Cerita Wagub Andi Sudirman Sulaiman Jual Obat, Sampai Ayahnya Marah Besar
Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman menceritakan sepenggal kisahnya saat ia masih kecil hingga menduduki jabatan penting di satu perusahaan
Penulis: Saldy Irawan | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman menceritakan sepenggal kisahnya saat ia masih kecil hingga menduduki jabatan penting di satu perusahaan Australia di Jakarta.
Dihadapan awak redaksi Tribun Timur, Jumat (15/3/2019), Sudirman mengatakan semasa kecil ia dibesarkan dengan didikan militer.
Hal itu tak lain karena ayahnya seorang tentara, saat itu disebut Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).
Baca: Tidak Mewah, Ini Tempat Cukur Rambut Wagub Andi Sudirman Sulaiman
Baca: VIDEO: Kondisi Rumput Stadion Mini Bulukumba Pasca Renovasi
Baca: Sepanjang Hari Wilayah Jeneponto Diprediksi Hujan Ringan
Baca: KPU Takalar Siapkan 100 Tenaga Pelipat dan Penyortir Surat Suara
Disiplin dan jujur adalah prinsip hidupnya yang diamanah oleh kedua orangtuanya.
"Saya ini anak tentara, dulu itu jika kita bersaudara termasuk kakak saya (Amran Sulaiman /Mentan) kalau mau pergi nonton perang di layar tancap Kominfo, kita dimarahi bapak. Katanya kalau mau tahu sejarah belajar sama bapak saja, apalagi dia pelaku sejarah," kata Sudirman sembari mengenang kisah bersama ayahnya.
Pria kelahiran 25 September 1983 ini bahkan mengisahkan ayahnya yang pernah meneteskan air mata disaat pemerintah menyatakan mengeluarkan Timur Timor dari provinsi yang ada di Indonesia.
"Tapi saya bangga, ayah saya yang seorang tentara sangat cinta NKRI. Kami pun demikian. Meski ayah didikannya keras, tapi beliau mengajarkan kami nilai-nilai kejujuran," ujar Andi.
Siapa yang sangka, saat masih sekolah Andi dan Amran (Mentan) pernah berjualan obat keliling.
Kala itu, penjual obat keliling adalah kegiatan yang paling diidolakan para anak muda di kabupaten Bone, tempat ia dibesarkan.
Menjual obat kata Sudirman, tidak hanya cepat mendapatkan uang, tapi juga cepat dikenal oleh masyarakat. "Maklumlah, orang dikampung," katanya sambil tertawa.
Menjual obat tidak berlangsung lama, pasalnya ayah Sudirman marah besar saat mengetahui anaknya menjual obat.
Sudirman dan Amran serta beberapa saudaranya pun dipanggil ayahnya.
"Kenapa pergi jual obat, saya kasi sekolah supaya kedepan bisa lebih baik lagi. Pergi menjual nanti ganggu sekolahmu," kata Sudirman menirukan ayahnya.
Saat kejadian itu, Sudirman dan saudaranya meninggalkan profesinya itu dan fokus untuk sekolah.
Tahun 2001, suami Naoemi Octarina ini dinyatakan lulus sekolah di SMA Lappariaja, Bone.
Saat itu juga, ia pun melangkahkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi. Masuklah Sudirman ke Kampus Unhas (Universitas Hasanuddin) dengan jurusan mesin.
Sebagai mahasiswa baru, anak muda yang datang dari kampung kelahiran Wapres RI Jusuf Kalla ini masih memegang teguh amanah yang diberikan ayahnya, disiplin dan jujur.
Berbagai organisasi yang di ikuti, dan salah satu doktrinnya yakni patuh kepada senior. "Saya ini disiplin, artinya tahu aturan. Nah saya merasa yang lebih tua (senior) pun harus dihargai," katanya.
Senioritas ini masih menjadi komitmennya. Bahkan saat pertarungan Pilgub Sulsel, banyak senior atau yuniornya ikut membantunya untuk duduk di tahta orang nomor 2 di Pemprov Sulsel.
Dibeberapa momentum, saat telah menjabat Wakil Gubernur dirinya merasa dilema.
Bagaimana tidak, di Pemprov Sulsel rupanya ia menemukan beberapa seniornya berstatus pegawai Pemprov Sulsel.
"Beh, ini yang biasa saya merasa tidak enak. Ada pernah senior usul program tapi saya tolak. Tapi saya tetap hormat sama dia dan panggil kak," ujarnya.
Di pemerintahan kata Sudirman, pihaknya tidak bisa mengambil keputusan sendiri. Ia bersama Gubernur Sulsel Prof HM Nurdin Abdullah juga pihak yang harus memberikan pertimbangan dalam memutuskan kebijakan.
Janggut
Ada yang beda dari pejabat lainnya, Wakil Gubernur Sulsel ini memiliki janggut.
Janggut ini diidentikkan bahwa dirinya adalah jamaah tabliq sehingga orang berhati-hati untuk bicara.
Namun meski begitu, rupanya janggut ini kata dia memiliki beekah. Karirnya menjadi pekerja profesional di sebuah perusahaan asing (Australia) membuat dirinya dipercaya.
"Saya ini dipercaya mengelola perusahaan Australia di Jakarta. Siapa saya ini, masih banyak lebih baik. Tapi aneh juga, bos saya orang Australia percaya saya," katanya.
Ia pun menambahkan, bahwa selama kita komitmen dan ingin bekerja, dilingkungan manapun pasti akan dinerikan kedudukan yang baik. (*)
Laporan wartawan tribun-timur.com, Saldy
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur :
Jangan Lupa Follow akun Instagram Tribun Timur: