Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Siapa Jurnalis Senior yang Melarang Nonton ILC? Ini Pengakuan Rocky Gerung & Reaksi Karni Ilyas

Pengamat politik Rocky Gerung mengatakan ada larangan untuk menonton program acara Indonesia Lawyers Club (ILC) yang tayang di tv One.

Editor: Ilham Arsyam
Tribunnews
Rocky Gerung di ILC 

Siapa Jurnalis Senior yang Melarang Nonton ILC? Ini Pengakuan Rocky Gerung & Reaksi Karni Ilyas

TRIBUN-TIMUR.COM - Pengamat politik Rocky Gerung mengatakan ada larangan untuk menonton program acara Indonesia Lawyers Club (ILC) yang tayang di tv One.

Larangan itu menurut Rocky dilontarkan oleh seorang jurnalis senior yang tak disebutkan namanya oleh Rocky.

Hal tersebut diungkapkan Rocky Gerung saat menjadi bintang tamu di acara ulang tahun tv One yang ke-11, pada Kamis (14/2/2019).

Mulanya, Rocky yang diminta untuk memberikan pidato sesuai dengan tema yakni, 'Beda Itu Indah'.

Dirinya mengungkapkan memiliki catatan untuk ILC, di mana dalam acara tersebut, Rocky memang sering menjadi narasumber untuk berdiskusi dan berdebat.

Rocky Gerung DI ilc
Rocky Gerung DI ilc (Youtube)

Baca: Rocky Gerung Akhirnya Ungkap Alasannya Selalu Cekcok dengan Akbar Faizal di TV

"Saya mau kasih catatan, di dalam diskusi kemarin ada seorang jurnalis senior yang bahkan sangat senior, di dalam pemaparannya meminta supaya jangan menonton ILC itu," ujar Rocky Gerung.

Dosen Universitas Indonesia ini merasa aneh dengan pernyataan tersebut.

Karena menurutnya ILC merupakan tempat untuk berdiskusi.

Sementara mendengar bahwa acaranya dilarang untuk tak ditonton, pembawa acara ILC, Karni Ilyas yang duduk di bangku penonton melihat Rocky hanya tersenyum.

Karni Ilyas tampak tersenyum lebar saat acaranya mendapatkan larangan untuk tak ditonton.

Rocky lalu melanjutkan alasannya untuk tidak mematuhi jurnalis senior itu.

Menurutnya, ILC merupakan forum bertukar logika.

Baca: Siapa Pantas Dinyinyirin? Rocky Gerung/Amien Rais vs Akhmad Sahal/Goenawan Mohammad, ini Hasilnya

"Itu agak ajaib bahwa jurnalis menganjurkan agar supaya jangan menonton forum akal sehat, sebetulnya saya merasa bahwa ILC itu bukan lagi lawyers club, tapi logician club itu," kata Rocky yang disambut tertawaan dari para hadirin.

"Apa namanya, Indonesia Logician Club, Club Logika Indonesia, karena memang kita ingin supaya logika itu jadi satu-satunya tata bahasa dalam hari-hari ini."

Rocky lalu bercerita bahwa sejak dulu forum diskusi dan berdebat sudah terjadi, yakni di pasar.

"Dulu juga begitu, orang berdebat di pasar kira-kira abad ke-5 sebelum masehi, demokrasi itu adanya di pasar, tempat orang berdebat," tambahnya.

Lihat videonya:

Sementara itu, Rocky Gerung juga sempat diprotes untuk tidak tampil di ILC pada Juli 2018 silam.

Hal itu diungkapkan ileh Ketua Umum Forum Komunikasi Masyarakat Jakarta, Harianto.

Menurut Harianto, Rocky Gerung merupakan narasumber yang kontroversial sehingga bisa memecah belah bangsa.

"Saya meminta managemen TV One tidak memanggil lagi Rocky Gerung sebagai narsum. Sudahi perpecahan ini karena di awali oleh statetmen Rocky yang sangat provokatif," ujar Harianto yang dikutip dari Tribunnews,(7/8/2018) lalu.

Sedangkan Karni Ilyas juga sempat mengaku mendapatkan tekanan saat mengundang Rocky Gerung.

Baca: Grevo Gerung Adik Rocky Gerung Jarang Tampil di Publik Tapi Tak Kalah Hebat, Pernah Undang Jokowi

Dilansir TribunWow.com, hal tersebut tampak dari unggahan akun YouTube ILC pada Selasa (7/8/2018) silam.

Karni Ilyas mengaku dirinya kerap mendapat pernyataan apakah sebagai pemandu acara mendapat intervensi dari beberapa pihak, termasuk pemerintah mengenai acaranya.

Karni Ilyas menyebut jika dirinya paling banyak mendapat intervensi dari masyarakat untuk mengundang Rocky Gerung.

Menurutnya, sebagian meminta Rocky Gerung hadir di acaranya.

Tetapi ada banyak pula yang menekan dirinya agar tidak mengundang Rocky Gerung dalam acaranya.

"Sering saya ditanya, apakah sebagai Pemred atau sebagai host ILC apa banyak yang intervensi, apakah pemerintah mengintervensi, atau pemilik mengintervensi? Jawaban saya tidak," ujar Karni Ilyas.

"Intervensi yang terbanyak justru datang dari masyarakat. Hampir ratusan tiap pekan saya menerima Twitter yang meminta agar Rocky Gerung wajib dihadirkan."

"Tidak ada Rocky Gerung tidak ada party, no Rocky Gerung no Party. Tapi ratusan pula yang menekan saya agar Rocky Gerung jangan diundang."

"Artinya tekanan itu dari mana-mana. Karena itu saya selalu mengatakan, bahwa saya itu ibarat orang yang berdiri di perempatan jalan. Kalau saya tidak ditabrak dari depan, saya akan ditabrak dari belakang."

"Kalau tidak ditabrak dari kiri, saya akan ditabrak dari kanan, kata Margaret Tahcher, Perdana Menteri Inggris," ungkap Karni Ilyas.

SEBUAH acara bertema 'Menolak Pembusukan Filsafat' dianggap sebagai upaya 'pembunuhan' terhadap Rocky Gerung.

Dalam acara itu pembicaranya adalah beberapa filsuf dari beberapa universitas di Indonesia. 

Politisi Partai Demokrat, Andi Arief, menilai acara itu sebagai upaya 'pembunuhan' terhadap Rocky Gerung

Cuitan itu berisi selebaran acara Diskusi Publik berjudul 'Menolak Pembusukan Filsafat' yang dilaksanakan pada Rabu kemarin .

Acara yang disebut Sekjen Partai Demokrat Andi Arief sebagai upaya pembunuhan Rocky Gerung.
Acara yang disebut Sekjen Partai Demokrat Andi Arief sebagai upaya pembunuhan Rocky Gerung. (twitter @andiarief.)

Acara itu digelar di TJIKINI LIMA CAFE & Resto di JL Cikini I No. 5, Jakarta Pusat pada Rabu (13/2/2019). 

Para pengunjung tak dipungut biaya untuk hadir di acara tersebut. 

Para pembicara acara tersebut, antara lain :

1. Sastrawan Goenawan Mohamad

2. Dosen Filsafat UI Donny Gahral Adian

3. Dosen Filsafat STF Driyarkara, A.Setyo Wibowo

4. Alumnus STF Driyarkara, Akhmad Sahal

Dalam cuitan yang memposting selebaran itu, Andi Arief menulis 'Upaya pembunuhan @rockygerung dengan berbagai cara'.

Lebih Baik Jadi Ahli Propaganda Saja

Dalam acara itu, para filsuf tersebut memang tak membawa nama Rocky Gerung

Tapi ada beberapa kali nama Rocky Gerung disebut. 

Bukan hanya nama, tetapi beberapa argumen Rocky Gerung seperti 'kitab suci fiksi', 'akal sehat', dan lainnya beberapa kali disebutkan. 

Pada intinya, para filsuf ini hanya ingin ilmu filsafat duduk pada tempatnya di segala kondisi, termasuk dalam perpolitikan nasional. 

Rocky Gerung
Rocky Gerung (youtube Indonesia Lawyers Club)

Di awal acara, para filsuf sudah mengambil kesimpulan mengenai praktik filsafat belakangan ini yang cenderung dinilai mengalami distorsi. 

Distorsi itulah yang disebut sebagai pembusukan filsafat. 

2 bentuk pembusukan filsafat yang telah terjadi, yakni : 

1. Filsafat digunakan  untuk mencucisifikasi kepentingan politik dan kelompok tertentu tanpa konfrontasi, dan apakah hal tersebut menyumbang pada tenos (tujuan) dari semua politie, yaitu kohabitasi yang berkedamaian, atau kebaikan bersama.

2. Filsafat dilacurkan sebagai alat subsistence atau mata pencaharian semata, dan bukan lagi sebagai sebuah art of thinking sebagaimana praktek filsuf yunani kuno bahwa filsafat adalah art of thinking.

Filsuf dari STF Driyarkara, Akhmad Sahal, menerangkan bahwa Filsuf selalu harus duduk di tengah dalam berbagai hal, termasuk dalam perpolitikan. 

Filsuf harus mencari kebenaranya dengan cara tak boleh ada satu pihak pun yang merasa paling benar sendiri. 

Segala perdebatan harus dihadirkan untuk menemukan kebenaran. Begitulah cara filsafat bekerja.

Hanya dengan cara itu filsafat mampu mencari kebenaran yang sebenarnya.  

Sementara itu, Filsuf dari Universitas Indonesia, Donny Gahral Adian, mengapresiasi betul acara 'Menolak Pembusukan Filsafat' yang mampu menyeret para filsuf kelar dari perpustakaan, dan berbicara ke publik.

Donny menyebutnya dengan para filsuf turun ke jalanan. 

Filsuf UI, Donny, yang diminta jadi saksi ahli oleh polisi dalam kasus kitab suci fiksi rocky gerung.
Filsuf UI, Donny, yang diminta jadi saksi ahli oleh polisi dalam kasus kitab suci fiksi rocky gerung. (youtube Dokas AlumniSTFDriyarkara)

"Jadi keluar dari tempat persembunyiannya, keluar dari bacaan-bacaan beratnya, dan turun ke ruang publik," kata Donny. 

Donny lalu mengatakan bahwa dia  ingat di abad pertengahan ada terms filsafat sebagai ansilatheologia, filsafat sebagai hamba sahaya teologia. 

"Dan saat ini kita menemukan orang filsafat itu sudah menjadi ansilapolitika, hamba sahaya politik. Hanya membenarkan kepentingan politik, dan bukan mencari kebenaran seperti dikatakan teman saya Kiai Sahal tadi," kata Donny.

Lebih lanjut Donny mengatakan seharusnya seorang filsuf menjadi penerang dalam konsep-konsep yang sumir. 

Hal itu akan membuat orang bisa bertukar pikiran dengan ide-ide yang jernih. 

"Bukan retorika, bukan sophistry yang sebenarnya adalah sesuatu yang tidak ada harganya dimata kebenaran," ucap Donny.

"Ruang publik adalah tempat pikiran dipertukarkan dalam iklim perdebatan yang bebas dari kekuasaan dan uang," ujar Donny. 

"Jadi tidak ada kuitansi di dalam perdebatan, saya juga menolak kalau dibayar nanti, mas pras. tolong ya, buat nambahin konsumsi aja. Saya tambahin malah," kata Donny. 

"Filsuf itu kalo berdebat harus pro bono," tambah Donny. 

Donny Gahral Adian dan Rocky Gerung di ILC
Donny Gahral Adian dan Rocky Gerung di ILC (ILC)

"Ya saya kira konsep itu sudah banyak dipercakapkan, para filsuf-filsuf modern sudah banyak bicara tentang  publis fear ini sebagai ruang opini dibangun.Kebenaran dipertukarkan, bukan diperjualbelikan, bukan tempat pikiran-pikiran palsu diedarkan , dan akal sehat diselewengkan," ucap Donny .

"Jadi saya mengimbau para filsuf yang turun ke ruang tamu. Para filsuf yang menjamu tamu-tamunya di ruang publik. Menjamu tamu ekonomi, menjamu tamu politik, menjamu tamu sosial dan budaya, untuk berhenti mengumbar pikiran-pikiran palsu di ruang publik," ujar Donny.

"Berhenti mengumbar pikiran-pikiran yang sebenarnya hanya selubung, hanya pelapis, dari siasat atau syahwat politik. Berhenti merusak demokrasi. Stop menggunakan filsafat untuk merusak demokrasi. Biarkan kekuasaan betul di tangan rakyat, bukan di tangan siasat, bukan di tangan retorika," kata Donny.

"Bukan di tangan orang-orang yang menghipnotis publik dengan kata-katanya seolah agung tapi maknanya tidak ada. Jangan terpukau dengan kata-kata yang indah, tapi sebetulnya penuh dengan inkonsistensi," ujar Donny.

"ke persoalan jalan. Lagi bicara kitab suci, tiba-tiba jalan tol itu tidak menghubungkan atau membelah. Ini sebuah belokan yang mengagetkan dan kurangajar. Kalau mau menjadi ansilapolitika ya sudah, resmikan saja menjadi arbitator dan propagandator untuk kepentingan kelompok tertentu. Jangan klaim as philosipher. Turunkan saja kefilsafatan anda dari filsuf menjadi ahli propaganda. Ttu lebih pas. Karena tidak menerangi apa-apa, malah menggelapkan akal sehat. Membuat filsafat punya umat sekarang. Ini pertama dalam sejarah filsafat punya umat," ujar Donny. 

(TribunWow.com)

 
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved