VIDEO: Deklarasi Golput, Mahasiswa Majene Diseret Polisi
Demonstrasi ini berujung ricuh. Saat mahasiswa membentuk simpul dan hendak membakar keranda, polisi lalu mencegat aksi tersebut.
Penulis: edyatma jawi | Editor: Imam Wahyudi
Demontran lainnya, Mutmah mengatakan, aksi golput merupakan sikap politik. Itu sebagai bentuk kritik terhadap elit partai dan peserta pemilu yang hanya mengumbar janji.
"Mereka harusnya menjadi penyambung lidah rakyat, tapi sampai sekarang tidak ada buktinya," tegas Mutmah.
Baginya, perwakilan rakyat yang terpilih melalui proses pemilu mestinya menjadi perwakilan seutuhnya. Yakni bisa memberikan manfaat bagi masyarakat melalui pemanfaatan sumber daya alam.
Namun, perwakilan rakyat itu dinilai justru mengeksplorasi kekayaan alam untuk kepentingan pribadi.
"Itu merampas ruang hidup masyarakat," tegasnya.
Selain itu, peserta pemilu saat ini dianggap tidak beretika. Banyak yang menggunakan bahasa tidak bermoral untuk menarik perhatian pemilih.
"Salah satunya, cobloska kalau mauki enak, tusukka kalau mau ki enak," katanya.
Ia menilai, harusnya bahasa seperti itu tidak digunakan untuk kampanye. Tapi yang mesti dilakukan yakni menuntaskan seluruh kasus kekerasan terhadap perempuan. (Tribun Majene.com)
Laporan wartawan Tribun Timur, @edyatmajawi