Daftar 20 Orang Terkaya Indonesia Versi Forbes, Kakak Erick Thohir & Adik Prabowo Subianto Tak Masuk
Daftar 20 Orang Terkaya di Indonesia 2019 versi majalah Forbes, nama kakak Erick Thohir dan adik Prabowo Subianto tak masuk.
TRIBUN-TIMUR.COM - Daftar 20 Orang Terkaya di Indonesia 2019 versi majalah Forbes, nama kakak Erick Thohir dan adik Prabowo Subianto tak masuk.
Siapa saja 20 Orang Terkaya di Indonesia 2019 versi majalah Forbes?
Majalah Forbes Indonesia baru saja merilis daftar Orang Terkaya di dunia.
Di dalam daftar tersebut terdapat 21 nama miliarder asal Indonesia.
Bahkan, dua di antaranya masuk di dalam daftar 100 Orang Terkaya di dunia, yaitu Budi Hartono dan Michael Hartono yang keduananya merupakan Orang Terkaya di Indonesia.
Sosok Budi Hartono dan Michael Hartono merupakan kakak beradik yang sebagian besar sumber kekayaannya berasal dari investasi mereka di PT Bank Central Asia (BCA).
Masing-masing total kekayaan mereka mencapai Rp 18,6 miliar dollar AS untuk Budi Hartono.
Jumlah tersebut setara dengan Rp 263,08 triliun.
Sementara, Michael Hartono tercatat memiliki total kekayaan mencapai 18,4 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 260,25 triliun.
Menyusul posisi Hartono bersaudara ada Sri Prakash Lohia dengan nilai kekayaan sebesar 7,3 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 102,2 triliun.
Bisnis yang digelutinya meliputi produksi produk polyester dan petrokimia.
Di posisi keempat ada pengusaha Dato Sri Tahir yang merupakan pendiri Mayapada Group dengan nilai kekayaan mencapai 4,5 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 63 triliun dan disusul oleh Chairul Tanjung, pendiri CT Corp dengan nilai kekeayaan mencapai 3,7 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 51,8 triliun.
Berikut daftar 20 Orang Terkaya di Indonesia:
1. Budi Hartono: 18,6 miliar dollar AS setara Rp 263,8 triliun
2. Michael Hartono: 18,6 miliar dollar AS setara Rp 260,4 triliun
3. Sri Prakash Lohia: 7,3 miliar dollar AS atau setara Rp 102,2 triliun
4. Dato Sri Tahir: 4,5 miliar dollar AS setara Rp 63 triliun
5. Chairul Tanjung: 3,7 miliar dollar AS setara Rp 51,8 triliun
6. Prajogo Pangestu: 3,5 miliar dollar AS setara Rp 49 triliun
7. Low Tuck Kwong: 2,4 miliar dollar AS setara Rp 33,6 triliun
8. Mochtar Riady: 2,3 miliar dollar AS setara Rp 32,2 triliun
9. Theodore Rachmat: 1,7 miliar dollar AS setara Rp 23,8 triliun
10. Martua Sitorus: 1,7 miliar dollar AS setara Rp 23,8 triliun
11. Peter Sondakh: 1,7 miliar dollar AS setara Rp 23,8 triliun
12. Alexander Tedja: 1,6 miliar dollar AS setara Rp 22,4 triliun
13. Murdaya Poo: 1,4 miliar dollar AS setara Rp 19,6 triliun
14. Donald Sihombing: 1,4 miliar dollar AS setara Rp 19,6 triliun
15. Eddy K. Sariatmadja: 1,3 miliar dollar AS setara Rp 18,2 triliun
16. Djoko Susanto: 1,3 miliar dollar AS setara Rp 18,2 triliun
17. Sukanto Tanoto: 1,3 miliar dollar AS setara Rp 18,2 triliun
18. Keluarga Ciputra: 1,1 miliar dollar AS setara Rp 15,4 triliun
19. Harjo Susanto: 1,1 miliar dollar AS setara Rp 15,4 triliun
20. Hary Tanoesoedibjo: 1,1 miliar dollar AS setara Rp 15,4 triliun
Kakak Erick Thohir dan Adik Prabowo Subianto Tak Masuk
Dalam daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia 2018 yang dilansir Forbes pada tahun lalu, nama kakak Erick Thohir dan adik Prabowo Subianto sempat masuk.
Baca: 50 Orang Terkaya di Indonesia: Bandingkan, Kekayaan Adik Prabowo Jauh di Bawah Kakak Erick Thohir
Di peringkat ke-16 Orang Terkaya di Indonesia pada 2018, ada nama Garibaldi Thohir.
Dia adalah kakak kandung dari Erick Thohir (48).
Sebagaimana diketahui, Erick Thohir adalah Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) atau Tim Sukses atau Tim Pemenangan Jokowi-Maruf Amin pada Pilpres 2019.
Berdasarkan data terbaru Forbes, jumlah kekayaan Garibaldi Thohir kini mencapai $1.67 miliar atau setara Rp 24,3 triliun.
Saat ini, Garibaldi Thohir menduduki jabatan Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk, produsen batu bara terbesar di belahan bumi selatan dan keempat terbesar di dunia.

Dikutip dari Wikipedia.org, karier bisnis Garibaldi Thohir diawali setelah mendapatkan gelar MBA dari Northrop University, Amerika Serikat, ia bergabung dengan Astra yang saat itu dipimpin oleh ayahnya.
Setelah merasa cukup belajar di Astra, ia mencoba peruntungannya dengan mendirikan perusahaan property dengan membangun aparteman di kawasan Casablanca, Jakarta.
Namun, usaha ini tidak berjalan dengan mulus dan masalah pembebasan lahan menjadi kendala utama, akhirnya perusahaan ini dijual ke ayahnya.
Pada tahun 1992, ia bergabung dengan perusahaan tambang di Sawah Lunto Sumatera Barat yaitu PT Allied Indo Coal.
Tahun 1997, ia juga memulai bisnisnya di bidang keuangan dengan mengakusisi perusahaan multi finansial PT Wahana Ottomitra Multiartha atau dikenal dengan sebutan PT WOM Finance.
Perusahaan ini bergerak dalam bidang penyedia pembiayaan publik khusunya pembelian sepeda motor Honda.
Pada tahun 2005, bersama Theodore Permadi Rachmat, Edwin Soeryadjaya, Sandiaga Uno, dan Benny Soebianto, ia membentuk konsorsium baru membeli saham Adaro Energy dari New Hope, perusahaan asal Australia.
Ini menjadi titik balik dari bisnisnya, ia berhasil menjadikan Adaro Energy sebagai terbesar kedua di Indonesia setelah PT Kaltim Prima Coa dan salah satu produsen batu bara terbesar kelima di dunia.
Tahun 2008, Adaro Energy melakukan penjualan saham perdana ke publik (initial public offering/IPO). Adaro mengusung produk batubara dengan brand Envirocoal, batubara yang ditambang dengan konsep ramah lingkungan.
Pada akhir tahun 2011, Forbes menempatkan Adaro sebagai satu dari 50 Perusahaan Terbaik di Asia.
Pada 30 Mei 2013 dengan tujuan memperkuat investasinya, Garibaldi Thohir memborong saham perusahaan yang dipimpinnya sendiri.
Ia membeli 2 juta lembar saham ADRO di harga Rp 950/lembar saham atau sekitar Rp 1,9 miliar.
Pada 2014, PT Adaro Power dengan anak usaha Korea East-West Power Co Ltd membentuk perusahaan patungan, PT Tanjung Power Indonesia yang membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 2 X 100 megawatt (MW) di Tabalong, Kalimantan Selatan.
Jika Garibaldi Thohir duduk di peringkat belasan, maka Hashim Djojohadikusumo duduk di peringkat 30-an dalam daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia 2018.
Hashim Djojohadikusumo adalah adik kandung calon Presiden RI, Prabowo Subianto Djojohadikusumo (67).
Saat ini, kekayaan Hashim Djojohadikusumo senilai $850 juta atau setara Rp 12,3 triliun.
Dikutip dari Wikipedia.org, awalnya Hashim Djojohadikusumo magang di sebuah bank investasi sebagai analis keuangan di Perancis, kemudian ia mulai memasuki dunia bisnisnya dengan menjadi direktur di Indo Consult.
Berkat perkembangan bisnis dan perusahaan Hashim Djojohadikusumo yang semakin melaju pesat, maka akhirnya ia pun mulai mengakuisi PT Semen Cibinong lewat perusahaannya bernama PT Tirta Mas. Setelah itu, ia pun juga mulai menanamkan sahamnya di Bank Niaga dan Bank Kredit Asia, hingga ia menjadi benar-benar seorang konglomerat.
Pada tahun 2002 Hashim Djojohadikusumo ditahan karena terlibat pelanggaran Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) di mana kredit yang seharusnya dikucurkan ke kreditor ternyata dikucurkan ke grupnya sendiri.
Setelah itu bersama dengan Prabowo Subianto, ia membeli Kiani Kertas, perusahaan eks-Bob Hasan yang bermarkas di Kalimantan Timur.
Sentuhan langsung dari kakeknya dan kesetiaannya mengikuti sang ayah kemana-mana telah membentuk sosok Hashim yang telah mengenal ekonomi kerakyatan sejak kecil.
Setelah banyak menghabiskan pendidikan formalnya di luar negeri, Hashim pulang ke Indonesia tatkala sang ayah tak lagi menduduki jabatan menteri, dan langsung menempati posisi direktur Indo Consult—perusahaan milik ayahnya.
Setelah berhasil menyelamatkan perusahaan Prabowo Subianto tersebut, Hashim Djojohadikusumo juga berhasil menguasai konsesi lahan hutan sebesar 97 hektare yang tersebar di Aceh Tengah.
Itu kemudian mendorongnya untuk terus memperluas jaringan bisnisnya hingga memiliki 3 juta hektare perkebunan, konsesi hutan, tambang batubara, dan ladang migas di Aceh hingga ke Papua.
Namum demikian Kiani Kertas kerap mengalami masalah keuangan dan pada awal 2014 terjadi protes buruh yang belum menerima gaji selama 5 bulan.(kompas.com/tribun-timur.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Daftar 20 Orang Terkaya Indonesia Versi Forbes", https://money.kompas.com/read/2019/03/06/211200626/ini-daftar-20-orang-terkaya-indonesia-versi-forbes.
Penulis : Mutia Fauzia
Editor : Erlangga Djumena