Koordinator TEPI Pesimis Partisipasi Pemilih KPU Capai Target
Koordinator Pemantau Pemilih Indonesia (TEPI) Jeirry Sumampow menyentil saoal capaian target partisipasi pemilih pada Pemilu 2019
Penulis: Semuel Mesakaraeng | Editor: Suryana Anas
TRIBUNMAMASA.COM, MAMASA - Koordinator Pemantau Pemilih Indonesia (TEPI) Jeirry Sumampow menyentil saoal capaian target partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 mendatang.
Jeirry Sumampow menyebutkan, target Komisi Pemilihan Umum (KPU) terhadap partisipasi pemilih pada pemilu 2019, yakni 77,5 persen secara keseluruhan.
Berkaca pada target partisipasi pemilih pada pemilu periode lalu dengan angka 75 persen yang dicapai hanya 74 persen.
Baca: Lulus CPNS 2013, Tapi NIP Belum Keluar, Guru Datangi Ketua DPRD Wajo
Baca: Bawaslu Bantaeng Butuh Delapan Pegawai Pemerintah Non PNS
Baca: Bawaslu Toraja Utara Bakal Copot Billboard Caleg Depan Kantor BRI Rantepao
Dengan begitu, Jeirry mengaku pesimis, jika partisipasi pemilu saat ini akan dicapai KPU.
Target 77,5 persen menurut dia adalah angka yang cukup tinggi.
"Saya agak pesimis angka 77,5 % ini bisa tercapai," kata Jeirry saat dikonfirmasi, di Hotel Matana 2, Desa Osango, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa, Sulbar, Kamis (21/2/2019).
Menurutnya, pemilu kali ini, menjelang hari H, makin banyak orang yang bersikap apatis, khususnya generasi millenial.
Sehingga yang menjadi tantangan KPU kata dia, adalah menaikkan angka partisipasi pemilu, khususnya pada hari H nantinya.
Hal itu menurut dia, dipengaruhi pola sosialisasi yang dilakukan KPU dalam meningkatkan partiaipasi pemilih.
"Jika tidak ada treatment yang unik dilakukan KPU untuk meningkatkan partisipasi pemilih, maka tidak akan mencapai target itu," katanya.
Dijelaskan Jeirry, hampir di semua daerah, pemilhan legislatif tidak lagi menjadi bahan perbincangan masyarakat.
Sehingga pada proses pemilu saat ini, pemilihan presiden menjadi potensi meningkatkan partisipasi pemilih.
"Mungkin saja itu bisa melampau target jika dipersiapkan jauh lebih awal," ungkapnya.
Lebih jauh dijelaskan Jeirry, salah satu keluhan yang ditemukan terkait partisipasi pemilih, adalah sosialisasi yang dilakukan KPU sedikit terbatas.
Dia menilai, sosialisasi yang dilakukan KPU sangat kurang, hal itu disebabkan karena tugas KPU cukup banyak.
Selain itu, yang menyebabkan partisipasi pemilih tidak meningkat, karena hiruk pikuk memilu, tidak memberi semangat bagi masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya.
"Masyarakat makin apatis dengan banyaknya produksi hoax," sebutnya.
Sebelumnya KPU melakukan perekrutuan relawan demokrasi, untuk membantu KPU mensosialisaaikan tentang penyelenggaraan pemilu.
Namun, dari sudut pandang Pemantau, Jeirry menuturkan, hal itu tidak berjalan maksimal.
Penyebabnya menurut dia, karena materi sosialisasi yang diberikan lebih kepada soal teknis, bukan memotivasi pemilih.
"Kerja relawan ini tidak maksimal, sebetulnya jika itu dimanfaatkan dengan baik, maka akan menolong untuk meningkatkan partisipasi pemilih,"pungkasnya.
Laporan Wartawan @rexta_sammy
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur :
Follow juga akun instagram tribun-timur.com: