Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Wiki

TRIBUNWIKI: #AniesDimana Trending di Twitter, Anies Baswedan Dihadang Banjir Jakarta, Ini Profilnya

Meski jalan itu terendam banjir, tapi masih banyak kendaraan yang nekat melintas.

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Ina Maharani
KOMPAS.COM
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan 

 
TRIBUN-TIMUR.VOM, MAKASSSAR- Tagar #AniesDimana menjadi trending topic di kanal sosial media twitter, Sabtu (26/4/2019).

Rupanya banjir di Jakarta menimbulkan berbagai respon dari para warganet.

Sejuamlah warganet ramai-ramai memberi tagar untuk postingannya, seperti mencari seseorang bernama Anies.

Ternyata hashtag tersebut merupakan sindiri kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Jakarta keren ya?
Punya wahana waterpark terbesar, gratis lagi
Terimakasih pak anies.
Tp #AniesDimana" tulis @bakulcenil2 sambil disertai gambar seorang pria dan wanita dalam keadaan banjir mengacungkan tangan keatas.

Hal tersebut kemudian direspon oleh Anies Baswedan melalui akun twitternya.

Dilansir dari Tribun Jakarta, Anies Baswedan juga memberikan sebuah tayangan video dalam postingan di Twitter.

"Beginilah situasi Pintu Air Manggarai mulai kemarin malam sampai datangnya air dan sampah pagi tadi.

Ini menunjukkan pentingnya kita sama-sama menjaga sungai, tidak membuang sampah ke sungai sejak dari hulu sampai hilir

Banjir parah diantaranya terjadi di Jatinegara Jakarta Timur.

Air di kali Ciliwung meluap akibat banjir kiriman dari Bogor yang berdampak Jalan Jatinegara Barat terendam air setinggi 60 CM, Jumat (26/4/2019).

Meski jalan itu terendam banjir, tapi masih banyak kendaraan yang nekat melintas.

Kemacetan panjang dan klakson bertalu-talu di antara warga yang coba mengarungi banjir dengan berjalan kaki dan berenang.

Terkait dengan banjir yang melanda sejumlah kawasan di DKI Jakarta itu, Anies Baswedan memberikan apresiasi terhadap sejumlah petugas, yang bekerja tanpa mengenal lelah.

"Kepada seluruh jajaran Pemprov DKI yang terus siaga sejak tadi malam, terima kasih.

Jaga stamina Ibu/ Bapak, tetap utamakan keselamatan," tulisnya.

Siapa Anies Baswedan?

Dilansir dari wikipedia, Anies dilahirkan di Kuningan, Jawa Barat pada tanggal 7 Mei 1969 dari pasangan Rasyid Baswedan dan Aliyah Rasyid.

Anies mulai mengenyam bangku pendidikan pada usia 5 tahun.

Saat itu, ia bersekolah di TK Masjid Syuhada.

Menginjak usia enam tahun, Anies masuk ke SD Laboratori, Yogyakarta.

Di masa kecilnya, Anies dikenal sebagai seseorang yang mudah bergaul dan memiliki banyak teman.

Masa remaja dan kuliah

Setelah lulus SD, Anies diterima di SMP Negeri 5 Yogyakarta.

Dia bergabung dengan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di sekolahnya, dan menduduki jabatan sebagai pengurus bidang humas yang dijuluki sebagai "seksi kematian," karena tugasnya mengabarkan kematian.[6] Anies juga pernah ditunjuk menjadi ketua panitia tutup tahun di SMP-nya.

Lulus dari SMP, Anies meneruskan pendidikannya di SMA Negeri 2 Yogyakarta.

Dia tetap aktif berorganisasi hingga terpilih menjadi Wakil Ketua OSIS dan mengikuti pelatihan kepemimpinan bersama tiga ratus orang Ketua OSIS se-Indonesia.

Hasilnya, Anies terpilih menjadi Ketua OSIS se-Indonesia pada tahun 1985.

Pada tahun 1987, dia terpilih untuk mengikuti program pertukaran pelajar AFS dan tinggal selama setahun di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat.

Program ini membuatnya menempuh masa SMA selama empat tahun dan baru lulus pada tahun 1989.

Sekembalinya ke Yogyakarta, Anies mendapat kesempatan berperan di bidang jurnalistik.

Ia bergabung dengan program Tanah Merdeka di Televisi Republik Indonesia cabang Yogyakarta dan mendapat peran sebagai pewawancara tetap tokoh-tokoh nasional.

Masa kuliah

Anies diterima masuk di Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Dia tetap aktif berorganisasi, bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam dan menjadi salah satu anggota Majelis Penyelamat Organisasi HMI UGM.

Di fakultasnya, Anies menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa dan ikut membidani kelahiran kembali Senat Mahasiswa UGM setelah pembekuan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dia terpilih menjadi Ketua Senat Universitas pada kongres tahun 1992[9] dan membuat beberapa gebrakan dalam lembaga kemahasiswaan.

