Pencarian KM Cahaya Murni Diusulkan Ditutup
Kepala Basarnas Palu, Basrano mengatakan, hingga hari ke-7 pencarian belum membuahkan hasil alias nihil.
Penulis: Muhakir | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUNPALU.COM, PALU - Proses pencarian kapal KM Cahaya Murni yang hilang di perairan Banggai, diusulkan ditutup, Senin (11/3/2019).
Kepala Basarnas Palu, Basrano mengatakan, hingga hari ke-7 pencarian belum membuahkan hasil alias nihil.
Badan Pencarian dan Pertolongan Sulteng menerima informasi hilangnya KM Cahaya Murni pada 05 Maret 2019, dan langsung melakukan pencarian.
"Sejak laporan kami terima 05 Maret, hingga hari ini tanggal 11 Maret sudah memasuki hari ke-7. Kemungkinan akan diusulkan untuk ditutup, namun dapat dibuka kembali jika ada laporan tentang perkembangan KM Cahaya Murni tersebut," ujarnya.
Sebelumnya, KM Cahaya Murni hilang kontak pada tanggal 26 Februari 2019.
"Harusnya tiba di Bitung tanggal 27 Februari 2019. Namun hingga saat ini belum sampai di Bitung," jelasnya.
KM Cahaya Murni yang mengalami hilang kontak pada rute Balut, Tanjung Pamali Provinsi Sulteng, menuju Tanjung Fleco, Bitung Provinsi Sulut.
Hilang kontak pada koordinat 1° 1'38.52"S - 123°47'53.88"T .
Luas Search Area hari ini seluas 523 NM2 Pada Koordinat, 1° 18’ 41” S, 123° 10’ 51” E, 0° 54’ 14” S, 123° 10’ 51” E, 0° 54’ 14” S, 123° 32’ 11” E, dan 1° 18’ 41” S, 123° 32’ 11” E.
Adapun nama Ke-5 person on boat (POB) yaitu La Ode Iksan (nahkoda), Hendrik Pilapu (KKM), Abd Rasyid (juru mudi), Yekson (juru mudi), Barson S.Nggolon (juru masak).
Mereka tercatat sebagai karyawan perusahaan pelayaran rakyat PT Paradigma Baru Pelayaran.
Perusahaan yang beralamat di Jalan Ahmad Yani Kompleks Pelabuhan Rakyat, Kota Luwuk, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulteng. (TribunPalu.com/Muhakir Tamrin)