Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

TRIBUNWIKI

TRIBUNWIKI: Jerinx SID Tuai Kecaman Singgung Kasus Fidelis, Begini Kisahnya

Jerinx SID lewat akun twitter miliknya di @JRX_SID menyoroti perlakuan publik kepada SBY Pasca ditinggal istri.

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Suryana Anas
Tribun medan/ Kolase Tribun Medan/Dokumentasi Keluarga
Fidelis Arie Sudewarto dan istrinya, Yeni Riawati, semasa hidupnya. (kiri) Istri Fidelis saat sakit 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Segala cuitan Jerinx SID tak luput dari sorotan warganet dan menuai kontroversi.

Seperti yang dituliskannya baru-baru ini tentang meninggalnya ibu negara Republik Indonesia ke-6, Ani Yudhoyono.

Sontak warganet tak terima dan mengecam tulisan Jerinx SID tersebut.

Baca: TRIBUNWIKI: Rajin Mengkritik Tajam Lewat IG-nya, Ini Profil Jerinx SID

Baca: TRIBUNWIKI: Ini Beberapa Tradisi Unik di Luar Negeri Jelang Lebaran Idulfitri

Baca: TRIBUNWIKI: Bom Bunuh Diri Terjadi di Kartasura, Ini Ulasan Lokasinya

Dilansir dari Tribun Lampung, Jerinx SID lewat akun twitter miliknya di @JRX_SID menyoroti perlakuan publik kepada SBY Pasca ditinggal istri.

Namun hal tersebut lantas terhapuskan, lantaran prilaku SBY yang setia menemani Istri tengah sakit.

Jerinx SID membandingkan perlakuan publik kepada sosok Fidelis seorang pria juga berjuang untuk istrinya.

Fidelis diketahui harus masuk penjara usai menanam ganja demi obat sang istri.

Naasnya sang istri harus meninggal dunia setelah Fidelis masuk penjara.

Disinilah Jerinx SID menyebut jika hukum Indonesia kolot.

Berikut isi cuitan lengkap Jerinx SID di aku twitternya.

"Saya baru tahu jika kehilangan anggota keluarga otomatis hapus dosa-dosa politik

anda meski impactnya tetap dirasa orang banyak, dan menemani istri yg sakit dianggap hal yg luar biasa langka.

Lalu bgmn dgn Fidelis yg gagal selamatkan nyawa istrinya krn kolotnya hukum Indonesia?, ' Cuit Jerinx SID

Sontak cuitan Jerinx SID mendapatkan respon kecaman dari banyak warganet.

Banyak warganet yang tak menerima pernyataan Jerinx lantaran tak antipati dengan kondisi SBY.

@eq_librium : Yg masalah twit bli yg dihapus itu apa klo bukan pengecut..?spirit punk yg mana yg bli wakili..?skillnya cuma mengalihkan isu ke campaign legelize, ngajak berantem tp nggak pernah kejadian bli anggap spirit punk..?kirim alamat lengkap bli, nanti sy kirimi rok balet.

@Ulrikhex : Makin ksini makin mirip preman syariah Preman yg bawa2 agam, dan sok sok bela agama Dan anda, preman reklamasi, yg kehilangan empati Sok bijak tpi klakuan bejat

@2000Masehi : Saya tidak mau bicara banyak tentang kasus fidelis, ya memang seperti bli tau bagaimana sistem hukum di negeri tercinta ini. Ia salah karna kepemililan ganja di mata hukum. Tapi dimata kemanusiaan hukum lah yang salah

‏@leleguram Kehilangan anggota keluarga tidak otomatis menghapus dosa politik. Krn yg satu bicara kepentingan privat, sementara dosa politik bicara kepentingan publik. Jgn campur urusan privat dgn publik. Biarkan mrk bersedih, sementara publik tetap fokus pd kepentingan publik.

Lantas bagaimanakah kisah Fidelis yang disinggung oleh Jerinx SID?

Dilansir dari Kompas.com dari artikel berjudul Akhir Perjuangan Fidelis Merawat Sang Istri dengan Ganja, Fidelis Arie Sudewarto (36) hanya bisa pasrah.

