Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

ILC Tadi Malam: Rocky Gerung Comeback hingga Debat Panas dengan Prof Rhenald Kasali, Cek Videonya!

ILC Tadi Malam: Rocky Gerung Comeback hingga Debat Panas dengan Prof Rhenald Kasali, Cek Videonya!

Editor: Ilham Arsyam
Youtube
Rocky Gerung di ilc 

ILC Tadi Malam: Rocky Gerung Comeback hingga Debat Panas dengan Prof Rhenald Kasali, Cek Videonya!

TRIBUN-TIMUR.COM - Setelah tiga episode berturut-turut Rocky Gerung tak hadir di program diskusi Indonesia Lawyers Akhirnya, Rocky Gerung kembali lagi saat program diskusi Indonesia Lawyers Club(ILC) TV One bertema "Tepatkah Hoax Dibasmi UU Anti Terorisme?", Selasa (26/3/2019) malam.

Tidak seperti edisi-edisi sebelumnya, nama-nama narasumber yang hadir tidak disebutkan di awal sebelum diskusi mulai.

Awalnya, belum terlihat ada tanda-tanda Rocky Gerung hadir dalam ILC kali ini.

Namun, saat diskusi sudah berjalan dan tiba giliran narasumber kedua Staf Ahli Menko Polhukam Dr. Sri Yunanto menyampaikan pemaparan.

Rocky Gerung hadir, langsung menyalami narasumber lain dan duduk.

Pada episode kali ini, Rocky Gerung terlibat debat panas dengan Pengamat Ekonomi Rhenald Kasali. 

Hal ini bermula ketika Rocky Gerung menyatakan keberatannya usai Rhenald Kasali menyatakan paparannya terkait asal usul hoaks.

 "Saya mau kasi keterangan dulu karena itu deceptions. Bisa salah arah, apa yang diterangkan oleh saudara Rhenald Kasali," ungkap Rocky Gerung.

"Hoaks itu kalau anda baca sejarah. Karena you sebut tadi di dalam ilmu pengetahuan itu adalah jahat," timpalnya. 

Menurut Rocky Gerung, asal-usul hoaks muncul pertama kali dalam sejarah ilmu pengetahuan ketika seorang Professor Fisika Allan Sokal menulis sebuah artikel untuk majalah Social Text dengan nama samaran.

"Lalu dipuji-puji oleh redakturnya tanpa tahu itu adalah bohong. Fungsi hoaks Allan Socal itu adalah untuk menguji apakah redaktur dari majalah bergengsi itu punya otak atau tidak, ternyata gak punya otak," kata Rocky Gerung.

 

Menurut dia, hal yang sama ketika kita ajukan ujian kepada kekuasaan. Kemudian, kekuasan bereaksi negatif.

"Artinya, kekuasan juga gak berpikir," imbuh dia.

Rocky Gerung juga tidak sependapat dengan pernyataan Rhenald Kasali yang mengartikan hoaks itu adalah pekerjaan iblis.

"Lalu, yang menjanjikan Rp 50 juta untuk rakyat Lombok itu Presiden atau iblis?," tanyanya. 

Rocky kembali menegaskan bahwa asal usul hoaks terjadi ketika Allan Sokal menguji kedunguan dari redaktur majalah Social Text.

"Itu poinnya. Itu pentingnya anda belajar, jangan dungu ya," tandasnya.

Sementara itu, Pengamat Ekonomi Rhenald Kasali meminta Rocky Gerung agar tidak hanya membaca satu referensi saja ketika memaknai hoaks.

"Saya kira referensi itu tidak cukup membaca satu. Anda harus banyak membaca buku. Anda harus baca referensi. Dengan referensi tunggal itulah, jadi seperti ini," ujar Rhenald sembari menunjuk-nunjuk Rocky Gerung.

Rhenald menjelaskan asal kata hoaks adalah hocus yang artinya mengelabui. Itu diambil dari kejadian para tukang sulap yang kemudian mengelabui mata orang lain.

"Hari ini bukan orang dungu yang dikelabui. Orang-orang pandai, orang-orang yang ibadahnya baik pun dikelabui," terang dia.

"Saya kira referensi harus ditingkatkan ya. Kalau anda hanya referensi tunggal memang itu jadi bahaya ya," tukas Rhenald.

Warganet Minta Rocky Gerung Hadir 

Sebelumnya, program diskusi bertajuk Indonesia Lawyers Club (ILC) TVOne kembali hadir pada, Selasa (26/3/2019) dengan tema "Tepatkah Hoax Dibasmi UU Anti Terorisme?"

Tema ini disampaikan Presiden ILC Karni Ilyas melalui akun twitternya, @karniilyas.

