Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Suporter: PSM Sudah Juara di Hati

Ketiga klub tersebut PSM Makassar, Persib Bandung dan Persipura Jayapura yang ogah memberi sogokan kepada wasit

Penulis: Wahyu Susanto | Editor: Imam Wahyudi
Tribun Timur/Mike
Sadakati Sukma 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Publik sepak bola tanah air dihebohkan oleh unggahan Wakil Kedua Satgas Antimafia Sepakbola Indonesia, Brigjen Pol Krishna Murti.

Melalui akun Instagram pribadinya @krishnamurti_bd91, ia mengunggah tiga klub Liga 1 yang ditetapkan sebagai klub terpelit terhadap wasit.

Ketiga klub tersebut PSM Makassar, Persib Bandung dan Persipura Jayapura yang ogah memberi sogokan kepada wasit di Liga 1 2018 lalu.

Tentu ini menjadi kegegeran bagi publik sepakbola Indonesia terutama bagi suporter PSM Makassar.

Tidak lain karena hal itu, memicu sejumlah dugaan jika PSM Makassar gagal meraih juara di musim 2018 karena adanya sogok menyogok antar klub dan wasit.

Hal inipun memicu spekulasi terhadap gelar juara yang diraih Persija Jakarta pada musim 2018 lalu.

Diketahui, PSM dan Persija merupakan kandidat juara pada saat itu.

Namun Macan Kemayoran berhasil keluar sebagai jawara, setelah memenangkan laga terkahir atas Mitra Kukar dengan skor 2-1.

Sementara PSM Makassar juga meraih kemenangan 5-1 atas PSMS Medan pada tempat lain.

Kedua tim sama-sama menang, tetapi poin keduanya berkata lain yakni Persija 62 dan PSM 61.

Namun pada laga terakhir Persija, muncul dugaan kalau laga itu telah diatur dan wasit berperan besar mengontrol jalannya pertandingan.

Dengan penemuan sejumlah bukti dari satgas Antimafia bola, pun publik kembali mengarah kepada gelar juara Persija yang bisa saja berpindah tangan.

Sekedar diketahui, kejadian ini pernah menimpah klub raksasa Eropa yakni yakni skandal Calcio Poli di Liga Italia beberapa tahun silam.

Juventus yang meraih gelar juara pada saat itu selama dua musim harus berpindah tangan kepada Inter Milan.

Juventus kemudian harus didegradasi dari Serie A setelah terbukti pada skandal tersebut.

Terkait hal itu, suporter PSM Makassar, melalui Sekjen Red Gank, Sadakati Sukma menyebut hal itu belum tentu terjadi di sepakbola Indonesia.

Namun yang lebih penting, PSM Makassar sudah menjadi juara dikalangan suporter PSM Makassar.

Sehingga tak perlu ada embel-embel apapun seperti Tagar di media sosial untuk mendaratkan trofy tersebut di Makassar.

"Harusnya seperti itu. Tapi kalau saya pribadi ga usah," ujar pria yang akrab disapa Sadat, Kamis (21/2/2019).

"Karena PSM sudah diakui sebagai juara. Kami suporter pun sudah merasakan itu," ujarnya lagi.

Menurutnya, trofy hanya sebuah gelar yang diraih sebuah klub atau perorangan jika meraih prestasi tertinggi.

"Apalah arti sebuah trofy. Juara di hati itu lebih penting," imbaunya.

Sementara Panglima Laskar Ayam Jantan (LAJ) Dg Uki, pun mengatakan hal sama terkait trofy.

Menurutnya, tak perlu hal tersebut diributkan mengingat semua suporter Makassar bahkan seluruh Indonesia telah mengetahui siapa juara sebenarnya.

"Kan sudah dari dulu waktu laga terkahir PSM atas PSMS. Ditambah unggahannya Pak Krishna Murti. Jadi, kita anggap saja PSM memang juara di hati," terang Dg Uki.

Pria dengan rambut mohawk ini menambahkan, ada baiknya dari peristiwa tersebut bisa membuat sepakbola Indonesia jauh lebih baik.

"Utamanya di musim 2019 ini. Semoga saja tidak terulang lagi. Kita sudah capek dengan isu-isu pengaturan skor dan lain. Kapan sepakbola kita akan maju kalau begini terus," pinta Dg Uki.

Laporan Wartawan Tribun Timur, Wahyu Susanto @wahyususanto_21

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved