Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

RILIS

Gaet Durian Mania, Kementan RI Optimistis Durian Lokal Semakin Bersaing di Pasar Ekspor

Kementerian Pertanian ( Kementan) RI optimistis durian lokal mampu bersaing dengan durian negara l

Editor: Edi Sumardi
DOK KEMENTAN RI
Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Suwandi (ketiga dari kiri) pada panen dan pesta durian bersama durian mania di Trawas, Mojokerto, Jawa Timur, Jumat (8/2/2019). 

"Ada beberapa tipe pengelolaan di antaranya dikelola karena hobby, keperluan riset, maupun komersial baik skala kecil maupun estate atau orchad," katanya.

Sebagai ilustrasi, sebut Reza, untuk analisis pola top working pohon durian bagi 100 pohon pada lahan satu hektar, dimana pada tahun 1 sampai 2 tanaman vegetatif belum menghasikan, sedangkan tahun ketiga sudah menghasilkan 10 kg perpohon senilai Rp 40 juta pertahun.

Selanjutnya setiap meningkat pada tahun kelima 80 kg perpohon senilai 320 juta dan tahun kedelapan sudah menghasilkan Rp 800 juta.

"Bila Thailand dikenal durian Chanee, Montong dan Kan Yao, Malaysia dikenal durian D24, Musangking dan ke depan favorit Ochee, maka Indonesia favorit dengan durian Petruk, Matahari dan kedepan favorit durian Pelangi," katanya menyebut.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Suwandi memegang durian pada panen dan pesta durian bersama durian mania di Trawas, Mojokerto, Jawa Timur, Jumat (8/2/2019).
Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Suwandi memegang durian pada panen dan pesta durian bersama durian mania di Trawas, Mojokerto, Jawa Timur, Jumat (8/2/2019). (DOK KEMENTAN RI)

Sementara itu, Tirto Santoso salah satu pekebun durian mengatakan hingga saat ini telah mengembangkan berbagai durian lokal dan Montong sejak 20 tahun yang lalu pada lahan ketinggian 650 m dpl.

Kemudian menanam juga durian jenis Musangking, Ochee dan D24 sudah berumur 6 tahun, hasilnya bagus dan terserap oleh pasar dan mitra.

"Harga pun kompetitif kelas supermarket. Misal Ochee Rp 300 ribu perkg, Musangking Rp 200 ribu perkg dan Matahari Rp 90 ribu perkg," kata Tirto, pemilik kebun duren seluas 10 hektar di Desa Belik, Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto.

Pemerhati durian nusantara dari Jayapura, Karim Aristides mengungkapkan sangat senang sekali sekarang banyak tumbuh kebun-kebun durian lokal.

Kebun durian tersebar di Kalbar, Kaltim, Kaltara, Babel, Lampung, dan daerah lainnya.

"Saya sangat bangga, Indonesia perkembangan budidaya atau kebun durian begitu banyak di daerah. Durian lokal pun punya kualiatas yang bagus," ucapnya.

Masih dalam acara yang sama, penikmat durian Perancis dan sekaligus Chief International, Anthoine mengatakan dulu ketika di Thailand tidak suka makan durian. Namun setelah berada di Indonesia saat ini justru suka makan durian lokal.

"Ya ini karena rasanya lebih beraroma kuat dan menggoda. Rasanya mantap, enak," ujarnya.

Selanjutnya Director General Taipei Economic and Trade Office dari Taiwan, Benson D S Lin menuturkan pihaknya saat ini tengah menjajaki kerjasama bisnis buah dan sayuran dengan Indonesia.

"Beberapa komoditas Indonesia sudah masuk ke Taiwan," tuturnya.(*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved