Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mutiara Ramadan 1440

Lapar karena Puasa Beda Lapar karena Perut Kosong, Mengapa?

Meski berbeda-beda siklus rasa lapar setiap individu, secara umum laparnya orang berpuasa (shaim) itu berbeda dengan laparnya orang tidak berpuasa.

Editor: AS Kambie
zoom-inlihat foto Lapar karena Puasa Beda Lapar karena Perut Kosong, Mengapa?
KH Cholil Nafis PhD

Letak perbedaannya ada pada "niat" (intention) yang harus dilakukan sebelum terbit fajar. Niat adalah "nutrisi" spiritual bagi orang yang berpuasa. Dalam psikologi, niat menjadi kekuatan bagi tubuh.

"Janganlah seseorang mengadili dua orang yang bertikai sementara dalam keadaan marah." (HR Bukhari dan Muslim). Imam Syafi'i ra berkata dalam kitabnya al-Umm (6/199), "Marah dapat mempengaruhi akal dan pemahaman."

KH Cholil Nafis Lc MA PhD
Ketua Komisi Dakwah MUI

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Setiap orang yang berpuasa pasti merasa lapar. Namun masing-masing memiliki pengalaman rasa yang berbeda-beda.

Ada orang yang merasa lapar saat pagi, sekira pukul 09.00-11.00. Ada yang perutnya terasa perih saat siang, sekira pukul 12.00-14.00. Ada juga yang merasa begitu lemas saat pukul 16.00-18.00 (menjelang berbuka).

Perbedaan rasa lapar setiap orang tergantung dari kebiasaan (habit) makan dan minum setiaphari. Ada yang biasa santap pagi (sarapan). Ada yang tidak biasa sarapan. Ada yang menghindari makan siang.

Ada pula yang tidak mau makan sore/malam karena alasan khusus, dan lain-lain. Sementara saat berpuasa, haus dan laparnya sepanjanghari, sehingga pengalaman setiap orang berbeda-beda.

Meski berbeda-beda siklus rasa lapar setiap individu, secara umum laparnya orang berpuasa (shaim) itu berbeda dengan laparnya orang tidak berpuasa. Benarkah? Bukankah lapar karena tidak mendapat asupan makanan sama saja rasanya?

Setiap orang pasti pernah merasakan bagaimana rasanya lapar saat telat makan. Perut benar-benar melilit dan emosi tidak stabil. Saat seperti ini jangan sekali-kali membuat masalah karena bisa jadi emosi tidak terkendali.

Kondisi lapar bisa membuat orang menjadi tidak terkontrol. Betapa banyak orang yang tega menyakiti atau membunuh orang lain karena dalam kondisi lapar.

Rasulullah SAW dalam sebuah Hadis berpesan kepada juru adil (hakim) agar tidak memutuskan suatu perkara dalam keadaan marah. Karena orang yang sedang marah sangat mungkin memutuskan perkara secara tidak adil.

"Janganlah seseorang mengadili dua orang yang bertikai sementara dalam keadaan marah." (HR Bukhari dan Muslim). Imam Syafi'i ra berkata dalam kitabnya al-Umm (6/199), "Marah dapat mempengaruhi akal dan pemahaman."

Keadaan apa saja yang dirasakan seseorang dapat mempengaruhi akal dan pemahamannya, maka pada saat itulah seorang hakim tidak boleh memutuskan suatu perkara. Jika ia merasakan sakit, lapar, cemas, sedih atau senang yang berlebihan akan mempengaruhi pikiran.

Nah, satu di antara penyulut kemarahan seseorang dipengaruhi oleh perutnya yang kosong. Namun, bukan berarti saat memutuskan perkara seorang hakim dilarang berpuasa yang pastinya juga lapar. Lalu apa perbedaan lapar karena telat makan dengan lapar karena puasa?

Letak perbedaannya ada pada "niat" (intention) yang harus dilakukan sebelum terbit fajar. Niat adalah "nutrisi" spiritual bagi orang yang berpuasa. Dalam psikologi, niat menjadi kekuatan bagi tubuh.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved