Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Cerita Penyelenggara Pemilu di Australia

Dr Mulyoto Pangestu; Kotak Suara di Australia Pernah Pakai Tong Sampah

Kami ini kena fatwa diharamkan Golput, jadi saya harus kembali memilih,

Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: Thamzil Thahir
dok_tribun-timur/facebook
Anggota PPLN, panwaslu Victoria dan Tasmania, Australia berfose bersama Anggota Bawaslu RI di KJRI Melbourne, Australia, 12 Maret 2019. 

MAKASSAR, TRIBUN -- Bukan hari Rabu 17 April 2019, tanggal pemilihan presiden dan legislatif di Melbourne, negara bagian Victoria, Australia, lebih cepat empat hari, dari jadwal, Sabtu 13 April 2019.

Bahkan di beberapa negara bagian lain, ada yang datang ke tempat pemungutan suara (TPS) lebih cepat sepekan, Minggu 7 April 2019 dan 14 April 2019.

Merujuk peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU),  pemungutan suara di luar negeri merujuk aturan; bahwa pemungutan suara di luar negeri memungkinkan digelar dua pekan sebelum hari H.

“Kalau di Indonesia hari pemilihan ditetapkan sebagai hari libur, nah kalau diluar negeri kita  pilih hari libur, supaya partisipasi pemilih tinggi,” kata Dr Mulyoto Pangestu, anggota Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) negara Bagian Victoria dan Tasmania, Australia, kepada Tribun di Makassar, Senin (1/4/20190.

Dr Ir R. Mulyoto Pangestu, 2019
Dr Ir R. Mulyoto Pangestu, 2019 (dok_tribun-timur)

Mulyoto Pangestu (55) bertitel lengkap; Dr Ir R Mulyoto Pangestu Dip Agr Sc. Diaspora asal Pekalongan ini, dikenal di Tanah Air dan Australia, di awal 2000-an sebagai penemu metode penyimpanan sperma hewan seharga Rp2500.

Di usia 30-an, riset pengeringan evaporatif (evaporative drying)  mengantarnya jadi peraih golden award Young Inventors Awards The Far Eastern Economic Review (FEER) dan Hewlett Packard Asia Pasifik.

Dr Ir R Mulyoto Pangestu (55) perfose bersama Istrinya Lies Lestari (berkursi roda) usai mengikuti workshop Bayi Tabung di Makassar, Minggu (31/3/2019).
Dr Ir R Mulyoto Pangestu (55) perfose bersama Istrinya Lies Lestari (berkursi roda) usai mengikuti workshop Bayi Tabung di Makassar, Minggu (31/3/2019). (dok_tribun-timur/facebook)

Dr Muyoto datang ke Makassar bersama istrinya, Lies Lestari Pangestu (53).  Dosen  inseminasi buatan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dan peneliti di laboratorium biologi Monash University, Melbourne ini, untuk menghadiri workshop bayi tabung, IVF Uterine Insemination di Klinik Bayi Tabung Morula IVF Makassar, RS Awal Bros Lt 9 Jl Urip Sumoharjo No 41, Panaikang, Makassar dan seminar How to Perform Uterine Insemination in Daily Practice di Claro Hotel, akhir pekan lalu.

Karena ‘dipercepatnya’ pemilihan inilah, ayah satu anak dan istrinya, akhir pekan ini sudah harus kembali ke kediamannya di Noble Park, MelbourneAustralia

“Kami ini kena fatwa diharamkan Golput, jadi saya harus kembali memilih,”  ujar pria kelahiran Pekalongan, Jateng ini berkelakar kepada Koordinator Pengawas SMA/SMK/SLB Disdik Sulsel Nurlaely Basir Matong MEd TESOL dan penulis.

Menetap di kota terbesar kedua di negara benua ini sejak awal 1990-an, kini putra tunggalnya, Galih Ramadhan Wilojatmoko (21),  kuliah bisnis di Melbourne University dan jadi partimer di RMIT, Melbourne.

Mulyoto termasuk ‘sesepuh diaspora warga negara Indonesia di Melbourne.  Sejak pemilu dan pilpres langsung pertama 2004, salah seorang perintis paguyuban Monash Indonesian Islamic Society (MIIS) ini  sudah jadi penyelenggara pemilu.

Pemilu 2004 dan 2009, dia jadi anggota Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) di Melbourne. “Pemilu 2014 saya istirahat, baru 2018 lagi dilantik jadi Panwaslu,” ujarnya di Sunachi, Claro Hotel, Jl AP Pettarani, Rappocini, Makassar, Minggu (31/3/2019) malam.

Dr Ir R Mulyoto Pangestu (55) perfose bersama alumnus Monash University sekaligus Koordinator Pengawas SMA/SMK Disdik Sulsel Nurlaely Basir Matong MEd TESOL (kiri),  usai mengikuti workshop Bayi Tabung di Makassar, Minggu (31/3/2019) malam.
Dr Ir R Mulyoto Pangestu (55) perfose bersama alumnus Monash University sekaligus Koordinator Pengawas SMA/SMK Disdik Sulsel Nurlaely Basir Matong MEd TESOL (kiri), usai mengikuti workshop Bayi Tabung di Makassar, Minggu (31/3/2019) malam. (dok_tribun-timur/facebook/tamsil)

Dia bercerita, partisipasi pemilih di negara bagian Victoria dan Tasmian, dalam dua dekade terakhir, relatif membaik dan meningkat. 

Wajib pilih di selatan Australia, stabil di kisaran 14-15 ribu. Namun angka partisipasi meningkat, dulu cuma 20-30 persen yang datang ke TPS. Di pemilu tahun 2014 yang memberikan suara  60 persen.  

Mengutip hasil Bimtek Penyelenggara Pemilu yang digelar Panwaslu LN Melbourne, Sidney dan Perth, di Melbourne, 12 Maret 2019 lalu, terungkap optimisme partisipasi pemilih bisa mencaoai 70 persen.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved