ILC TV One
ILC TV One Tadi Malam: 3 Alasan Prabowo Bisa Menang Pilpres, Salah Satunya Pemilih Jokowi Tak ke TPS
ILC TV One Tadi Malam: menurut survei ada 3 Alasan Prabowo Bisa menang Pilpres 2019, salah satunya pemilih Jokowi Tak ke TPS
Burhanuddin Muhtadi juga mengulas konsep Post Truth.
Sebuah konsep politik yang tidak peduli pada angka-angka tapi lebih menyentuh frasa emosional pemilih.
Peneliti senior ini juga mengungkap konsep post truth ini mirip konsep Donald Trump saat memenangkan Pemilihan Presiden Amerika Serikat.
Dan ada calon di Indonesia menggunakan konsep ini untuk meraih simpati pemilih.
"Sekarang ini di Indonesia, ada calon yang menjual harapan-harapan, ada calon yang menjual ketakutan-ketakutan," kata Burhanuddin Muhtadi.
Saat ditanya oleh Host ILC TV One Karni Ilyas, siapa pemenang Pilpres 2019 Jokowi atau Prabowo?
"01 57 persen, 02 42 persen," kata Burhanuddin Muhtadi setelah memaparkan latar belakang hasil surveinya, trend dan berbagai indikator.
Hasil Jokowi menang 57 persen Prabowo kalah di angka 42 persen dipotret Burhanuddin Muhtadi pada survei akhir Maret 2019.
Bagaimana dengan 17 hari menuju hari H 17 April 2019.
'Wallahu a'lam bishawab (Hanya Allah yang mengetahui kebenaran)," jawab Burhanuddin Muhtadi.
Kendati demikian, Burhanuddin Muhtadi menyebut tidak tertutup peluang Prabowo Subianto menang.
"Ada tiga faktor yang bisa mengubah, pertama kondisi sosiografis, kedua bias pemilih. Faktor lainnya adalah mobilisasi pemilih nah survei saya memotret PKS paling jago soal mobilisasi pemilih... Ketiga adalah free rider yang dimaksud Effendi Gazali tadi. Pendukung Jokowi yang apatis berpikir saya tidak perlu ke TPS toh Jokowi menang," kata Burhanuddi Muhtadi.
Berikut video lengkap ulasan Burhanuddin Muhtadi, faktor yang bisa membalikkan potret survei bahwa Jokowi bisa kalah oleh Prabowo pada menit 18:
Pembawa acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Karni Ilyas menyinggung soal manuver yang dilakukan oleh kedua kubu yakni capres 01 Joko Widodo (Jokowi) dan capres 02 Prabowo Subianto.
Tak hanya itu, Karni juga menginggung soal perang hasil survei menjelang Pilpres 2019.