Sejak petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Sanggau menangkapnya karena menanam 39 batang pohon ganja (cannabis sativa) pada 19 Februari 2017, saat itu pula upayanya merawat sang istri, Yeni Riawati, berakhir.

Fidelis, seorang pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sanggau ini menanam ganja untuk mengobati istrinya yang didiagnosa menderita syringomyelia atau tumbuhnya kista berisi cairan (syrinx) di dalam sumsum tulang belakang.

Sang istri akhirnya meninggal dunia tepat 32 hari setelah Fidelis ditangkap BNN.

Pernikahan Fidelis dan Yeni dikaruniai dua orang anak, yaitu Yuvensius Finito Rosewood (15) dan Samuel Finito Sumardinata (3).

Sebelumnya, Yeni sehari-hari bekerja sebagai guru Bahasa Inggris di SMP Negeri 3 Mukok.

Yohana LA Suyati, kakak kandung Fidelis, menceritakan, Yeni mulai menderita penyakit itu ketika hamil anak kedua mereka, Samuel, pada tahun 2013.
Saat itu, kaki sebelah kanan Yeni sakit dan tidak bisa digerakkan sehingga dibawa ke RSUD Sanggau.

"Saat itu dokter tidak bisa mendiagnosa dan mengatakan itu bawaan hamil, kemudian Yeni dibawa pulang kembali ke rumah," ujar Yohana saat ditemui di rumah Fidelis, Senin (3/4/2017) sore.

Kondisi Yeni Riawati, istri Fidelis Arie Sudewarto saat menjalani perawatan di rumah sakit setelah Fidelis ditahan BNN Kabupaten Sanggau.

Tak lama berselang, Yeni pun melahirkan secara normal dengan kondisi anak dan ibu sehat.

Namun, pada tahun 2014 ketika bayi berusia lima bulan, sakit yang dialami Yeni kambuh.

Kali ini, kedua kakinya sakit dan tidak bisa digerakkan.

Yeni kemudian dibawa kembali ke RSUD Sanggau dan didiagnosa menderita penyakit Sindrom Guillain Barre dan dirujuk ke RS Santo Antonius Pontianak.

Setibanya di Pontianak, hasil laboratorium dari RS Antonius tidak menemukan indikasi adanya penyakit tersebut.

"Namun, berdasarkan pemeriksaan radiologi (MRI) di Antonius, ada kemungkinan menderita syringomyelia," ujar Yohana.

Setelah mengetahui hasil diagnosa MRI tersebut, Yeni kemudian dibawa kembali ke Sanggau.

Pihak keluarga kemudian mencoba pengobatan alternatif dengan terapi pijat saraf di daerah Bodok, Kabupaten Sanggau.

Yeni menjalani pengobatan selama dua minggu di tempat terapi tersebut dan menunjukkan perkembangan, yaitu jempol kakinya sudah mulai bisa digerakkan.

Lantaran menunjukkan adanya perubahan dan terlihat mulai sehat, Yeni kemudian dibawa pulang ke rumah.

Namun, tak lama berselang, sekitar tahun 2015, penyakitnya kembali kambuh dan dibawa ke RS Sanggau dan didiagnosa menderita psikosomatis (gangguan kejiwaan) sehingga dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa Singkawang.

Karena di RSJ Singkawang tidak ada layanan rawat inap, Yeni kemudian dirujuk lagi ke Rumah Sakit Santo Vincentius Singkawang dan dinyatakan boleh pulang karena tidak ditemukan kelainan kejiwaan.

Pada tahun 2016, Yeni kembali dibawa ke RSUD Sanggau.

Kali ini, penyakit hasil diagnosa menyebutkan dia menderita Tumor Buli hingga kemudian dirujuk ke RSU Soedarso Pontianak.

"Berdasarkan hasil USG, pihak RSUP Soedarso Pontianak menyatakan tidak ada penyakit tumor buli dan berdasarkan hasil MRI, RSUP Soedarso Pontianak mendiagnosa bahwa penyakit yang diderita adalah penyakit syringomyelia," ujar Yohana.

Menurut saran dari dokter, satu-satunya cara tindakan medis yang harus dilakukan adalah melakukan operasi dengan membelah tulang belakang untuk mengeluarkan cairan (kista) di dalam tulang belakang.

Namun, karena kondisi Yeni Riawati sudah sangat lemah, kemungkinan keberhasilan operasi kecil, bahkan bisa menimbulkan efek samping.

"Jangankan untuk menyembuhkan luka bekas operasi, untuk hidup normal seperti makan pada saat itu Yeni sudah susah. Oleh karena itu, dokter menyarankan agar Yeni dirawat di rumah saja," ujar Yohana.

Sejak mengetahui hasil diagnosa penyakit tersebut, Fidelis pun berupaya melakukan berbagai cara supaya istrinya bisa sembuh.

Mulai dari pengobatan herbal hingga mendatangi dukun.

Namun, upaya itu tidak juga membuahkan hasil.

Kondisi istrinya saat itu sudah nyaris lumpuh total.

Hanya tangan kanan saja yang masih bisa digerakkan.

Sekujur tubuhnya dipenuhi luka menganga hingga sebesar kepalan orang dewasa dan tak jarang terlihat hingga ke tulang saat membersihkannya.

Yeni juga sulit untuk tidur. Dia bahkan bisa tidak tidur hingga tiga hari karena melawan penyakitnya tersebut.

Selain itu, nafsu makan juga kurang dan nyaris tidak ada yang menyebabkan kondisi badannya semakin menyusut.

Fidelis kemudian berselancar di dunia maya mencari tahu tentang penyakit yang diderita istrinya.

Hingga dia kemudian menemukan beberapa situs rujukan dari Eropa dan Amerika serta berkomunikasi dengan orang yang pernah mengalami atau memiliki kasus penyakit yang sama dengan yang diderita istrinya.

"Hasil dari browsing beberapa situs di luar negeri, ketemu sejumlah referensi yang menyatakan ganja itu ekstraknya bisa untuk pengobatan berbagai jenis penyakit, termasuk yang diderita istrinya," papar Yohana.

Salah satu rujukan yang dijadikan referensi oleh Fidelis adalah seorang penderita syringomyelia di Kanada yang mampu bertahan hidup dengan ekstrak ganja sehingga dia akhirnya ingin mencobanya kepada sang istri.

"Bagaimana dia mendapatkan ganja itu, mengolahnya, kami dari keluarga tidak ada yang tahu. Hanya melihat istrinya ada mengalami perubahan, mulai bisa mau tidur, mau makan, yang sebelumnya tidak bisa tidur berhari-hari," katanya.

Sejak didiagnosa menderita syringomyelia pada Januari 2016, Yeni dirawat sendiri di rumah oleh Fidelis.

Untuk membantunya, setiap hari Fidelis mendatangkan perawat ke rumahnya untuk melakukan perawatan terhadap Yeni.

Selain itu, Fidelis juga melakukan perawatan sendiri dengan menggunakan dua panduan perawatan penderita penyakit syringomyelia dari dua situs milik Amerika Serikat.

Dia juga mengumpulkan buku-buku dan literatur tentang ganja.

Semua dipelajari Fidelis secara otodidak. Sejak awal tahun 2016, semua cara pengobatan sudah dilakukan, mulai dari menggunakan obat medis, obat herbal, bahkan menggunakan orang pintar, tetapi tidak ada yang berhasil mengembalikan kondisi fisik Yeni.

Kondisi Yeni Riawati, istri Fidelis Arie Sudewarto saat menjalani perawatan di rumah sakit setelah Fidelis ditahan BNN Kabupaten Sanggau.

Yohana LA Suyati menceritakan, menjelang akhir tahun 2016 hingga ditahan oleh BNN Kabupaten Sanggau pada tanggal 19 Februari 2017, Fidelis mulai menerapkan pengobatan dengan menggunakan ekstrak ganja.

"Pengetahuan dan pengobatan menggunakan ekstrak ganja itu didapatkan Fidelis berdasarkan literatur-literatur dari luar negeri yang didapatkannya dengan mencari sendiri menggunakan internet. Kami keluarga sama sekali tidak tahu-menahu tentang itu," ujar Yohana saat ditemui di rumah Fidelis, Senin (3/4/2017) sore.

Yeni membaik

Kondisi Yeni sebelum diobati dengan ekstrak ganja sungguh sangat memprihatinkan.

Yeni sulit tidur bahkan bisa beberapa hari berturut-turut tidak tidur.

Terkadang, sampai dua hingga tiga hari penuh tidak tidur walaupun sudah berusaha untuk tidur dan sudah menggunakan obat tidur, tetapi tetap tidak bisa tidur.

Yeni juga mengalami masalah dalam berkemih, yaitu tidak bisa mengeluarkan urine hingga perutnya membesar atau sebaliknya tidak bisa mengendalikan kencingnya.

Juga terjadi pembengkakan di sekitar kemaluan sehingga ketika ingin kencing, air kencingnya dapat keluar dengan sendirinya sebelum sampai ke kamar kecil.

"Urine yang dikeluarkan juga bercampur dengan darah kental berwarna kehitaman," ujar Yohana.

Setiap makanan yang sudah ditelannya, tidak berapa lama kemudian pasti dimuntahkan kembali.

Selain itu, juga terdapat luka di pinggang tengah bagian belakang yang dalam dan besar sekali hingga tulang kelihatan dan makin lama luka di bagaian belakang tubuh semakin banyak yang tumbuh dan besar-besar.

Kaki Yeni juga sering mengalami kram dan kebas dengan rasa sakit yang mendera, sehingga kadang sampai harus berteriak menahan sakit.

"Kedua kaki Yeni seperti lumpuh, tidak dapat digerakkan sendiri, tangan kirinya juga tidak dapat digerakkan," katanya.

Yeni juga sering mengeluarkan keringat berlebihan, meskipun cuaca dingin atau dalam ruang ber-AC.

Untuk mengatasi kondisi suhu, Fidelis kemudian memasang termometer untuk tetap bisa memantau kondisi suhu di dalam kamar.

"Hanya Fidelis yang tahu bagaimana cara merawat istrinya itu sehingga ketika dia ditahan, kami keluarga juga tidak bisa berbuat banyak. Karena selama ini semuanya dia lakukan sendiri cara perawatannya, termasuk mengatur suhu di kamar," papar Yohana.

Selama menderita penyakit, Yeni juga tidak mau berkomunikasi dengan orang luar dan lebih senang menyendiri di kamar.

Yeni lebih sering meminta lampu kamar dimatikan saja karena dia ingin tidur.

Menurut Yohana, terjadi perubahan besar semenjak Yeni menggunakan ekstrak ganja dalam proses penyembuhannya, mulai dari meningkatnya nafsu makan hingga bisa tertidur pulas sebagai mana rutinitas normal pada umumnya.

"Kami melihat istrinya sudah bisa tidur dan mau makan. Sebelumnya, Yeni bisa tidak tidur hingga berhari-hari, sampai minta obat ke Puskesmas dan minta dinaikkan dosisnya supaya bisa tidur, tetap tidak bisa tidur padahal dia sudah berusaha untuk tidur," ujar Yohana.

Nafsu makan Yeni meningkat, bahkan ia bisa menghabiskan setengah kilogram buah anggur dalam satu hari.

Yeni juga sudah bisa meminta menu makan yang diinginkan nya.

"Nafsu makannya ada dan tidak muntah lagi ketika sedang makan. Sebelumnya, setiap kali makan selalu dimuntahkan dan bahkan tidak mau makan sama sekali. Sampai badannya itu kurus, sangat kurus sekali," ungkapnya.

Pencernaan juga mulai lancar, baik itu buang air kecil maupun besar. Lubang-lubang pada luka-luka dekubitus sudah menutup karena daging yang baru sudah tumbuh dan permukaan luka sudah mengering.

"Bahkan, salah satu luka dekubitus di pinggang belakang yang sangat besar ukurannya sekitar satu kepalan tangan orang dewasa yang tulangnya kelihatan, sudah dapat menutup kembali dan permukaannya mengering," ungkap Yohana.

Pandangan mata dan penglihatan Yeni juga menjadi jelas.

Ingatannya mulai pulih dan bisa mengingat hal-hal secara detail di masa lalu.

Yeni juga sudah mau diajak berbicara, berkomunikasi, dan mulai banyak bertanya, bahkan sudah bisa bernyanyi.

Jari-jari tangan kiri yang sebelumnya lumpuh sudah mulai bisa digerakkan.

"Yeni juga sudah mulai berbicara tentang harapan atau angan-angannya kalau sudah sembuh dari penyakitnya. Misalnya, ia mengatakan kalau sudah sembuh akan membeli sepeda motor baru dan kalau sudah sembuh akan mengadakan misa di rumah dengan mengundang Romo (pastor)," ujar Yohana.

Harapan sirna

Namun, keceriaan yang mulai muncul di wajah Yeni kembali sirna.

Harapan untuk semakin membaik hilang karena Fidelis ditahan dan ekstrak ganja dimusnahkan sebagai barang bukti.

Yeni kemudian dibawa ke Rumah Sakit M Th Djaman Sanggau.

Yeni pun kembali mengalami kesulitan tidur, kadang tidak bisa tidur semalaman.

"Yeni sempat minta dicarikan obat tidur ke puskesmas supaya bisa tidur, padahal posisinya sedang dirawat di rumah sakit," papar Yohana.

Nafsu makan Yeni jauh menurun. Makan hanya beberapa sendok saja dan bahkan sangat sering menolak untuk diberi makan.

Setiap makanan yang masuk, dimuntahkan kembali.

Yeni juga merasakan panas padahal sudah menggunakan pendingin ruangan (AC).

Luka-luka dekubitus yang saat di rumah sudah mengering, kembali memerah dan berdarah, basah.

Tumbuh luka-luka dekubitus baru di pantat, selangkang, lutut, dan kedua kaki dengan ukuran cukup besar.

Kulit kaki Yeni mengelupas besar-besar dan keluar cairan dari kaki dan telapak kaki.

Bagian dada di sebelah kiri terasa sakit dan sesak napas sehingga sulit bernapas.

Perut Yeni pun perlahan mulai bengkak dan membesar pada saat menjelang akhir hayatnya.

Diperkirakan syringomyelia telah mematikan fungsi pencernaan, sehingga makanan dan minuman yang masuk tidak bisa dicerna lagi.

"Hal tersebut yang menyebabkan perutnya membesar, hingga akhirnya Yeni meninggal pada tanggal 25 Maret 2017 tepat 32 hari setelah Fidelis ditahan," ungkap Yohana.

Pada saat dokter dari BNN membawa Yeni ke rumah sakit, ungkap Yohana, Fidelis sempat memberikan manual petunjuk cara perawatan penyakit syringomyelia yang sempat dicetaknya sebelumnya.

Namun dikembalikan, dengan alasan rumah sakit punya standar prosedur sendiri dalam menangani pasien.

"Makanya kami katakan satu-satunya yang bisa merawat Yeni itu hanya Fidelis, karena dia yang punya panduannya itu, gak sembarangan," papar Yohana.

Padahal, berdasarkan hasil tes urine, sambung Yohana, menunjukkan hasil yang negatif.

Bahkan tes urin dilakukan sampai tiga kali dengan cara yang berbeda, tapi tetap menunjukkan hasil yang negatif.

Hingga detik-detik akhir hayat Yeni, pihak keluarga berharap Fidelis bisa menjenguk istrinya pada malam sebelum meninggal.

Sabtu, 25 Maret 2017, Yeni Riawati pun mengembuskan nafas terakhirnya.

Dengan pengawalan ketat, Fidelis diizinkan untuk melihat jenazah istrinya.

Namun, pada saat pemakaman, Fidelis tak diizinkan untuk berada di dalam mobil ambulans menemani peti jenazah istrinya.

"Fidelis tidak diperbolehkan naik ke mobil ambulans yang bawa jenazah istrinya, tapi dibawa pakai mobil yang ada pengawalnya," pungkas Yohana.

Sumber berita: http://lampung.tribunnews.com/2019/06/03/tulisan-lengkap-jerinx-sid-yang-diduga-melukai-sby-sedang-berduka-netizen-marah?page=all

Update info terbaru tentang Tribun Timur dengan Subscribe channel YouTube kami:

Follow juga akun twitter kami: 
A

A

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved