Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Wiki

TRIBUNWIKI: Penyanyi Senior Indonesia Mus Mulyadi Tutup Usia, Ini Profil dan Perjalanan Karirnya

Terlahir dengan nama Mulyadi, dilahirkan di Kota Surabaya, dan menghabiskan masa kecil hingga remajanya di kota itu.

Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Ina Maharani
WARTA KOTA/Nur Ichsan
Mus Mulyadi 

 
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Penyanyi senior Indonesia Mus Mulyadi (73) meninggal dunia pada Kamis (11/4/2019).

Penyani Keroncong Indonesia

Dikutip dari wikipedia.org Mus Mulyadi adalah penyanyi keroncong Indonesia.

Ia bahkan mendapat julukan sebagai si "Buaya Keroncong". Beberapa lagunya yang menjadi hit antara lain, "Kota Solo", "Dinda Bestari", "Telomoyo", dan "Jembatan Merah".

Ia pernah menjadi anggota Favourite Band. Istrinya juga seorang penyanyi, Helen Sparingga, dan adiknya juga menjadi penyanyi pop dan jazz Mus Mujiono di era 1980-an.

Masa Kecil

Terlahir dengan nama Mulyadi, dilahirkan di Kota Surabaya, dan menghabiskan masa kecil hingga remajanya di kota itu.

Ia adalah anak ketiga dari delapan bersaudara anak dari pasangan Ali Sukarni dan Muslimah.

Bakat seninya tumbuh secara otodidak karena pengaruh dalam keluarganya yang memang seniman.

Meskipun ia tidak pernah dirancang oleh ayahnya yang berprofesi sebagai pemain Gamelan untuk mengikuti jejaknya.

Tiga saudaranya memilih berkecimpung dalam bidang seni tarik suara.

Dua kakaknya yakni Sumiati berprofesi sebagai penyanyi keroncong di Belanda dan abangnya Mulyono dikenal di Surabaya sebagai penyanyi keroncong.

Selain itu adiknya Mus Mujiono pun pada akhirnya terjun ke dunia musik dengan memilih musik jazz dan pop sebagai jalur pilihan kariernya.

Karier

Mendirikan Band Irama Puspita

Sebelum terjun sebagai penyanyi, pada masa remajanya di Surabaya ia telah membentuk sebuah band '''Irama Puspita''' dengan personil tiga belas wanita-wanita perkasa yang telah dipersiapkannya untuk sukses di panggung hiburan.

Ia menjadi pelatih band Irama Puspita selama beberapa tahun. Band asuhannya ini pernah manggung di acara POI Ganefo di Jakarta dan merajai berbagai lomba festival musik di Surabaya.

Namun tiga di antara anggotanya tanpa sepengetahuannya kemudian memilih hengkang, dan secara diam-diam pindah ke Jakarta.

Ketiganya adalah Titiek AR, Lies AR dan Sugien alias Susy Nander.

Ketiganya kemudian diketahui bergabung dengan sebuah band wanita di ibukota yang bernama Dara Puspita. Tak lama kemudian Mus Mulyadi pun membubarkan band asuhannya tersebut.

Mendirikan Band Arista Birawa

Mus bergabung sebuah grup band '''Arista Birawa''' pada tahun 1964 yang dibentuk oleh Busro Birawa.

Personilnya adalah ia sendiri sebagai pemegang bas dan merangkap sebagai vokalis, Jeffry Zaenal (Abidin)' pada drum, M Yusri pada Rhythm, Oedin Syach pada Lead guitar, bersama Sonata Tanjung.

Bersama Arista Birawa, Mus Mulyadi menelurkan satu album Jaka Tarub yang diproduksi PT Dimita Moulding Industries Record pada tahun 1965.

Belakangan band itu menghasilkan album rekaman lokal Si Ompong dan Masa Depanmu di Serimpi Recording tahun 1972 tanpa keterlibatan Mus Mulyadi.

Kemudian dirilis ulang pada tahun 2005 di recording Shadoks-Jerman.

Mengembara ke Singapura

Atas ajakan temannya Jerry Souisa sebagai pemimpin group, mengajak dua anggota Arista Birawa yakni Mus Mulyadi dan Jeffry Zaenal dan seorang rekannya Arkan untuk melakukan tour pertunjukan di Singapura.

Meski pada mulanya ia ragu untuk meninggalkan bandnya yang sudah mempunyai gaung di kalangan arek-arek Surobayo.

Apalagi saat itu ayahnya belum lama meninggal dunia. Namun akhirnya bersama tiga rekannya, ia meninggalkan Surabaya dan nekat mencoba mengadu nasib ke Singapura pada tahun 1967.

Menggunakan kapal kayu selama 2 minggu perjalanan hingga mendarat di Tanjung Pinang.

Favourite's Group

Pada tahun 1971 ia rekaman solo di Remaco diiringi kelompok A Riyanto, Empat Nada Band.

A Riyanto kemudian mengajaknya bergabung dengan band Empat Nada. Oleh A. Riyanto, konsep band 4 Nada sebagai band pengiring tetap yang selama ini dilakoninya di Remaco hendak diubahnya menjadi sebuah band mandiri. Band baru diberi nama Favourite's Group.

Anggota awalnya adalah Mus Mulyadi (vokal/Rhythm), dan 4 anggota band 4 Nada : A Riyanto alias Kelik (Keyboard/Vokal), '''Nana Sumarna''' (Bass), '''Eddy Syam''' (Gitar) dan '''M. Sani''' (Drum).

Mereka sangat modern dalam bermusik, tapi juga sangat maju dengan sentuhan romantisme masa silam. Mereka berhasil menempatkan nilai-nilai musik di kepala mereka sehingga menjadi kekuatan bagi Favourite’s Group.

