Mirip Nabi Yunus AS, Seorang Pakar Ditelan Ikan Paus dan Lalu Dimuntahkan Kembali, Baru Saja Terjadi
Kisah seperti dialami Nabi Yunus AS ditelan Ikan Paus terulang pada saat ini. Percaya atau tidak
Akhirnya, Rainer berhasil mencapai permukaan laut dan bergabung kembali dengan rekan-rekan penyelamnya yang sebagian besar tak mengetahui peristiwa luar biasa itu.
"Kami kembali ke perahu dan memeriksa apakah kamera kami baik-baik saja. Tak ada tulang yang patah jadi semua baik-baik aja," lanjut dia.
Pengalaman nyaris mati ini ternyata tak membuat Rainer Schimpf jeri atau kapok untuk bekerja di bawah laut.
"Jika saya dilahirkan kembali, saya ingin menjadi seekor paus," kata dia.
Paus Bryde's dewasa bisa mencapai bobot 30 ton dan biasa memangsa plankton atau ikan-ikan kecil.
Selama kariernya Rainer Schimpf sudah mendokumentasikan berbagai perilaku hewan laut misalnya perlaku berburu Ikan Paus Orca atau saat hewan itu membunuh lumba-lumba.
Gara-gara Manusia, Kadar Stres Paus Meningkat Tajam
Para ahli dari Baylor University di Texas, AS, menggunakan metode unik untuk mencari tahu penyebab Ikan Paus menjadi stres.
Jawaban dari pertanyaan ini, mungkin kitalah yang patut disalahkan.
Dalam laporan yang terbit di jurnal Nature Communications edisi 2 November 2018, tim mempelajari kotoran telinga paus bungkuk dan paus biru yang hidup di samudra Atlantik antara tahun 1870 sampai 2016.
Ini adalah studi pertama yang mengamati stres pada paus dari waktu ke waktu.
Kotoran telinga paus berasal dari earplug laminae, lapisan pertumbuhan yang ditemukan pada kotoran telinga paus ini didapat dari koleksi museum.
Dengan mempelajari lapisan ini, para ahli dapat memeriksa kadar kortisol atau hormon yang merespon stres pada paus dan mencocokkannya dengan momen terpenting dalam sejarah.
Menariknya, tingkat kortisol meningkat pesat pada 1960-an, saat penangkapan Ikan Paus mencapai puncaknya yakni sekitar 150.000 ekor.
Ini mewakili tingkat kortisol tertinggi yang ditemukan pada abad ke-20.