VIDEO: Ziarah ke Makam Pahlawan Nasional, Arung Matoa Wajo ke XXXI La Maddukelleng
Di bawah nisan batu gunung, Arung Matoa Wajo ke XXXI, La Maddukelleng kini terbaring damai di tengah ibu kota Kabupaten Wajo
Penulis: Hardiansyah Abdi Gunawan | Editor: Munawwarah Ahmad
TRIBUN-WAJO.COM, SENGKANG - Di bawah nisan batu gunung, Arung Matoa Wajo ke XXXI, La Maddukelleng kini terbaring damai di tengah ibu kota Kabupaten Wajo, Sengkang.
Makamnya dihimpit padatnya pemukiman warga, serta beberapa kantor pemerintah.
Untuk masuk ke makam La Maddukkelleng, mesti melalui gerbang Kantor Cabang Pimpinan Legiun Veteran Republik Indonesia Kabupaten Wajo.
Tak ada gerbang tersendiri untuk makam yang dipugar jingga muda tersebut. Itu sebabnya, untuk berziarah ke makam tersebut, mestilah mengikut hari kantor, Senin hingga Jumat.
Sabtu dan Minggu, tutup.
Muhammad Yunus, yang menjaga makam tersebut mengakui, bahwa kunjungan masyarakat ke makam La Maddukellenh yang juga Arung Peneki tersebut minim.
"Sepi memang Pak. Karena ikut hari kantor. Sabtu sama Minggu tutup," katanya saat menemani jurnalis Tribun Timur berziarah, Jumat (15/03/2019).
Apa yang diucapakan Yunus adalah benar. Dari buku pengunjung yang disodorkan Yunus, hanya 3 daftar nama yang terisi sepanjang 2019.
Kunjungan pertama terjadi pada awal Januari 2019, tertulis dengan huruf yang agak berantakan "rombongan".
Kunjungan kedua pada Februari 2019, dari keterangan asal si pengunjung, cuma tertulis "masyarakat".
Kunjungan ketiga pada tanggal 8 Maret 2019, sebelum akhirnya jurnalis Tribun Timur membubuhkan nama di daftar buku pengunjung sebagai pengunjung keempat.
"Itu ramai anjangsana ke sini kalau Hari Pahlawan, 17 Agustus, sama Hari Jadi Wajo," katanya.
Muhammad Yunus yang mengaku menjaga makam itu sejak 1967 menceritakan, pengunjung tetap di makam tersebut adalah Pemerintah Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur dan Kesultanan Kutai.
"Yang bangun ini makam itu Pemerintah Kutai, yang kasi lantai, bangun atap, kasi pagar. Bahkan, dulu dia mau bebaskan ini lahan di sekitar sini," katanya.
Dulu, Cabang Pimpinan Legiun Veteran Republik Indonesia Kabupaten Wajo dan Rumah Jabatan Kapolres Wajo di sebelah selatan, Cafe Rumah Tua hingga SDN 02 Lamaddukelleng di sebelah utara, hingga kawasan Gereja Toraja di sebelah utara adalah kompleks pemakaman.
Kini, cuma sepetak lahan yang telah dipugar yang tersisa sebagai makam.
La Maddukelleng dan Kutai Kertanegara tak bisa dipisahkan. Di sana, La Maddukelleng pernah menjadi Sultan Pasir. Bahkan, keturunannya banyak yang bermukin di Kalimantan Timur.
"Bahkan, yang bentuk Tenggarong itu anak dari La Maddukelleng," Kasi Sejarah dan Tradisi Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wajo, Sudirman Sabang.
Biaya eskapasi kompleks makam La Maddukelleng tersebut sepenuhnya dibiayai oleh dan hibah dari Pemerintah Kutai Kertanegara.
"Totalnya itu, dulu sekitar 370 juta rupiah," kata tenaga pengajar di Yayasan Pendidikan Lamaddukelleng tersebut.
Di dalam kompleks pemakam yang tak lebih luas dari kantin-kantin di sekolah pada umumnya, ada dua foto yang terbingkai permanen. Gambar diri La Maddukelleng dan gambar diri menantunya, Sultan Adji Muhammad Idris. Juga, selain makam La Maddukelleng, ada 9 makam.
Sudirman Sabang menyebutkan, 8 makam yang ada di kompleks makam La Maddukelleng di Jl Andi Pangerang Pettarani Sengkang tersebut tak lain adalah kerabatnya.
"Yang teridentifikasi cuma empat," katanya kepada Tribun Timur, Jumat (15/03/2019).
Adalah Arung Matoa Wajo ke XXXI, La Maddukeelng sendiri, ibunya yang bernama We Tenri Angka Da'dukelleng Arung Singkang, menantunya Sultan Kutai XIV Sultan Adji Muhammad Idris, dan anak La Maddukelleng, La Tombong To Massekutta.
La Maddukelleng dianugrahi gelar pahlawan nasional di era kepemimpinan Presiden RI, BJ Habibie pada 1998. Di Sengkang, untuk Pemerintah Kabupaten Wajo mengabadikan namanya sebagai nama jalan. Jalan itu terletak di depan Kantor Gabungan Dinas, sebelah utara Lapangan Merdeka Sengkang. Tak panjang, tak cukup 100 meter, dan tak jauh dari makamnya yang sepi. (TribunWajo.com)
Laporan wartawan Tribun Timur, @dari_senja
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur :
Jangan Lupa Follow akun Instagram Tribun Timur: