Caleg PSI Ditangkap karena Diduga Gelapkan uang Koperasi Rp 800 Juta, Rencananya Dipakai Judi
Caleg PSI Ditangkap karena Diduga Gelapkan uang Koperasi Rp 800 Juta, Rencananya Dipakai Judi
"Itu menurut pengakuannya, yang pasti dia telah menggelapkan uang koperasi. Kita akan kenakan pasal penggelapan dengan pemberatan, sesuai pasal 374 KUHP, dengan ancaman pejara paling lama 5 tahun," imbuh dia.
Untuk diketahui, KSU Gagas Batuah adalah sebuah Koperasi yang bermitra dengan perusahaan perkebunan sawit PT SSS yang berareal di Desa Pak Mayam, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak.
Kapolsek Ngabang Kompol Ida Bagus Gede Sinung membenarkan kasus terebut.
"Jadi pihak pelapor tak ingin bermediasi lagi, karena tidak ada tanda-tanda etikad baik. Makanya pihak pelapor ingin kasusnya diproses sesuai hukum yang berlaku," ungkap Kapolsek.
Puluhan Caleg PSI Mundur di Sulsel
Puluhan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Parepare ramai-ramai mundur, Selasa (05/02/2019).
Tiga di antara kader yang mundur tersebut merupakan calon legislatif atau caleg PSI untuk DPRD Parepare, Sulsel.
Pengunduran diri kader dan caleg partai tersebut sudah kesekian kalinya di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Ketua PSI Kecamatan Cina, Kabupaten Bone, Nadir Amir, disusul Ketua PSI Gowa, Muhammad Ridwan, sebelumnya juga memilih mundur.
Penyebab kader dan caleg PSI ramai-ramai mundur di Sulsel beragam, ada protes pernyataan Ketua Umum Grace Natalie hingga persoalan duit partai.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PSI Parepare Aditya Putra mengatakan mereka memutuskan mundur dengan beberapa poin salah satunya kepengurusan partai yang amburadul.
“Pertama struktur kepengurusan tidak jelas. Ada pengurus diberikan SK (surat keputusan) dan sebagian hanya ditunjuk secara lisan,” katanya disalah satu warung kopi di Parepare.
Selain itu, tidak adanya transparasi mengenai pengelolaan dana keuangan dan operasional partai di daerah itu.
“Selama ini juga tidak pernah ada rapat yang menghadirkan anggota serta agenda politik partai di Parepare,” ujarnya didampingi sejumlah pengurus.
Kader lainnya, Hendro, menyindir transparansi dan keterbukaan partai. “Katanya terbuka dan progresif ternyata kosong,” jelasnya.