"Dear Pencinta ILC: Diskusi kita Selasa Pkl 20.00 WIB besok berjudul "Tepatkah Hoax Dibasmi UU Anti Terorisme?" Selamat menyaksikan. #ILCHoaxDibasmiUUTerorisme @ILCtv1," tulis Presiden ILC, Karni Ilyas, di akun Twitter miliknya @karniilyas, pada Senin (25/03/2019) pukul 17:45 WIB. 

Setelah diposting oleh Presiden ILC itu, topik ini mendapat tanggapan beragam dari para pecinta ILC TVOne. 

Topik inipun jadi perbincangan hangat.

Ada yang menilai diskusi ini bakal seru dan tepat untuk dibahas kali ini.

Pecinta ILC TVOne pun berharap para narasumber dalam diskusi besok malam haruslah orang yang tepat, berimbang dan tidak membuat suasana menjadi panas.

 

 

Tidak sedikit yang merindukan dan menantikan kehadiran Rocky Gerungsebagai narasumber.

Bahkan ada yang mengancam tidak ingin menonton jika Rocky Gerung tidak hadir.

Seperti diketahui bahwa Rocky Gerung telah absen dalam gelaran diskusi ILC beberapa tema terakhir. 

Selain sosok Rocky Gerung, warganet juga meminta kehadiran Wiranto dalam topik itu. 

 Berikut cuitan warganet usai tema itu ditulis Karni Ilyas melalui Twitternya :

@ZAEffendy : Datuk @karniilyas sebaiknya hadirkan @wiranto1947Kami ingin ybs jelaskan di @ILCtv1, 2 (DUA) Hal: *Klarifikasi Pelanggaran HAM dengan sumpah pocong? *Tangkal hoax dengan UU Anti Terorisme?

@bandabening : Nah.. topiknya pas. Kebetulan baru aja ada yang ngamuk mau lawan hoax dan fitnah. Dan belum lama ada sumpah mau perangi fitnah. Pemirsa akan lebih terbuka wawasannya ttg hoax kalo Rocky dan Fahri bisa hadir

@nowobeny : Wah...siip...dl mslh hoax mndatangkn pak @rockygerung ...apkh bsk jg mndatangkn beliau ? No rocky No Karni

@ubanzein : Tolong hadirkan Pak Wiranto dan Pak Rocky Gerung. Adu-argumentasi, dan biarkan publik menilai. Sekian

@Sofia_sofi78 : Semoga pembuat Quote "Pembuat hoax terbaik adalah penguasa" Diundang ya Pak Karni

@Nalvian1 : Rocky dn wiranto . Tlong di hadirkan

@danialhakimi : kalau RG nggak bisa datang,undang pak FAHRI HAMZAH,rindu dg kata2nya yg lugas....bravo ilc

@IlhamTabrani1 : Si wiranto harus hadir,karena dia yang mengeluarkan statement yg membuat pemilu ini jd makin panas..!!! Kita liat bagaimana kwalitas dia sebagai menteri

@yanitadewi79 : Ada RGkah datuk? Kami kangen nih melihat RG di ILC

@DaniStyawan7 : Undang seisi istana bang Karny ,cukup Fahri Hamzah sama Rocky Gerung yg layani

@mutajir_mohamat : Klo wirantonya gak datang gak seru bos....ajak juga rocky gerung biar adu kecerdasan lawan rocky gerung

@ayatibnmachfudi : Gak ada RG, gak nonton.

@eddycaksby : Kayaknya klo tema ini wajib datangkan @rockygerung krn dia yg tahu pusat hoax nasional ada dimana.... No Rocky No Party

@farukrahman252 : Ga ada bang @rockygerung rasanya ILC spt acara mantenan mantan

@priyohers : Kenapa ILC jadi sambal tanpa cabe ?? Kemana @rockygerung ??? KAPAN ADA KULIAH GRATIS LAGI DI ILC ? AYOLAH DATUUK

@Fadli81340311 : Pihak Wiranto hrs diundang,biar rakyat tahu.pingin denger penjelasannya langsung dr beliau,masuk akal ngak apa yg tlah di ucapkanya?...jgn lp Bang @karniilyas undang Bang @rockygerung ya..kangen akal sehatnya...wkwkwkwkwkwk

Hoaks Ancaman Pemilu Serentak 2019

Pemerintah menilai hoaks alias berita bohong akan menjadi ancaman pada Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 2019.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan, hoaks bisa memicu kekisruhan pada Pemilu 2019.

Aparat penegak hukum diminta menindak tegas penyebar hoaks. Penyebar hoaks, ucap Wiranto, sama dengan pelaku terorisme.

Bukan teror secara fisik, tapi non-fisik.

"Karena menimbulkan ketakutan. Terorisme itu kan menimbulkan ketakutan di masyarakat," ujar Wiranto dikutip dari Wartakotalive.com di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (20/3/2019).

Masyarakat yang diancam dengan hoaks untuk tidak menggunakan hak suaranya ke Tempat Pemungutan Suara, menurut Wiranto, sudah bentuk ancaman terorisme.

Ia pun mewacanakan agar pelaku penyebar hoaks dijerat Undang-undang Terorisme.

"Masyarakat diancam dengan hoaks untuk kemudian mereka takut ke TPS. Itu sudah ancaman, terorisme. Maka tentu kita gunakan Undang-undang Terorisme," kata Wiranto.

Wiranto menyampaikan, Kemenko Polhukam punya target untuk menjamin pelaksanaan pemilu aman dan lancar.

Jika ada pihak-pihak yang ingin mengacaukannya, maka ia tidak akan sungkan meminta proses pidana dilakukan.

"Jadi saya justru mengutuk, katakanlah orang-orang yang ingin mengacaukan proses demokrasi. Milik kita ini loh. Kebanggaan bangsa kok dikacau, ini kadang-kadang, saya juga geram juga," cetus Wiranto.

Wiranto berujar, jajaran terkait akan mewaspadai daerah dengan indeks kerawanan. Satu di antara fokus pengamanan adalah di Papua.

Sedangkan aparat kepolisian telah memetakan modus hoaks. Di antaranya, berita bohong disebar melalui akun media sosial anonim, sehingga tak diketahui identitas penyebar.

Sebelumnya, Wiranto menyebut hoaks alias berita bohong merupakan teror pemilihan umum serentak 2019.

Hal itu disampaikan Wiranto saat menggelar rapat koordinasi kesiapan pengamanan tahapan masa rapat umum (kampanye terbuka), serta tahapan penghitungan suara, di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (20/3/2019).

 Saat ini, ucap Wiranto, hoaks begitu marak menyebar ke masyarakat. Hoaks, katanya, menjadi ancaman baru pada Pemilu 2019. Karena dalam penyelenggaraan pesta demokrasi sebelumnya, hoaks belum semasif saat ini.

"Artinya berita palsu, berita buatan, berita bohong yang dilansir ke publik, yang mengganggu publik, saya rasa itu merupakan teror, karena meneror, mengganggu psikologi masyarakyat," ujar Wiranto.

Wiranto menyebut berita bohong merupakan teror. Ia menilai berita bohong memunculkan kerusuhan di masyarakat, seolah-olah pemilu tidak aman.

"Ini isu. Tidak ada fakta. Oleh karena itu kita hadapi sebagai teror. Segera kita atasi dengan cara tegas dan keras," tegas Wiranto.

Rapat koordinasi kesiapan pengamanan tahapan masa rapat umum (kampanye terbuka), serta tahapan penghitungan suara, turut dihadiri Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Ketua KPU Arief Budiman, Ketua Bawaslu Abhan, Wakil Kepala BIN Letnan Jenderal TNI Teddy Lhaksmana Widya Kusuma, serta perwakilan lembaga dan kementerian terkait.

"Kita menyinkronkan, menyinergikan, upaya kita untuk mengamankan pemilu. Pemilu adalah kebanggan bangsa. Pemilu adalah pesta demokrasi, bukan menciptakan konflik," papar mantan Panglima ABRI itu.

Sebelumnya, Wiranto memastikan pasukan TNI dan Polri cukup memadai untuk mengamankan Pemilu 2019.

Sehingga, masyarakat tidak perlu khawatir adanya gangguan fisik dalam pemilu.

Wiranto juga membantah adanya isu adanya kerusuhan besar menjelang Pemilu 2019.

Wiranto memastikan tidak ada kerusuhan besar terjadi menjelang dan pasca-Pemilu 2019.

Hal itu disampaikan Wiranto seusai menggelar rapat kordinasi tingkat menteri bersama penyelenggara pemilu di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (14/3/2019).

"Namun kita mensinyalir adanya isu, bahkan banyak isu seakan-akan menjelang dan pasca-pemilu akan ada kerusuhan besar. Ada people power begitu. Saya nyatakan di sini dari laporan intelijen tidak ada kerusuhan," kata Wiranto.

Wiranto juga menyampaikan, saat ini kondisi pemilu hingga pasca-pemilu akan terkendali.

 

 

Untuk itu, ia meminta masyarakat tidak resah soal isu tersebut.

"Keadaan masih terkendali dengan baik sampai sekarang mudah-mudahan hingga pemilu. Sehingga, masyarakat tidak perlu resah, jangan percaya ada isu ini," tegas Wiranto.

Mantan Panglima ABRI itu juga meminta masyarakat tetap berada di Indonesia, dan tidak perlu percaya isu tersebut.

Ia meminta masyarakat tetap tenang dalam memilih capres-cawapres dan caleg di Pemilu 2019.

"Sampai-sampai akan tinggalkan Indonesia menghindari kerusuhan. Karena tidak ada kerusuhan, kita minta masyarakat tetap tinggal di tempat melaksanakan kewajiban memilih siapa calon presiden dan calon legislatif yang dipilih ya," beber Wiranto. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved