Cerita 30 Kopassus TNI Permalukan 3 Ribu Pemberontak Kongo, Bermodal Jubah dan Bawang Putih
Ketika Kopassus taklukkan 3 ribu pemberontak di Kongo, modal jubah putih, bawang putih, dan senjata. Penasaran kisahnya?
Namun, di bawah bendera PBB sikap tersebut hilang karena profesionalitas personel Konga III.
Kontingen pasukan perdamaian India merupakan yang terbesar dan terbanyak jumlahnya di UNOC dan terorganisir dengan baik.
Sedangkan pasukan Garuda hanya berkekuatan kecil akan tetapi mampu melakukan taktik perang gerilya dengan baik.
Bukan hanya soal perang melulu, Konga III juga mengajarkan masyarakat setempat untuk mengolah berbagai macam tumbuhan yang berada di sekitar mereka untuk dijadikan makanan.
Baca: Setahun Jadi Juara LIDA, Siapa Sangka Beginilah Kondisi Rumah Selfi di Kampungnya di Soppeng
Baca: Foto-foto Cantiknya Reiko Barack Ibu Reino Barack yang Asli Jepang, Tak Pernah Muncul di TV?
Baca: Bertahun-tahun Terpendam, Norman Kamaru Akhirnya Ungkap Kenapa Dirinya Dipecat sebagai Polisi
Seperti cara mengolah daun singkong sehingga enak dimakan.
Suatu hari terjadi serangan mendadak di markas Konga III yang dilakukan oleh para pemberontak yang diperkirakan berkekuatan 2 ribu orang.
Markas Konga III dikepung oleh para pemberontak tersebut.
Tembak menembak terjadi dari pukul 00.00, tidak ada pasukan Garuda yang tewas pada kejadian itu.
Namun, hanya beberapa luka ringan dan segera ditangani oleh tim medis.
Sedangkan para pemberontak setelah melakukan serangan langsung mundur ke wilayah gurun pasir yang gersang.
Tak mau berdiam diri saja seluruh pasukan perdamaian di Kongo dari semua negara peserta langsung melakukan rapat koordinasi untuk melakukan pengejaran terhadap gerombolan pemberontak.
Hasilnya dibentuk tim berkekuatan 30 orang yang berasal dari RPKAD/Koppasus untuk melakukan pengejaran hingga ke markas pemberontak sekalipun.
Raut wajah bersemangat tinggi berkobar di tiap-tiap personel prajurit RPKAD yang terpilih untuk melakukan pengejaran.
Iringan doa dari semua pasukan perdamaian menyertai ke 30 prajurit terpilih karena mereka akan berada di wilayah yang disebut "no man’s land".
Di mana "no man’s land" adalah wilayah tak bertuan yang merupakan daerah terlarang bagi pasukan PBB karena di kawasan tersebut pasukan dari india pernah ditembaki sampai habis tak bersisa.