jakarta sebelum kembali ke rumahnya di Solo.
"Selama ini pelariannya dari Jakarta, muter-muter di Jakarta, kembali ke Solo. Sejak 27 April, yang bersangkutan kembali ke Solo," ujar Kombes Rickynaldo Chairul.
Dari Wahyu Nugroho, polisi menyita tiga buah telepon genggam, 2 buah sim card, kartu identitas, dan sebuah kartu ATM.