Anies membentuk Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai lembaga eksekutif memosisikan senat sebagai lembaga legislatif yang disahkan oleh kongres pada tahun 1993.

Masa kepemimpinannya juga ditandai dengan dimulainya gerakan berbasis riset, sebuah tanggapan atas tereksposnya kasus BPPC yang menyangkut putra Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra.

Anies turut menginisiasi demonstrasi melawan penerapan Sistem Dana Sosial Berhadiah pada bulan November 1993 di Yogyakarta.

Pada tahun 1993, Anies mendapat beasiswa dari JAL Foundation untuk mengikuti kuliah musim panas di Sophia University, Tokyo dalam bidang kajian Asia.

Beasiswa ini ia dapatkan setelah memenangkan sebuah lomba menulis mengenai lingkungan.

Setelah lulus kuliah, Anies bekerja di Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi UGM, sebelum mendapat beasiswa Fulbright dari AMINEF untuk melanjutkan kuliah masternya dalam bidang keamanan internasional dan kebijakan ekonomi di School of Public Affairs, University of Maryland, College Park pada tahun 1997. Ia juga dianugerahi William P. Cole III Fellow di universitasnya, dan lulus pada bulan Desember 1998.

Sesaat setelah lulus dari Maryland, Anies kembali mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya dalam bidang ilmu politik di Northern Illinois University pada tahun 1999.

Dia bekerja sebagai asisten peneliti di Office of Research, Evaluation, and Policy Studies di kampusnya, dan meraih beasiswa Gerald S. Maryanov Fellow, penghargaan yang hanya diberikan kepada mahasiswa NIU yang berprestasi dalam bidang ilmu politik pada tahun 2004.

Dalam berbagai kesempatan, Anies Baswedan selalu mengatakan ada tiga hal yang ia jadikan pedoman dalam memilih karier, yaitu apakah secara intelektual dapat tumbuh, apakah masih dapat menjalankan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga, dan apakah mempunyai pengaruh sosial.

Pada 15 Mei 2007, Anies Baswedan menemui momen penting dalam kariernya.

Ia dilantik menjadi Rektor Universitas Paramadina, menggantikan posisi yang dulu ditempati oleh cendekiawan Muslim, Nurcholish Madjid atau biasa disapa dengan Cak Nur, yang juga merupakan pendiri universitas tersebut.

Dilantiknya Anies menjadi rektor membuatnya tercatat sebagai rektor termuda di Indonesia, di mana saat itu usianya baru menginjak 38 tahun.

Komitmen Anies Baswedan untuk ikut turun tangan mendorong orang-orang baik ia lanjutkan dengan membantu pasangan capres-cawapres Jokowi-JK dalam pilpres 2014.

Anies membantu pasangan nomor urut dua dalam Pilpres 2014 ini dengan menjadi juru bicara pasangan tersebut.

Pasca dinyatakan memenangkan pemilu presiden oleh KPU pada 22 Juli 2014.

Pasangan Jokowi-JK meminta Anies untuk menjadi salah satu Deputi Rumah Transisi Jokowi-JK.

Rumah transisi tersebut ditujukan untuk menyiapkan kabinet dan menyempurnakan program sebelum pengangkatan resmi Jokowi-JK sebagai Presiden dan Wakil Presiden.

Sepak terjang Anies Baswedan di bidang pendidikan membuatnya diberi amanat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Kabinet Kerja Jokowi-JK periode 2014-2019 sejak 27 Oktober 2014.

Anies merupakan salah satu menteri yang datang dari kalangan profesional di Kabinet Kerja.

Pada Kabinet Kerja Jokowi-JK, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dipecah menjadi dua, yaitu Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah serta Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang merupakan gabungan Kementerian Riset dan Teknologi dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbud sebelumnya.

Akan tetapi Kementerian yang dipimpin Anies pada akhirnya mempertahankan nama resminya sebagai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kontroversi

Ia memulai kontroversi sebagai Gubernur DKI Jakarta dengan menggunakan kata "pribumi" dalam pidato, yang membuahkan keresahan dan tuntutan hukum.

Beberapa hari menjabat, akses Jalan Jatibaru di Tanah Abang yang menjadi sumber kemacetan ditutup dan digunakan setengahnya untuk mengakomodasi pedagang kaki lima. Kebijakan ini juga menghasilkan laporan ke polisi.

Ia juga menciptakan kontroversi dengan mengusulkan legalisasi becak.

Namun setelah dikecam, Anies berkelit bahwa ucapannya telah dipelintir, ia bukan bermaksud mengizinkan becak masuk kembali ke Jakarta, namun mengatur dan membatasi becak yang sudah ada di jalanan kampung, jika memang daerah tersebut membutuhkan.

Ia juga menciptakan kontroversi dengan menunjuk 73 tenaga TGUPP, melonjak dibandingkan sebelumnya.

Selain itu banyak tenaga yang dianggap tidak layak karena bukan PNS dan bukan ahli di bidangnya. Namun Anies bersikeras ia hanya mengikuti aturan dan menyalahkan kenapa TGUPP sebelumnya diperbolehkan, kini dilarang.

Kehidupan pribadi

Anies merupakan cucu dari pejuang nasional Abdurrahman Baswedan, seorang jurnalis dan diplomat yang pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Penerangan pada masa revolusi fisik. Kedua orang tuanya berasal dari kalangan akademis.

Ayahnya, Drs. Rasyid Baswedan, merupakan dosen di Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, sementara ibunya, Prof. Dr. Aliyah Rasyid, M.Pd. merupakan guru besar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta.

Anies menikah dengan Fery Farhati Ganis, seorang sarjana psikologi dari Universitas Gadjah Mada pada tanggal 11 Mei 1996.

Fery mendapat gelar magisternya dalam bidang parenting education dari Northern Illinois University.

Pasangan ini dikaruniai empat orang anak: Mutiara Annisa, Mikail Azizi, Kaisar Hakam dan Ismail Hakim.

Data diri:

Informasi pribadi

Nama lengkap: Anies Rasyid Baswedan

Instagram: @aniesbaswedan

Lahir: Kuningan, Jawa Barat, Indonesia 7 Mei 1969

Kebangsaan: Indonesia

Pasangan: Fery Farhati Ganis

Hubungan: Abdurrahman Baswedan (kakek)

Ridwan Baswedan (adik)

Abdillah Baswedan (adik)

Novel Baswedan (sepupu)

Anak: Mutiara Annisa Baswedan

Mikail Azizi Baswedan

Kaisar Hakam Baswedan

Ismail Hakim Baswedan

Orang tua: Rasyid Baswedan (ayah) dan Aliyah Rasyid (ibu)

Alma mater: Universitas Gadjah Mada

University of Maryland, College Park

Pekerjaan: Akademisi

Politisi

Pendidikan
SD IKIP Labrotori II, Yogyakarta ( 1982 )
SMP Negeri 5, Yogyakarta ( 1985 )
SMA, South Milwaukee, Senior High School (AFS Year Program), Wisconsin, Amerika ( 1988 )
SMA Negeri 2, Yogyakarta ( 1989 )
S1. Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta ( 1995 )
S2. University of Maryland, School of Public Policy, College Park, Amerika Serikat ( 1998 )
S3. Northern Illinois University, Department of Political Science, DeKalb, Illinois, Amerika Serikat ( 2005 )

Karier
Redaktur dan Pembawa Acara "Tanah Merdeka" (Program TVRI Yogyakarta) ( 1989 - 1991 )
Program Koordinator di Center for Student and Community Development ( 1993 - 1994 )
Peneliti dan Koordinator Proyek di Pusat antar Universitas (PAU)
Studi Ekonomi UGM ( 1994 - 1996 )
Peneliti pada The Office of Research, Evaluation, and Policy Studies, Northern Illinois University (2000 - 2004)
Peneliti pada Center for Governmental Studies, Northern Illinois University ( 2000 - 2000 )
Research Manager di IPC, Inc., Chicago, Illinois, Amerika ( 2004 - 2005 )
Direktur Riset The Indonesian Institute, Center for Public Policy Analysis, Jakarta ( 2005 - 2009 )
Peneliti Utama di The Indonesian Survei Institute (LSI), Jakarta ( 2005 - 2007 )
National Advisor Bidang Desentralisasi dan Otonomi Daerah pada Partnership for Governance Reform, Jakarta ( 2006 - 2007)
Rektor Universitas Paramadina ( 2007 - 2011 )
Pendiri dan Ketua Gerakan Indonesia Mengajar ( 2010 )
Presenter Program Save Our Nation, Metro TV ( 2010 )
Presenter Young Global Leaders Summit, Tanzania, Afrika ( 2010 )
Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Kabinet Kerja (2014-2016)
Gubernur DKI Jakarta (2017-2022)

Penghargaan
AFS Intercultural Program, Milwaukee High School, Wisconsin, AS ( 1987 )
JAL Scholarsip ( 1993 )
Fulbright Scholarship ( 1997 )
ASEAN Student Awards Program (USAID-USIA-NAFSA) ( 1998 )
William P Cole III Fellowship, Universitas Maryland ( 1998 )
Indonesian Cultural Foundation Scholarship ( 1999 )
Gerald Maryanov Fellow, Northem Illions University ( 2004 )
William P Cole III Fellow di Maryaland School of Public Policy, ICF Scholarship ( 2005 )

Link berita: http://m.tribunnews.com/metropolitan/2019/04/27/banjir-terjang-jakarta-tagar-aniesdimana-sempat-merajai-trending-topic
Sumber: Instagram

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved