Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Alat Bukti Kasus Pengaturan Skor Disita dari Apartemen Ketua Umum PSSI, Joko Driyono Tersangka?

Alat Bukti Kasus Pengaturan Skor Disita dari Apartemen Ketua Umum PSSI, Joko Driyono Tersangka?

Editor: Waode Nurmin
KOMPAS.COM
Pelaksana Tugas Ketua Umum PSSI Joko Driyono 

TRIBUN-TIMUR.COM - Apartemen Plt Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, yang terletak di Taman Rasuna, Setiabudi, Jakarta Selatan, digeledah oleh Satgas Antimafia Bola.

Penggeledahan untuk mencari alat-alat bukti itu dilakukan pada Kamis (14/2/2019), pukul 22.00 WIB.

Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, mengakui ada penggeledahan di kediaman Joko Driyono.

Pihak Satgas Antimafia Bola juga menyita beberapa dokumen.

"Iya benar semalam ada penggeledahan dan ada juga dokumen-dokumen serta barang bukti lainnya yang disita," kata Brigjen Dedi Prasetyo saat dihubungi wartawan, Jumat (15/2/2019).

Kendati demikian, Joko Driyono belum ditetapkan sebagai tersangka dan baru menjadi saksi oleh Satgas Antimafia Bola.

Penggeledahan itu dilakukan hanya untuk mencari bukti-bukti tambahan terkait adanya kasus pengaturan skor yang sedang marak terjadi di persepakbolaan Indonesia.

Dari penggeledahan tersebut ada beberapa barang Joko Driyono yang disita oleh Satgas Antimafia Bola.

Barang-barang itu adalah satu buah laptop, satu buah ipad, dokumen-dokumen pertandingan, buku tabungan, kartu kredit, uang tunai, empat bukti struk transfer, sembilan handphone, satu dokumen PSSI, dua buah flashdisk, dua lembar cek kwitansi, satu bandel surat, satu bandel dokumen, dan satu buah tab.

"Kemarin malam itu hanya untuk mencari alat bukti, minimal ada dua alat bukti," kata Brigjen Dedi Prasetyo. (*/bolasport)

Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur :

Follow juga akun instagram tribun-timur.com:

Gantikan Edy Rahmayadi

Keputusan Edy Rahmayadi melepas jabatannya sebagai ketua umum PSSI ternyata masih memicu kritik.

Hal ini lantaran jika Edy mundur, maka pimpinan sementara PSSI akan diambil alih oleh Joko Driyono, yang sebelumnya menjadi Wakil Ketum PSSI.

Dalam kongres, seusai Edy mengumumkan keputusan mundur, ia juga langsung menunjuk Joko Driyono dan menyerahkan bendera PSSI sebagai simbolis penyerahan jabatan.

 

Kritik terpilihnya Joko Driyono sebagai Ketua Umum baru PSSI ramai dilontarkan warganet di Twitter dengan tagar JokdriOut.

Banyak warganet menyayangkan keputusan Gubernur Sumatera Utara yang menunjuk Joko Driyono sebagai Ketua Umum PSSI yang baru.

Menurut mereka, majunya Joko Driyono sebagai Ketua Umum PSSI tidak memberikan perubahan apa-apa.

"Hari ini #EdyOut . kalau mmg tujuan kita membenahi sepakbola Indonesia, tugasnya ke depan bkn hanya sekedar nonton timnas tapi ikut IKUT MENGAWAL terlepas dari like and dislike. Btw saya sepakat #jokdriout juga sih, krna edy mungkin hanya tumbal," tulis @danielkalangie.

"#JokdriOut yess.. Cintai lah sepakbola indonesia pak..cabut dari pssi, siapa saja memimpin pssi asal jgn jokdri..PASTI PSSI lebih baik,," tulis @adipatimilano.

"#JokdriOut yang jelas Edy sama Jokdri sa aja. Kalo mau mereformasi PSSI ya ganti semua," tulis @BamsBulakSumur.

Hingga Minggu (20/1/2019) malam, tagar JokdriOut telah ramai ditwitkan hingga hingga 4.117 kali.

Dikutip dari Surya.co.id, karier Joko Driyono di dunia sepak bola berawal dari kiprahnya sebagai seorang jurnalis olahraga.

Joko Driyono kemudian mendapat kesempatan untuk menjadi manajer di Pelita Krakatau Steel.

Di awal tahun 1990-an, Joko Driyono mendapat tawaran untuk bergabung bersama PSSI.

Masuk PSSI dengan jabatan sebagai anggota, karier Joko Driyono terus meningkat dengan menempati posisi-posisi strategis di PSSI.