Mereka lalu rekaman di Musica Studio. Lahirlah lagu: "Cari Kawan Lain", "Angin Malam", "Seuntai Bunga Tanda Cinta", "Nada Indah".

Kaset ini ternyata meledak dan langsung mengangkat popularitas band ini. Namun selepas album vol. I ini terjadi perubahan formasi personil, dimana 3 anggota memilih kembali ke bandnya semula band 4 Nada.

Di sela aktivitasnya Favourite's Group, Mus Mulyadi ditawarkan oleh produser untuk membuat solo album.

Dalam album tersebut Mus Mulyadi dibuatkan sebuah lagu berbahasa Jawa oleh Is Haryanto berjudul "Rek Ayo Rek".

Lagu ini ternyata meledak di pasaran. Bahkan menjadi legenda dan salah satu icon abadi kota Surabaya. Setelah menyelesaikan album Favourite's Groupvol. 4 "Aku Tak Berdosa", Mus Mulyadi kemudian memilih mengundurkan diri dari Favourite's Group untuk berfokus pada karier penyanyi solo.

Posisinya kemudian digantikan oleh Mamiek Slamet pada tahun 1978 setelah sebelumnya band ini sempat beraktivitas tanpa vocalist utama.

Keluar dari Favourite Group & Bernyanyi Solo

Mus kemudian mencoba menyanyikan lagu keroncong pop, ternyata hasilnya luar biasa dan meledak di mana-mana, seperti lagu Kr Dewi Murni.

Kasetnya laku keras. Setelah itu, julukan "Buaya Keroncong" pun melekat padanya.

Saat show ke luar negeri seperti Belanda atau Amerika, ia dikenal sebagai The King of Keroncong.

Bermain Film Layar Lebar

Popularitas Mus Mulyadi sebagai penyanyi keroncong mendapat perhatian dari kalangan insan dunia perfilman nasional pada tahun 1970-an.

Oleh sutradara Fred Young, ia diajak ikut membintangi film bertitel Putri Solo (1974) diproduksi PT. Agasam Film.

Dalam film ini ia bermain bersama dengan para aktor dan aktris kawakan masa itu seperti Mieske Bianca Handoko, Harris Sudarsono, Ratmi B-29, Rendra Karno, S Poniman, Chitra Dewi, Debby Cynthia Dewi.

Selanjutnya pada tahun (1974) membintangi film berjudul Aku Mau Hidup di sutradarai oleh Rempo Urip diproduksi, PT Agasam Film.

Saat itu ia beradu akting dengan oleh Emilia Contessa dan aktor Ferry Irawan (bukan Ferry Irawan bintang sinetron era 2000-an - red), serta Chitra Dewi, Mansjur Sjah, M. Panji Anom, S. Poniman.

Menyanyikan Lagu Dangdut

Pada akhir tahun 1970-an Mus Mulyadi sempat pula menyanyikan lagu-lagu Dangdut / Lagu Melayu.

Ia sempat berduet dengan pedangdut asal Surabaya, Ida Laila.

Beberapa lagu duetnya dengan Ida Laila, seperti Suara Hati dan Bunga Dahlia, populer diputar di radio masa itu.

Mus Mulyadi Menjadi Pilar Terakhir Favourite's Group

Sepeninggal rekan-rekannya, Mus Mulyadi menjadi menjadi benteng terakhir eksistensi band ini. Ia bersama Favourite’s Group masih tampil di beberapa event.

Dibantu oleh Mamiek Slamet (eks vocalist II Favourite's Group) dan Nana Sumarna (eks bassis Empat Nada), Mus Mulyadi masih sempat eksis mengibarkan bendera grup yang dulu didirikannya bersama A Riyanto ini.

Adapun Harry Toos sudah lebih dulu menghindari hingar bingar gemerlapnya industri musik Indonesia, dengan memilih fokus membina keutuhan keluarga.

Penampilan besar mereka sempat dilihat publik sekitar tahun 2010 dalam acara “Zona Memori” Metro TV dan konser The Legend di Istora Senayan Jakarta pada tahun 2011.

Saat itu Mus Mulyadi tampil dalam kondisi yang sudah sangat memprihatinkan, tak bisa melihat sekelilingnya yang hadir. Namun begitu tak sedikit pun dia kehilangan semangat sebagai seorang penghibur.

Biodata

Nama lahir: Mulyadi
Lahir: 14 Agustus 1945 (umur 73)
Bendera Indonesia Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Pekerjaan: Penyanyi

Istri: Helen Sparingga

Anak
Irene Patricia Melati (1976)
Erick Renanda Haryadi (1978)

Orang tua
Ayah: Ali Sukarni
Ibu: Muslimah

Agama: Kristen

Lagu Keroncong Rohani

Kasih setiamu
Betapa hatiku
Sadarlah Manusia
Persembahanku
Hanya ada satu Jalan
Saat ini saat indah
Peganglah tanganku Roh Kudus
Yesus seperti Gembala
Kasih dari Surga
Penuh Hidupku
Tuhanlah Perlindunganku
Padamu Bapa
Keroncong Rohani Volume 5

Filmografi

- Putri Solo (1974) di sutradarai oleh Fred Young bermain dengan bintang film Mieske Bianca Handoko, Harris Sudarsono, Ratmi B-29, Rendra Karno, S Poniman, Chitra Dewi, Debby Cynthia Dewi dengan direktur fotography Irwan Tahyar, komposer Nasruri, dan diproduksi, PT. Agasam Film.

- Aku Mau Hidup (1974) di sutradarai oleh Rempo Urip. Di bintangi oleh Emilia Contessa dan Ferry Irawan.

Sumber foto: WARTA KOTA/Nur Ichsan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved