Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pulau Sapuka Kecamatan Liukang Tangayya Pangkep Kini Punya SPBU, Begini Cerita Kehadirannya

Awalnya, kata Budiamin banyak keluhan masyarakat terkait Bahan Bakar Minyak (BBM) yang susah didapatkan karena harus menyeberang pulau dan menempuh pe

Penulis: Munjiyah Dirga Ghazali | Editor: Syamsul Bahri
Budiamin
Nelayan di Liukang Tangayya berbondong-bondong antre mengambil bensin di SPBU di pulau Matalaang, Desa Sabalana, Kecamatan Liukang Tangayya, Kabupaten Pangkep, Sulsel, Rabu (12/6/2019). 

TRIBUNPANGKEP.COM, LIUKANG TANGAYYA-Bagi sebagian masyarakat Kabupaten Kepulauan Pangkep tidak pernah memikirkan berdiri Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di tengah-tengah pulau. 

Namun tekad dan kerja keras Anggota DPRD Pangkep, Budiamin mengawal sampai dua tahun lamanya, SPBU Pertamina di Pulau Sapuka, Kecamatan Liukang Tangayya, Kabupaten Pangkep, Sulsel akhirnya berdiri.

George Toisutta di Mata Keluarga: Baik, Bersahaja, Murah Senyum dan Ramah

Viral, Uang Panai Polwan Cantik Bantaeng Rp 300 Juta dan Beras Satu Ton

Budiamin, putra daerah asal pulau Sapuka ini bercerita kepada TribunPangkep.com, Rabu (12/6/2019) dari awal dirinya tidak dipercaya oleh masyarakat pulau jika akan mengadakan SPBU di pulau itu.

Awalnya, kata Budiamin banyak keluhan masyarakat terkait Bahan Bakar Minyak (BBM) yang susah didapatkan karena harus menyeberang pulau dan menempuh perjalanan jauh bahkan melewati batas Provinsi Sulawesi Selatan.

Belum lagi, selalu berurusan dengan Polairut NTB hingga ada yang ditangkap dan disuruh bayar puluhan juta karena mendistribusikan BBM dari Provinsi tersebut. 

Keluhan itulah yang membuat Budiamin berfikir keras mencari solusi atas keluhan masyarakat.

"Munculmi di otakku bisa tidak ada Pertamina di pulau? Jadi saat itu saya jalan saja. Bawa Kepala Desanya untuk bertemu BPH Migas dan mengadukan keluhan nelayan serta masyarakat pulau," ungkapnya.

Saat berdiskusi denga pihak BPH Migas disitulah Budi mendapat akses dan benar-benar mengikuti terus perkembangannya hingga dua tahun lamanya.

"Saya yakinkan mereka, para nelayan dan masyarakat. Bahkan, saya ajak pihak BPH Migas untuk survei langsung ke pulau kami. Mereka langsung yakin melihat kondisi di sana dengan konsumen pemakaian BBM cukup besar," katanya.

Setiap nelayan kecil yang punya perahu jenis katingting itu membutuhkan sekitar 10 sampai 15 liter bensin premium per hari.

Sementara untuk kapal besar GT 5 per hari mereka membutuhkan 25 sampai 30 liter dan GT 7 membutuhkan 50 sampai 100 liter perhari.

Budi melanjutkan, setelah pihak BPH Migas melihat kondisi disana, kemudian mereka memasukkan dalam program perencanaan presiden dan cuma Liukang Tangayya Pangkep yang sudah masuk SKnya di meja presiden.

Setelah itu, pihak BPH Migas kemudian mengatur pembagian dengan Pertamina untuk BBM nya dan akses menuju Liukang Tangayya.

"Banyak kalangan yang meragukan saya, termasuk Pemkab Pangkep tidak percaya kalau ada nanti SPBU di pulau. Tapi saya sebagai orang pulau harus bergerak, ini semua untuk melayani kepentingan banyak," ujarnya.

Nelayan di Liukang Tangayya berbondong-bondong antre mengambil bensin di SPBU di pulau Matalaang, Desa Sabalana, Kecamatan Liukang Tangayya, Kabupaten Pangkep, Sulsel, Rabu (12/6/2019).
Nelayan di Liukang Tangayya berbondong-bondong antre mengambil bensin di SPBU di pulau Matalaang, Desa Sabalana, Kecamatan Liukang Tangayya, Kabupaten Pangkep, Sulsel, Rabu (12/6/2019). (Budiamin)

Kini, kata Budi SPBU itu sudah beroperasi tiga hari sebelum lebaran. Saat ini baru tahap ujicoba selama tiga bulan dan setelah usai tahap ujicoba akan ditambah lagi stoknya.

SPBU itu diberi nama SPBU Kompak yakni BBM satu harga dengan stok 100 ton bensin dan 100 ton solar saat ini.

"Masyarakat menikmati, saya bersyukur karena penantian selama dua tahun terjawab sudah. Belum cukup sepuluh hari itu sudah hampir habis," jelasnya.

Harga yang ditawarkan, Solar Rp 5.150 perliter dan Bensin Premium Rp 6.500 per liter.

SPBU Pertamina ini sudah bermitra dengan investor Perusahaan Swasta PT Kaluku Jaya Mas.

Lokasi SPBU tepatnya di pulau Matalaang, Desa Sabalana, Kecamatan Liukang Tangayya, Kabupaten Pangkep, Sulsel.

SPBU ini, untuk sementara melayani kebutuhan nelayan dari tiga desa yakni Desa Sabalana, Desa Balo-baloang dan Desa Sabaru.

Lebar lokasi ini sekitar 200 meter dan panjang hampir 300 meter.

Sistem pengangkutannya dengan menggunakan kapal besi.

Laporan Wartawan TribunPangkep.com, @munjidirgaghazali.

Langganan Berita Pilihan tribun-timur.com di Whatsapp Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur

Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:

Follow juga Instagram Tribun Timur:

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved