Robert Akhirnya Buka Suara soal Kasus Match Fixing, Mengaku Dihukum PSSI karena Terlalu 'Berisik'
Mantan Pelatih PSM Makassar, Robert Rene Alberts akhirnya memberikan komentar soal skandal pengaturan skor di Liga 1 Indonesia.
Robert Akhirnya Buka Suara soal Kasus Match Fixing, Mengaku Dihukum PSSI karena Terlalu 'Berisik'
TRIBUN-TIMUR.COM-Mantan Pelatih PSM Makassar, Robert Rene Alberts akhirnya memberikan komentar soal skandal Pengaturan Skor di Liga 1 Indonesia.
Melalui unggahannya di Instagram, pelatih asal Belanda itu mengapresiasi upaya pengusutan kasus match fixing di Indonesia.
"BAGUS sekali melihat bertambahnya pembongkaran match fixing ( pengat uran skor) di liga Indonesia selama 2 tahun belakangan..dan ini semua mulai terkuak satu persatu,"tulisnya.
Baca: Krishna Murti Akui PSM Pelit ke Wasit! CEO PSM Bicara Gelar, Jakmania Siap Kembalikan Trofi Juara
Baca: Jadwal Main PSM Makassar di AFC Cup dan Piala Presiden 2019 Berdekatan! PSSI Lakukan Hal Ini
Baca: Jelang Hadapi Home United, Striker PSM Makassar Ferdinand Sinaga: Persiapkan Mental Bertanding!

Ia pun berharap agar semua mafia sepakbola di Indonesia bisa ditangkap demi ditegakkannya keadilan.
Robert juga mengaku sering menyuarakan masalah tersebut, bahkan ia harus mendapat hukuman dari PSSI karena dinilai terlalu 'berisik'.
"Saya lumayan menyuarakan soal ini dan dihukum oleh PSSI beberapa kali karena saya terlalu vocal..ayo bersama sama membangun, tatatan yang bersih di sepakbola Indonesia,"tulisnya lagi
Sebelumnya Wakil Satgas Antimafia Bola, Brigjen Krishna Murti mengungkapkan sejumlah klub Liga 1 yang 'bersih' dari kasus pengaturan skor.
Melalui unggahannya di instagram, mantan Dirreskrimum Polda Metro Jaya menyebut ada tiga klub yang 'pelit' memberikan sesuatu ke perangkat pertandingan.
Ketiga klub tersebut, yakni PSM Makassar, Persipura, dan Persib Bandung.
Baca: Di Mata Najwa, 4 Klub Liga I Disebut Terlibat Pengaturan Skor agar Menang, Nama PSM Ikut Terseret?
Baca: Perseru Serui Target Tanpa Kebobolan, PSM Makassar Ogah Turunkan Ambisi
Baca: Gubernur Sulsel Dukung Aksa Mahmud Jadikan Stadion Barru Markas PSM U-19

"Menurut info para wasit2 yg diperiksa:
Klub ini adalah salah satu klub yg tidak pernah kasih “sesuatu” ke perangkat pertandingan. Kata mereka ini adalah “klub pelit ke wasit”.. .
Tapi sejarah akan selalu membuktikan: Bahwa Kejujuran adalah pemenang sejati.. Pertahankan Ewako.. #kmupdates (ini hanya salah satu klub, artinya ada yg lain yg juga spt ini) @psm_makassar,"tulis Krishna Murti di keterangan instagramnya.
Hal ini terbilang menarik, sebab PSM Makassar merupakan calon kuat juara Liga 1 dua musim berturut-turut.
Pada musim 2017, PSM Makassar hampir menjuarai kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Akan tetapi, mimpi mereka harus pupus di tangan Bhayangkara FC yang kala itu keluar sebagai juara.
Kemudian pada 2018, PSM Makassar harus kembali menahan hasratnya untuk menjuarai kompetisi kasta tertinggi Indonesia.
Pasukan Roberts Rene Albert harus merelakan trofi juara kepada tim Ibukota, Persija Jakarta.

Walau gagal meraih gelar juara, namun Krishna Murti memberikan apresiasi tinggi pada PSM Makassar.
Mantan Wakapolda Lampung tersebut menyebut bahwa kejujuran adalah pemenang sejati dan meminta klub Kota Makassar tersebut mempertahankan hal itu.
Selain PSM Makassar, Persipura dan Persib Bandung juga bersih dari pengaturan skor.
Namun, Krishna Murti menyebut untuk kasus Persib Bandung hanya berlaku di tahun 2018.
"PERSIB..
Menurut salah satu wasit yg diperiksa: “UNTUK KHUSUS TAHUN 2018 Kemarin, KLUB INI TERMASUK SALAH SATU YANG SAMA SEKALI TIDAK MAU KASIH APAPUN KE WASIT”..
.
Wasit ditanya kenapa cuma sebut tahun 2018..?? Dia bingung jawab nya.. "tulisnya di akun instagramnya lagi.
Sebelumnya, Satgas Antimafia Sepakbola telah mengusut skandal pengaturan skor yang terjadi.
Baik di tingkat Liga 3, Liga 2 dan kini menyasar Liga 1.
Sejumlah klub pun disinyalir terlibat dalam pengaturan skor bekerjasama dengan pihak PSSI.
Bahkan Plt Ketua Umum Joko Driyono telah ditetapkan tersangka terkait pengrusakan barang bukti kasus pengaturan skor.
Respon Munafri Arifuddin
CEO PSM, Munafri Arifuddin bicara potensi beralihnya gelar juara dari Persija Jakarta ke PSM Makassar.
"Jika Satgas bisa membuktikan itu tentunya sangat bagus, kan kejadian seperti itu pernah terjadi semisal di Liga Italia ada Calcio Poli, kenapa tidak semisal di Indonesia juga demikian ketika itu bisa dibuktikan," terang Appi sapaan Munafri.
Skandal Calcio Poli di Liga Italia beberapa tahun lalu menyebabkan gelar juara Juventus selama dua musim dianulir dan diserahkan ke Inter Milan.

Juventus pun harus didegradasi dari Serie A setelah terbukti terlibat dalam skandal tersebut.
Terkait dengan potensi itu Appi pun berharap kinerja Satgas terus berlanjut sampai menuntaskan persoalan sepakbola Indonesia yang sudah mengakar ini.
"Saya pikir Satgas sudah bekerja dengan baik, kalau perlu kerjasama ini terus berlanjut untuk membongkar sampai akar-akarnya dan jika ini dilakukan maka seluruh masyarakat sepakbola Indonesia akan memberikan apresiasi setinggi-tingginya," tutupnya.

Sebelumnya Wakil Kepala Satgas Antimafia Sepakbola Indonesia, Brigjen Pol Krishna Murti, menyebut PSM Makassar merupakan salah satu tim yang tak terlibat skandal pengaturan skor di kompetisi 2018 ini.
Hal itu diutarakan Krishna melalui unggahan di akun instagramnya, @krishnamurti_bd91 yang diposting, Kamis (21/2/2019).
Salah satu cirinya menurut Krishna Murti jika PSM kemungkinan tidak terlibat dalam pengaturan skor yakni terkait dengan pengakuan wasit-wasit yang diperiksa oleh Satgas.
"Menurut info dari wasit-wasit yang diperiksa: Klub ini adalah klub yang tidak pernah kasih "sesuatu" ke perangkat pertandingan. Kata mereka klub ini adalah klub "pelit ke wasit", Tapi sejarah akan selalu membuktikan: Bahwa kejujuran adalah pemenang sejati, pertahankan Ewako," tulis Krishna.
Sebelumnya, Satgas Antimafia Sepakbola telah mengusut skandal pengaturan skor yang terjadi.
Baik di tingkat Liga 3, Liga 2 dan kini menyasar Liga 1.
Sejumlah klub pun disinyalir terlibat dalam pengaturan skor bekerjasama dengan pihak PSSI.
Bahkan Plt Ketua Umum Joko Driyono telah ditetapkan tersangka terkait pengrusakan barang bukti kasus pengaturan skor.(*)
Follow juga akun instagram tribun-timur.com: