Profesor Taruna Ikrar Launching Buku Gagasan Indonesia Modern Berbasis Neuroleadership
Pakar Neuro Science Profesor Taruna Ikrar, meluncurkan buku berjudul Gagasan Indonesia Modern Berbasis Neuroleadership.
Bahkan di dalam negeri sendiri ada yang mengajukan tesis sebaliknya, bahwa Indonesia sudah hancur sebelum saat kejayaan yang diprediksi itu tiba.
"Maka tidak mengherankan kalau di tengah masyarakat muncul pertanyaan, apakah ada alasan bagi kita untuk optimistik? Atau kita memang seharusnya pesimistik?," ujarnya di Aula Universitas Tanri Abeng, Jakarta (27/2/2019).
Buku Gagasan Indonesia Modern Berbasis Neuroleadership
Buku Gagasan Indonesia Modern Berbasis Neuroleadership ini hadir prinsipnya merupan rumusan dan uraian setiap persoalan apa adanya, tanpa niatan untuk merelatifkan apalagi menutupinya.
Bahkan, melalui tulisan-tulisan itu, kita bisa ikut merasakan betapa geramnya penulis melihat persoalan yang diulasnya.
Kita bisa merasakan betapa geramnya penulis melihat banjir yang terus berulang; melihat korupsi yang justru melibatkan petinggi mahkamah konstitusi; melihat manajemen kesehatan yang porak poranda; melihat calon presiden yang miskin visi internasional; melihat diabaikannya para cerdik pandai; melihat radikalisme berbungkus agama; dan sebagainya.
Tetapi pada saat yang sama, sesuai dengan kapasitasnya, penulis enggan terjebak dalam kegenitan “asal komentar.”
Dalam artikel-artikelnya, dia banyak menghindari memberikan resep solusi yang instan.
Dalam sebagian artikel dia lebih memilih menyerukan perubahan cara berpikir, yang secara berkelanjutan bisa dijadikan perangkat untuk mencari solusi; sementara pada artikel yang lain dia memilih untuk membantu menempatkan persoalan dalam perspektif yang semestinya.
Taruna Ikrar, selain dokter juga merupakan ilmuwan kedokteran, maka teknologi yang banyak diulasnya tentu saja teknologi kedokteran, dan lebih spesifik lagi adalah aneka penemuan di bidang neuro-science.
Dalam sejumlah artikel penulis mengatakan betapa masyarakat saat ini diuntungkan oleh berbagai penemuan di bidang ilmu dan pengetahuan.
Sebut saja di bidang keahlian penulis, yakni neuro-science. Satu penemuan baru yang pantas dirayakan adalah penemuan tentang neuro-plasticity.
Berbeda dengan berbagai kesimpulan yang ada sebelumnya, yang mengatakan bahwa dari seluruh bagian tubuh otaklah yang paling tidak bisa berkembang, temuan terbaru justru mengatakan sebaliknya.
Justru otaklah yang memiliki kesempatan berkembang, bahkan dengan perkembangan yang nyaris tanpa batas.
Otak bisa terus berkembang bukan hanya di sisi kemampuan berpikirnya, tetapi juga sisi fisiologinya, karena keduanya saling berhubungan.