Jenguk Korban Pengeroyokan di Pontianak, Mendikbud Beberkan Kondisi Terkini Audrey yang Masih di RS
Muhadjir Effendy mengungkapkan kondisi terkini siswi SMP di Pontianak yang menjadi korban pengeroyokan siswi SMA, Kamis (11/4/2019).
TRIBUN-TIMUR.COM-Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Muhadjir Effendy mengungkapkan kondisi terkini siswi SMP di Pontianak yang menjadi korban pengeroyokan siswi SMA, Kamis (11/4/2019).
Setelah melihat dan mengobrol langsung dengan korban, Muhadjir memastikan Audrey sudah ceria saat dijenguk di RS Promedika, Pontianak.
Muhadjir Effendy menjenguk Audrey didampingi Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Hamid Muhammad.
Baca: Benarkah Alat Kelamin Audrey Dilukai saat Dikeroyok? Ini Pengakuan Langsung 7 Siswi SMA di Pontianak
Baca: Geram KPPAD Kalbar Ingin Kasus Audrey Tak ke Pengadilan, Hotman Paris: Baca UU Perlindungan Anak
Baca: Akun Instagram Audrey Dimention Ifan Seventeen, Lihat Berapa Follower @niggaaarey Sekarang

"Anaknya sudah ceria, ngobrol dengan saya pakai bahasa inggris, anaknya pintar, dan dia berterima kasih bilang saya Pak Menteri orangnya baik,"kata Muhadjir menjelaskan pertemuannya dengan AU di ruang perawatan dikutip dari tribunpontianak.co.id.
Saat menjenguk Audrey, Muhadjir memberikan sebuah boneka berwarna pink untuk Audrey.
Sebelumnya saat di Mapolresta Pontianak, Muhadjir menyayangkan, kejadian kasus penganiayaan yang terjadi bahwa kenyataannya tidak seperti viral di media sosial. Hal itu disampaikannya setelah mendapat penjelasan dari Kapolresta Pontianak.
Lanjut disampaikannya, isu yang viral di media sosial bahwa korban dikeroyok oleh 12 pelaku dan para pelaku merusa kewanitaan korban. Namun semua itu tidak terbukti berdasarkan hasil visum yang ada.
Tegas disebut Muhadjir kasus dugaan penganiayaan ini ibarat emperannya lebih besar dari rumah sendiri, mencontohkan terkait auratnya (AU) yang dirusak oleh pelaku yang tidak terbukti padahal yang menyita perhatian ini adalah masalah tersebut.
Pada kesempatan yang sama ia mengimbau semuanya harus bisa memanfaatkan dan menggunakan media, sosial khususnya dengan cara yang arif dan cerdas.
Muhadjir mengingatkan setiap peer group atau peranan kelompok teman sebaya dalam perkembangan remaja, teman sejawat, teman sepermaianan juga harus digunakan sebaikanya.
Peer grup tidak untuk maksud yang tidak baik, bahwa peer grup atau kelompok teman sebaya itu suatu hal yang niscaya dihindari kalangan anak-anak remaja terutama anak-anak yang mengalami puberitas.
"Saya minta orangtua dan guru betul-betul memantau kelompok siswa peer grup di masing-masing sekolahnya dan harus diarahkan. Jangan sampai digunakan untuk maksud-maksud menyimpang," ujar Mujadjir.
Ia juga memohon kepada orangtua tidak memberikan kebebasan anaknya menggunakan gadget atau yang lain dengan sering memeriksa apa isi yang ada di dalam gadget mereka.
Termasuk siapa teman berkomunikasinya, apa konten dan apa saja topik yang dibicarakan sehingga bisa dicegah kejadian seperti ini.
Presiden Jokowi Minta Kasus Ditangani Tegas
Presiden Joko Widodo akhirnya angkat suara soal kasus penganiyaan yang menimpa siswi SMP di Pontianak, Audrey.
Audrey yang masih berusia 14 tahun tersebut dikabarkan dikeroyok 12 siswi SMA. Namun belakangan polisi mengklarifikasi, pelaku penganiyaan hanya tiga orang.
Melalui akun instagramnya, Presiden Jokowi mengaku telah mendengar tentang peristiwa yang menimpa siswi SMP di Pontianak, Kalimantan Barat, yang dikabarkan menjadi korban perundungan beberapa anak lain.
Baca: Geram KPPAD Kalbar Ingin Kasus Audrey Tak ke Pengadilan, Hotman Paris: Baca UU Perlindungan Anak
Baca: Betulkah Pengeroyok Audrey Rusak Keperawanan Korban? Lihat, Hasil Visum Membuktikannya
Baca: 3 Pelaku Pengeroyokan Audrey Resmi Tersangka, Polisi Ancam Hukuman 42 Bulan Penjara, Pengakuan!
"Kita semua sedih dan marah dengan kejadian ini. Saya telah meminta Kepala Kepolisian RI untuk bertindak tegas menangani kasus ini,"tulis Jokowi.

Tapi, Jokowi mengharapkan penanganan kasus tersebut harus dilakukan secara bijaksana dan berjalan di koridor undang-undang yang sesuai, mengingat para pelaku dan korban masih di bawah umur.
"Yang pasti adalah, kita sedang menghadapi masalah perubahan pola interaksi sosial antarmasyarakat melalui media sosial. Kita sedang dalam masa transisi pola interaksi sosial itu, hendaknya lebih berhati-hati,"tulisnya lagi.
Jokowi berharap agar orangtua, guru, dan masyarakat turut bersama-sama merespons setiap perubahan-perubahan yang ada, mengawasi betul anak-anak kita, serta meluruskan hal-hal yang tidak benar.
Menurutnya, usulan revisi terhadap regulasi yang berkaitan dengan anak-anak itu satu hal, tapi yang paling penting lagi adalah budaya kita, etika kita, norma-norma kita, nilai agama kita, semua tidak memperbolehkan adanya perundungan, apalagi penganiayaan fisik.
Unggan Jokowi di Instagramnya tersebut mendapat respon dari sejumlah public figure, salah satunya penyanyi dangdut, Via Vallen.
Via Vallen mengapresiasi apa yang disampaikan Jokowi.
"Mantapp pakk, harus di tindak tegass! Jangan karena masih di bawah umur di jadikan alasan buat mereka bisa bebas begitu saja, karena kalau sampai demikian akan ada banyak audrey - audrey lainnya,"tulis Via Vallen di kolom komentar.
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:
Follow juga Instagram Tribun Timur:
.