Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Wiki

TRIBUNWIKI: Kisah La Sinrang Pahlawan Asal Sawitto Pinrang, Kini Jadi Nama Jl Lasinrang

Pada zaman penjajahan Belanda , yakni 1856, telah lahir seorang putera yang bernama La Sinrang di Dolangan, salah satu daerah di bawah kerajaan Sawitt

Penulis: Ina Maharani | Editor: Ina Maharani
hery/tribunpinrang.com
Patung Lasinrang di taman kota, Jl Jend Sudirman, Kecamatan Watang Sawitto. 

Maka La Sinrang semakin tertarik dengan jenis tearian tersebut. Oleh karena itu maka La Sinrang pergi ke pammana dan tinggal disana. Setelah tinggal di pammana La Sinrang kembali ke Sawitto, . Pada saat itu beliau telah memiliki dua orang putra masing-masing La Koro dan La Mappangaro dari perkawinanya dengan Indo Jamarro dan Indo Intan.

Sesampainya di Sawitto La Sinrang memulai rencananya dengan menaklukkan perang dengan kerajaaan di sekitarnya seperti suppa, alitta, binanga karraeng, rubai, madalle, cempa, jampue dan kerajaan kecil di Sawitto.

Tetapi ternyata kerajaan tersebut tidak bersedia berperan. Sehingga kerajaan tersebut tidak takluk di bawah kekuasaan kerajaan Sawitto di bawah pemerintahan adattung La Tamma.

Diasingkan ke Bone, Lalu Wajo

Oleh karena La Sinrang berada di Sawitto semakin menjadi nakal, maka addatuang Sawitto megasingkannya ke Bon. Akan tetapi setahun tinggal diBone, La Sinrang terpaksa menyingkir ke Wajo karena membunuh salah seorang di istana di Bone, yaitu Pakkalawing epu’na arung Bone.

Selama di Wajo ia mendapatkan didikan dari La Jalanti putra arung matoa Wajo yaitu la koro arung padali yang bergelar watara Wajo. Sedankang kedudukan La Jalanti pada waktu itu adalah menjadi komandan pasukan Wajo di tempe dengan pankat jendral.

Lawan Belanda, Jadi Panglima Sawitto

Dalam perkembaganya kemudian ketika seragan Belanda terhadap kerajaan Sawitto tahun 1903 semakin  hebat maka La Sinrang di panggil pulang ayahnya dan selanjutnya di angkat menjadi panglima di kerajaan Sawitto.

Dalam perlawanannya La sinrang menggunakan beberapa sistem perlawanan yaitu sistem penggalangan massa, sistem gerilya, dan kerjama sama dengan raja-raja.

Ketiga sistem ini digunakan La Sinrang untuk melawan tentara Belanda. Sistem pengalangan massa dengan cara pembentukan pasukan yang di beri nama “ passiuno lappung” yaitu berupa pasukan berani mati tak kenal menyerah dan mundur walaupun setapak.

La sinrang dalam peperaganya mengunakan taktik perang gerilya yaitu menyerang di saat musuh sedang lenggah atau istirahat dan mundur di saat musuh menyerang.

Dalam melaksanakan perang gerilya terhadap pasukan Belanda, La Sinrang mengadakan taktik berpindah-pindah tempat dan setiap tempat yang di datangi segera menyusun kekuatan baru di tempat tersebut.

Taktik yang demikian tersebut cukup memusingkan pihak Belanda sehingga tidak dapat memusatkan segala kekuatanya untuk menghadapi serangan-serangan La Sinrang yang di lakukan secara tiba-tiba kemudian menghilang lagi.

sistem kerja sama dengan raja-raja di Sulawesi selatan usaha bersama menyusun strategi untuk mengusir Belanda dari tanah air. Sebagaimana kita ketahui bahwa raja di Sulawesi tidak ada senang pada Belanda.

Dibantu Raja Gowa

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved