Benarkah Dihantui? Pelaku Pembunuhan Budi Hartanto Sampai Menjerit & Lari Ketakutan Tengah Malam
Benarkah Dihantui? Pelaku Pembunuhan Budi Hartanto Sampai Menjerti & Lari Ketakutan Tengah Malam
Dia menjawab kaget karena pundaknya seperti kejatuhan kayu yang berat," ungkapnya.
Sejak kejadian itu, warung nasi goreng yang dikelola Aris kemudian tutup.
Usaha warung nasi goreng di Desa Sambi Aris itu baru sekitar 10 hari.
Sehingga warga belum banyak yang mengetahui identitasnya.
Baca: 5 Fakta Pelaku Pembunuhan Budi Hartanto yang Dimutilasi, Asal Koper hingga Bakar Baju Korban
Baca: UPDATE Mayat Tanpa Kepala di Koper, Terungkap Lokasi Mutilasi Tubuh Guru Honorer Budi Hartanto
Baca: Kronologi Potongan Kepala Budi Hartanto Ditemukan, Pelaku Tunjuk Lokasinya, Dibungkus Plastik
Baca: FAKTA BARU Pembunuhan Budi Hartanto yang Dimutilasi, Korban Dikenal Sering Berganti Pasangan, Motif?
Termasuk Sujilah yang rumahnya bersebelahan malahan mengaku belum kenal namanya.
"Kami memang sempat bertegur sapa, tapi saya tidak tanya siapa namanya," ujarnya.
Sedangkan warung yang dipakai berjualan milik warga yang saat ini merantau bekerja sebagai TKI di Malaysia.
Aris yang juga pernah menjadi TKI di Malaysia merupakan warga Desa Mangunan, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
Aris bersama dengan Ajis merupakan dua tersangka kasus mutilasi Budi Hartanto, guru honorer dan pemilik sanggar CK Dance Home yang berlokasi di ruko GOR Jayabaya, Kota Kediri.
Pelaku Cerita Bagaimana Mutilasi Kepala Budi Hartanto
Interogasi tersebut di awali dengan sebuah pertanyaan tentang proses mutilasi korban.
Saat ditanya penyidik perihal siapa yang memotong leher korban, Ajis Prakoso dengan sedikit memicingkan mata ke arah penyidik, mengawali diri menjawab pertanyaan itu.
Artikulasi ucapannya terbilang lugas, hanya saja intonasinya terdengar agak begitu lirih, seakan masih ragu hendak menyampaikan keutuhan informasi tersebut.
Ajis mengaku dirinyalah yang melakukan proses pemotongan pertama kali pada bagian leher korban.
Karena sempat alami kesulitan, pekerjaan Ajis yang belum sepenuhnya rampung itu, akhirnya dilanjutkan oleh Aris Sugianto.