Tribun Wiki
TRIBUNWIKI: Berulang Tahun ke-93, Ini Kisah Perjalanan Ratu Elizabeth II
Ia adalah ratu monarki konstitusional dari 16 negara berdaulat (dikenal sebagai Alam Persemakmuran)
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Ina Maharani
Keduanya dididik secara privat di rumah dengan pengawasan dari ibu dan pengasuh mereka, Marion Crawford atau "Crawfie".
Pelajaran yang diajarkan pada mereka berdua adalah sejarah, bahasa, sastra, dan musik.
Bertemu dengan Pangeran Philip
Elizabeth bertemu dengan calon suaminya, Pangeran Philip dari Yunani dan Denmark pada tahun 1934 dan 1937.
Mereka berdua merupakan sepupu dalam garis kedua berdasarkan silsilah Raja Christian IX dari Denmark dan sepupu ketiga dalam garis Ratu Victoria.
Setelah pertemuan lainnya di Sekolah Angkatan Laut Britania Raya di Dartmouth pada bulan Juli 1939, Elizabeth yang pada saat itu masih berusia 13 tahun mengungkapkan bahwa ia jatuh cinta pada Pangeran Philip dan kemudian mereka berdua mulai berkirim surat.
Pertunangan mereka diumumkan secara resmi pada tanggal 9 Juli 1947.
Pertunangan mereka ini diiringi oleh mencuatnya berbagai kontroversi: Philip tidak memiliki dasar keuangan yang memadai dan merupakan seorang kelahiran asing (meskipun ia pernah bertugas di Royal Navy selama Perang Dunia Kedua).
Philip juga memiliki saudara perempuan yang telah menikah dengan seorang bangsawan Jerman Nazi.
Dia adalah seorang pangeran tanpa rumah atau kerajaan.
Beberapa penasehat juga mempermasalahkan status Philip yang merupakan seorang kelahiran asing.
Sebelum pernikahan dilangsungkan, Philip menanggalkan gelar Yunani dan Denmark nya, pindah agama dari Ortodoks Yunani menjadi Anglikan, serta mengganti gelarnya menjadi "Letnan Philip Mountbatten", mengadopsi nama keluarga Inggris pihak ibunya.
Tepat sebelum pernikahan, Philip dinobatkan menjadi Adipati Edinburgh, dengan gelar His Royal Highness (Yang Mulia).
Elizabeth dan Philip menikah pada tanggal 20 November 1947 di Westminster Abbey. Mereka berdua menerima 2500 hadiah pernikahan dari para tamu dan undangan di seluruh dunia.
Karena Britania Raya belum sepenuhnya pulih dari kehancuran pasca perang dunia, Elizabeth menggunakan kupon rangsum untuk membeli bahan gaunnya, yang dirancang oleh Norman Hartnell.