Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jenderal Bintang 3 Unggah Video Wiranto dan Kivlan Zen Bertemu & Berdebat di Depan Orang Banyak

Dua purnawirawan ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), Wiranto dan Kivlan Zen, terekam tengah terlibat dalam perdebatan.

Editor: Ilham Arsyam
Instagram
Wiranto dan Kivlan Zen 

Jenderal Bintang 2 Unggah Video Wiranto dan Kivlan Zen Bertemu & Berdebat di Depan Orang Banyak

TRIBUN-TIMUR.COM - Dua purnawirawan ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia), Wiranto dan Kivlan Zen, terekam tengah terlibat dalam perdebatan.

Seperti diketahui, dua purnawirawan ini tampak sering beda sikap dan menjadi perbincangan banyak orang.

Mantan Kepala Staf Umum TNI, Letnan Jenderal TNI (Purn) Suryo Prabowo melalui akun instagramnya, @suryoprabowo2011, mengunggah video tatap muka Wiranto dan Kivlan Zen yang sempat terlibat perdebatan.

 

Dari rekaman terlihat Wiranto dan Kivlan Zen sama-sama menggunakan batik.

Baca: Ustadz Yusuf Mansur dan Iwan Fals Bandingkan Foto Kampanye Akbar 01 & 02, Begini Reaksi Keduanya

Perdebatan kedua tokoh militer ini pun menjadi perhatian orang di sekitar mereka.

Sekilas terdengar pembahasan keduanya berkaitan dengan tugas saat aktif di militer.

Suryo Prabowo menulisakn dalam captionnya kalau kebenaran tak mengenal pangkat dan jabatan, sehingga harus disampaikan meski dengan cara ngotot

"Kebenaran itu tidak kenal pangkat dan jabatan, senior atau junior.
.
Kalau yakin benar, harus disampaikan baik dengan cara ngotot maupun tertawa..." tulis @suryoprabowo2011 dalam captionnya.

Sebelumnya, perseteruan antara Mayor Jenderal (Purn) Kivlan Zen dan Menko Polhukam, Wiranto berujung saling menantang.

Wiranto menantang Kivlan Zen dan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto, yang saat itu menjabat Panglima Kostrad untuk sumpah pocong

Tak lama kemudian, Kivlan Zen menolak tantangan itu. Kivlan justru menantang balik Wiranto untuk debat terbuka di televisi.

"Kalau memang Wiranto berani, kita berdebat saja di Kompas TV. Saya akan bawa data-data dan saksi yang menunjukkan Wiranto sebagai dalang kerusuhan," kata Kivlan, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (27/2/2019).

"Saya tidak mau sumpah pocong, itu kan sumpah setan. Tidak sesuai koridor hukum. Kalau mau kita berdebat saja di semua media TV di Indonesia," ujar dia.

Namun, Wiranto tidak mau lagi membahas soal tantangan sumpah pocong yang dia layangkan kepada Mayor Jenderal (Purn) Kivlan Zen.

Hal itu disampaikan Wiranto ketika ditanya soal Kivlan yang menantang balik dirinya untuk berdebat di televisi.

"Sudah cukup saya komentari itu, kita pemilu gini. Semua sedang konsentrasi ke bangsa, bukan ke urusan-urusan seperti ini," ujar Wiranto seusai menghadiri Laporan Tahunan 2018 Mahkamah Agung, di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (27/2/2019).

Seperti diketahui, tantangan Wiranto itu berawal saat Kivlan Zen menuduhnya sebagai orang yang bertanggungjawab di balik kerusuhan Mei 1998.

Pernyataan Kivlan Zen tersebut diungkapkan dalam acara Para Tokoh Bicara 98 di Gedung Ad Premier, Jakarta Selatan, pada Senin (25/2/2019).

Dalam acara itu, Kivlan Zen juga mengatakan Wiranto memainkan peranan ganda dan isu propagandis saat masih menjabat sebagai Panglima ABRI.

Menanggapi tudingan itu, Wiranto menantang Kivlan Zen untuk sumpah pocong.

"Saya berani, katakanlah berani untuk sumpah pocong saja. Tahun 1998 itu yang menjadi bagian dari kerusuhan itu, saya, Prabowo, Kivlan Zen, sumpah pocong kita," kata Wiranto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (26/2/2019), dikutip dari Kompas.com

"Siapa yang sebenarnya dalang kerusuhan itu. Supaya terdengar di masyarakat, biar jelas masalahnya. Jangan asal menuduh saja," sambung Wiranto.

Tudingan yang dilontarkan Kivlan Zen, dinilai Wiranto tak sesuai fakta.

"Kasihan saudara Kivlan Zen yang selalu menyampaikan pernyataan ngawur. Tidak ada fakta soal itu. Dan tidak lagi melihat kenyataan yang beredar di masyarakat," kata Wiranto.

Lebih lanjut Wiranto mengatakan, padahal saat ini sudah ada dokumen hasil kerja tim gabungan pencari fakta (TGPF) soal kerusuhan 1998.

TGPF diketuai oleh Marsuki Darusman dan sekretaris Rusita Nur.

Selain itu, Wiranto mengatakan melalui dokumen itu bisa dilihat dengan jelas institusi atau tokoh yang diduga menjadi dalang kerusuhan.

"Itu produknya ada. Dari sana sudah jelas 1998 sumber kerusuhan mengarah ke institusi mana, figur mana, ada disana," kata Wiranto.

Adapun Wiranto mengklaim, saat itu dia melakukan berbagai upaya untuk mencegah kerusuhan, lantaran posisinya adalah sebagai Menhankam/Panglima ABRI

Berbagai langkah, disebut Wiranto, telah dilakukannya, seperti langkah persuasif, edukatif kompromis, dan dialogis dengan para aktivis reformasi agar jangan sampai muncul kekacauan.

Saat kerusuhan sudah mulai pecah pada 13 Mei, Wiranto langsung mengirim pasukan dari Jawa Timur, tanggal 15 kerusuhan disebutnya sudah mereda.

"Bukan saya dalang kerusuhan. Saya mencegah kerusuhan terjadi. Tiga hari saya mampu amankan negeri ini," kata dia.

Berikut videonya:

Mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) Mayor Jenderal (Purn) Kivlan Zen menantang Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto untuk berdebat di televisi terkait dalang kerusuhan 1998.

"Kalau memang Wiranto berani, kita berdebat saja di Kompas TV.

Saya akan bawa data-data dan saksi yang menunjukkan Wiranto sebagai dalang kerusuhan," kata Kivlan kepada Kompas.com, Rabu (27/2/2019).

Hal ini disampaikan Kivlan menjawab tantangan dari Wiranto.

Mantan Panglima ABRI itu sebelumnya menantang Kivlan Zen dan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto sumpah pocong terkait dalang kerusuhan 1998.
Tantangan itu disampaikan karena Kivlan seblumnya menyebut Wiranto sebagai dalang kerusuhan.

Namun, Kivlan menolak tantangan sumpah pocong itu dan lebih memilih untuk berdebat di televisi.

"Saya tidak mau sumpah pocong, itu kan sumpah setan. Tidak sesuai koridor hukum. Kalau mau kita berdebat saja di semua media TV di Indonesia," kata dia.

Bahkan, Kivlan juga menantang Wiranto untuk menempuh mekanisme peradilan militer atau pengadilan militer untuk benar-benar membuktikan siapa yang bertanggungjawab atas kerusuhan yang terjadi.

Kivlan menyebut saat kerusuhan pecah di Jakarta, Wiranto yang saat itu menjabat Panglima ABRI justru meminta tak ada pasukan dari luar daerah yang dikirim ke Jakarta.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved