Budiman Sudjatmiko Gagal Meraih Kursi di DPR RI, Gara-gara Sibuk Urus Pilpres?
Budiman Sudjatmiko Gagal Meraih Kursi di DPR RI, Gara-gara Sibuk Urus Pilpres?
Budiman Sudjatmiko Gagal Meraih Kursi di DPR RI, Gara-gara Sibuk Urus Pilpres?
TRIBUN-TIMUR.COM - Politisi Demokrat, Andi Arief mengaku prihatin lantaran POlitisi PDIP, Budiman Sudjatmiko gagal meraih kursi di DPR RI.
Hal tersebut disampaikan Andi Arief melalui akun twitternya @AndiArief__ Senin (29/4/19).
Mulanya, Andi Arief menuliskan bahwa dirinya merasa terkejut dan prihatin karena Budiman dan satu kader PDIP lain, Eva Sundari gagal masuk senayan.
Lantas cuitan tersebut ditanggapi oleh netizen dengan akun @FSariandi dan langsung menandai Budiman.
"Serius om @budimandjatmiko ? Duuuh," kata warganet itu.
Lantaran ditanya, Budiman lantas memberikan tanggapannya.
Ia menyebut bahwa menang dan kalah adalah hal yang biasa.
"Pernah menang, pernah kalah. Biasa aja. Nanti menang lagi. Itu juga biasa," tulis Budiman yang juga menautkan emoticon senyum dalam kicauannya itu.
Budiman lantas menanggapi cuitan Andi Arief dengan menulsikan sebuah quotes.
"Dalam perang, kita mati sekali. Dalam politik, kita mati berkali2"
--Winston Chutchill--
(Catatan: utk bisa mati berkali2, seseorang pasti pernah hidup berkali2)," tulisnya.
Setelah itu Budiman lantas mengatakan bahwa dirinya tahu batas diri.
Budiman menyebutkan, dirinya pernah meminta Sekjen PDIP untuk tak kembali dicalonkan pada Pileg 2019 karena sudah menjadi anggota DPR selama 2 periode.
Budiman mengaku, dirinya memiliki ketertarikan lain di bilang inovasi sosial dan teknis Revolusi 4.0.
"Saya tahu batas diri saya. Krn itu saya dulu minta izin Sekjen @PDI_Perjuangan utk tdk mencalegkan lagi pd 2019 setelah pernah jd wakil rakyat 2 periode.
Passion saya sdh ke yg lain. Mencari tantangan2 baru dlm inovasi sosial & teknis #Revolusi40," tulis Budiman.
Budiman juga menceritakan bahwa dirinya sempat mati dalam politik terlebih pertarungan kebebasan, namun hidup kembali pada 1998, saat revormasi.
Budiman menyebutkan bahwa hidupnya berlanjut demi kesetaraan melalui UU Desa dan juga untuk periode keduanya di DPR.
Namun, kini ia mati (tak lolos parlemen), dan siap untuk hidup kembali.
"Saya dulu "mati" dlm pertarungan Kebebasan, lantas "hidup" lagi di 1998.
"Hidup" berlanjut demi Kesetaraan lewat @UUDesa & lanjut "hidup" u/ periode ke 2.
Kini saya "mati", tp siap u/ "hidup" lagi bertarung u/ Kemajuan.
1 hal pasti: hidupku tdk membosankan," tulis Budiman.
Dalam kicauan lain, Budiman juga mengaku bahwa 'mati' yang ia rasakan berbeda dengan 'mati' pada 1996.
Ia lantas menyebutkan, jika menang juga rasanya juga pasti akan berbeda dari 'hidup' pada momen 'hidup' di waktu sebelumnya.
"Emosinya gak seseru waktu "mati" 1996 dulu. "Mati" yg sekarang ini rasanya tawar.
Mungkin andai pun menang, menangku pun tawar rasanya (gak spt waktu Soeharto jatuh 1998, lolos DPR pertamakali 2009 & @UUDesa gol pd akhir 2013)," kicau Budiman.
Setelah itu, Budiman kembali mengatakan bahwa ia kalah lantaran pecah konstentari antara Pilpres dengan Pileg.
Ia menyadari bahwa sumber dayanya terbatas dan ia memilih untuk memprioritaskan pilpres.
"Pecah konsentrasi saya ke pilpres. Itu lbh menentukan arah Indonesia drpd saya jd DPR. Sumber daya saya terbatas, lebih baik utk yg lebih prioritas. Indonesia lbh besar dr dapil," tulisnya.
Diketahui, Budiman Sudjatmiko maju dalam Pileg 2019 di dapil Jawa Timur VII. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Disebut Andi Arief Gagal Jadi DPR, Budiman Sudjatmiko: Emosinya Gak Seru, http://jateng.tribunnews.com/2019/04/29/disebut-andi-arief-gagal-jadi-dpr-budiman-sudjatmiko-emosinya-gak-seru?page=all.
Penulis: Wahyu Ardianti Woro Seto
Editor: abduh imanulhaq