Joko Driyono, Ketua umum PSSI pengganti Edy Rahmayadi yang mundur Minggu, (20/1/2019)
Joko Driyono, Ketua umum PSSI pengganti Edy Rahmayadi yang mundur Minggu, (20/1/2019) (Tribunnews.com/Feri Setiawan)

Sepanjang ia berkarier di PSSI, Joko Driyono tercatat pernah menempati jabatan sebagai CEO PT Liga (Operator ISL), Sekretaris Jenderal PSSI, Wakil Ketua, hingga kini menjadi Ketua Umum PSSI.

Joko Driyono menjadi satu di antara anggota kepengurusan PSSI yang kerap menerima kontroversi, terutama perihal rangkap jabatan yang tengah dilakoninya.

Pada 2013 lalu, di bawah pemerintahan Nurdin Halid, ia yang harusnya menjadi Sekjen PSSI, diketahui merangkap jabatan sebagai CEO PT Liga Indonesia.

Joko Driyono bahkan dipercaya merangkap jabatan, tidak hanya sebagai CEO PT Liga Indonesia, tapi juga Sekjen PSSI di tahun yang sama.

Pada Kongres PSSI 2015, Joko Driyono sempat dicalonkan sebagai Ketum PSSI.

Ia bersaing dengan 8 kandidat lain, yakni Djohar Arifin, La Nyalla Mattaliti, Bernard Limbong, Muhammad Zein, Syarif Bastaman, Subardi, Achsanul Qosasih, dan Sarman El Hakim.

Akhirnya, La Nyalla yang terpilih, hingga kemudian PSSI dibekukan.

Perjalanan karier Joko Driyono berlanjut, setelah PSSI menggelar Kongres Luar Biasa PSSI pada 10 November 2016.

Edy Rahmayadi terpilih menjadi Ketum, dan Joko Driyono dipilih menjadi Wakil Ketum PSSI.

Kini setelah Edy Rahmayadi mundur, Joko Driyono resmi menjadi Ketua Umum PSSI.

 

Diberitakan sebelumnya, dikutip dari YouTube TribunBali.com, Minggu (20/1/2019), Edy sebelumnya menuangkan keluhannya atas apa yang dirasakan saat menjadi Ketum PSSI.

Menurutnya, di bawah kepemimpinanya, ada begitu banyak persoalan di dunia persebakbolaan Indonesia.

"Ada persoalan-persoalan ke dalam yang begitu fenomenal, dari mulai terjadi suporter dengan pemain, sampai terjadi korban. Ada yang menyalahi hukum, pengaturan skor, dan sebagainya," ujar Edy Rahmayadidi hadapan puluhan peserta kongres.

Menurutnya, organisasi PSSI merupakan pengalaman jabatan organisasi terberat yang pernah ia alami.

"Saya tidak tau, 32 tahun saya menjalani organisasi, organisasi PSSI inilah yang paling berat yang saya alami. Jadi mudah-mudahan yang menjadi ketua PSSI ke depan ini itulah orang-orang yang masuk surga nanti, inshaa Allah," ujarnya disambut riuh tepuk tangan.

Edy kemudian menuturkan ia sudah tak mampu lagi mengemban tanggung jawab sebagai ketua PSSI.

Edy Rahmayadi menyampaikan pengunduran diri sebagai Ketua Umum PSSI saat Kongres Tahunan di Bali, Minggu (20/1/2019).
Edy Rahmayadi menyampaikan pengunduran diri sebagai Ketua Umum PSSI saat Kongres Tahunan di Bali, Minggu (20/1/2019). (Twitter/@PSSI)

 "Saya mohon maaf, amanah yang diberikan rakyat, saya tak mampu lakukan ini. Saya mohon maaf, demi PSSI berjalan dan maju makanya saya nyatakan hari ini saya mundur dari ketua umum PSSI," ujarnya.

"Dengan syarat jangan khianati PSSI. Jangan karena satu hal, yang lain bercongkol merusak rumah besar kita ini, warisan leluhur kita."

"Ini semua saya lakukan dalam kondisi sehal wal afiat, bertanggung jawab lah kalian, saya mundur bukan karena saya tak bertanggung jawab, karena saya bertanggung jawab," ungkap Edy Rahmayadi.

Menurut Edy langkah mundurnya ia dari Ketum PSSI, agar adanya kerukunan.

"Akhirnya kalian sama kalian ini berkelahi. Biar saya yang keluar dari rumah ini, sehingga kalian tetap akur, saling sayang menyayangi demi PSSI yang kita cintai ini. Setuju?" ungkapnya yang dijawab 'setuju' dari beberapa peserta.

Sebelumnya Edy sempat mengungkapkan kekecewaanya.

Di malam sebelum kongres, berlangsung, ia sempat meminta wakilnya, Joko Driyono untuk mengumpulkan anggota kongres.

"Kumpul Exco duduk, oke saya terima, makanya hari ini saya putuskan (pengunduran diri)."

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved