Kisah Perantau NTB di Palu, Makan Pisang dan Ambulans Misterius
Ia harus menerima kenyataan menjalani hidup di pinggiran Kota Palu dengan kondisi ekonomi yang kian menghimpit.
Penulis: abdul humul faaiz | Editor: Imam Wahyudi
Kesalahan serupa, tak mau diulanginya lagi. Ia yakin anak adalah rejeki di kemudian hari.
Keyakinan itu menguat ketika lahirnya anak mereka yang terakhir, di Rumah Sakit Undata Palu, Maret 2019 kemarin.
Menurut Syamsuddin, kelahiran anak terakhirnya, membukakan pintu rezki bagi mereka.
Itulah kenapa Syamsudin dan Nurhayati memberi nama anak bungsunya itu dengan nama Rizky.
Proses kelahirannya pun cerita Syamsuddin banyak keajaiban.
Tiba-tiba saja mobil ambulans muncul di depan rumah.
"Saya tidak tahu siapa yang panggil itu ambulans, pokoknya mereka bilang sudah ke rumah sakit saja dulu," katanya.
Setiba di rumah sakit perawatan bersalin sang istri juga ada yang tanggung.
Begitu juga selama menjalani perawatan pasca melahirkan, makanan serta susu terus berdatangan.
Hingga saat ini Syamsuddin tidak tahu siapa dermawan yang mau menanggulangi biaya rumah sakit istrinya.
"Setidaknya kalau saya tahu, saya ingin bilang terima kasih banyka," pungkasnya. (Tribunpalu.com/Abdul Humul Faaiz).