Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Wiki

TRIBUNWIKI: Padanglampe Jadi Lokasi Pesantren Maba UMI, Ini Profil Desa, dan Letak Geografisnya

Padanglampe merupakan sebuah wilayah pedesaan di Pangkep yang memiliki keterikatan khusus pada Universitas Muslim Indonesia (UMI).

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Ina Maharani
munjiyah/tribunpangkep.com
Sebanyak 677 mahasiswa baru (Maba) dari Fakultas Farmasi, Ilmu Komputer, dan Kedokteran Gigi Universitas Muslim Indonesia (UMI) mengikuti Pesantren Kilat di Aula Pesantren UMI Darul Mukhlisin Padanglampe, Kecamatan Ma'rang, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel), Selasa (28/8/2018). 

 
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Padanglampe merupakan sebuah wilayah pedesaan di Pangkep yang memiliki keterikatan khusus pada Universitas Muslim Indonesia (UMI).

UMI, mewajibkan seluruh mahasiswanya untuk mengikuti kegiatan pesantren atau religius, pascaditerima sebagai mahasiswa.

Kegiatan tersebut dilakukan untuk meningkatkan nilai agama.

Digelar di pesantren yang berlokasi di Padanglampe, Darul Mukhlisin.

Suasana di Pesantren Darul Mukhlisin UMI Padanglampe, Kecamatan Marang Kabupaten Pangkep, Sulsel, Selasa (29/5/2018) nampak sepi.
Suasana di Pesantren Darul Mukhlisin UMI Padanglampe, Kecamatan Marang Kabupaten Pangkep, Sulsel, Selasa (29/5/2018) nampak sepi. (MUNJI)

Setiap bulannya pesantren tersebut tidak pernah sepi oleh Mahasiswa.

Mahasiswa ini dikirim untuk menjalani pengenalan-pengenalan agama sebelum masuk pada dunia kampus UMI.

Masa pesantren, Mahasiswa diberi waktu selama 30 hari.

Meski jauh dari pedesaan pusat namun, para mahasiswa tidak merasa terisolir.

Karena diisi dengan berbagai kegiatan keagamaan.

Sejarah Padanglampe

Dilansir dari situs resmi pemerintahan Padanglampe, nama Padanglampe terdiri dari dua suku kata yaitu Padang dan kata Lampe .

Dalam bahasa Indonesia Padang artinya lapangan yang sangat luas. Lampe artinya panjang.

Jadi Padanglampe adalah hamparan yang luas dan panjang. 

Nama ini diberikan oleh seorang putera Padanglampe yang bernama Andi Baso Daeng Maggading pada zaman pemerintahan Hindia Belanda.

Pada zaman Pemerintahan Hindia Belanda, Padanglampe masih berstatus kampung dari salah satu Distrik Ma’rang.

Kepala Kampung yang pertama adalah Andi Baso Daeng Maggading (Tahun 1942-1962).

Pada masa itu Padanglampe masuk dalam bagian distrik Ma’rang Onder Afdeling Pangkajene.

Karena letak Padanglampe yang sangat jauh yaitu kurang lebih 8 km dari kantor Kepala Distrik dan masih terbatasnya sarana transportasi pada masa itu.

Maka untuk memudahkan koordinasi dan komunikasi antara penduduk Padanglampe dengan Kepala Distrik Ma’rang utamanya keamanan masyarakat, H Andi Pintara sebagai Kepala Pemerintahan Distrik Ma’rang menugaskan Andi Basso Daeng Maggading sebagai Kepala Kampung.

Kemudian pada tahun 1962 kampung Padanglampe berubah status menjadi Desa Padanglampe. Kepala desa pertama adalah H Andi Muh Ali sampai pada tahun 1976).

Wilayah Desa Padanglampe pada saat itu meliputi beberapa Rukun Kampung, yaitu:

a. Punranga

b. Ujung

c. Gelleng

d. Alebonto-bonto

e. Alesipitto

f. Padanglampe

g. Sambau

Akibat perkembangan penduduk, satu per satu dari kampung tersebut di atas memisahkan diri dari Desa Padanglampe (masuk wilayah Desa/Kelurahan lain) bahkan Kampung Punranga dan Alesipitto sudah menjadi desa tersendiri.

Pada saat ini Desa Padanglampe terdiri atas empat buah dusun, yakni Padanglampe, Sambau, Balangkatala, dan Dusun Alekarajae.

Letak Geografis

Desa Padanglampe terletak pada ketinggian 15-20 m dari Permukaan Laut terdiri dari 70% dataran rendah dan 30% dataran tinggi.

Suhu udara rata-rata berkisar antara 250C-300C dengan curah hujan 3.174 mm/tahun.

Letaknya cukup strategis karena berbatasan langsung dengan empat daerah.

Di sebelah Utara berbatasan dengan Desa Alesipitto, di sebelah Selatan dengan Kelurahan Attangsalo-Kecamatan Labakkang, di sebelah Timur dengan Kecamatan Bungoro-Kecamatan Segeri dan di sebelah Barat dengan Kelurahan Ma’rang .

Jarak dari pusat pemerintahan Kecamatan lebih 8 km, dari ibukota Kabupaten lebih 22 km dan dari ibukota Provinsi lebih 24 km.

Luas desa kurang lebih 1.385 Ha yang terdiri dari tanah sawah, tanah kering, tanah perkebunan, tanah fasilitas umum dan tanah hutan.

Luas desa kurang lebih 1.385 Ha yang terdiri dari tanah sawah, tanah kering, tanah perkebunan, tanah fasilitas umum dan tanah hutan. 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved