Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Apa Itu Propaganda Rusia yang Diduga Dipakai Prabowo Subianto - Sandiaga Uno? Berikut Penjelasannya

Apa itu Propaganda Rusia yang sedang heboh di Indonesia? Diduga digunakan pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Editor: Edi Sumardi
KOMPAS.COM/GARRY ANDREW LOTULUNG
Pasangan capres-cawapres Jokowi dan Maruf Amin menemui para relawan dan pendukung di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (21/9/2018). 

TRIBUN-TIMUR.COM - Apa itu Propaganda Rusia yang sedang heboh di Indonesia?

Ramai jadi perbincangan soal Propaganda Rusia yang diduga digunakan pasangan Capres dan Cawapres RI, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Sebelumnya, istilah Propaganda Rusia dilontarkan calon Presiden nomor urut 01, Joko Widodo alias Jokowi.

Capres Jokowi mengatakan, pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menggunakan konsultan asing dalam menghadapi Pemilihan Presiden 2019.

Ia tak menyebut konsultan asing apa yang digunakan kubu Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Namun, ia sempat menyinggung soal Propaganda Rusia.

"Seperti yang saya sampaikan, teori Propaganda Rusia seperti itu. Semburkan dusta sebanyak-banyaknya, semburkan kebohongan sebanyak-banyaknya, semburkan hoaks sebanyak-banyaknya sehingga rakyat menjadi ragu. Memang teorinya seperti itu," kata Jokowi saat bertemu sedulur kayu dan mebel di Solo, Jawa Tengahm Ahad atau Minggu (3/2/2019).

Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut mencontohkan soal hoaks mengenai tujuh kontainer surat suara tercoblos.

Baca: Apa Itu Propaganda Rusia yang Diduga Dipakai Prabowo Subianto - Sandiaga Uno? Berikut Penjelasannya

Baca: Ustadz Nur Maulana Akhirnya Putuskan Nikah Lagi atau Tidak Setelah Dapat Dukungan 4 Anaknya

Baca: Gong Xi Fa Cai Bukan Selamat Tahun Baru Imlek, Ternyata Inilah Arti Sesungguhnya, Jangan Salah

Juga mengenai hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet, yang saat itu masih bergabung dalam Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Akibat menggunakan konsultan asing itu, menurut Jokowi, strategi kampanye yang digunakan kubu oposisi berpotensi memecah belah masyarakat.

Penjelasan soal Propaganda Rusia

Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Maruf Amin, Ace Hasan Syadzily menegaskan pernyataan Jokowi soal adanya propaganda Rusia hanya sebuah istilah.

Ace Hasan Syadzily mengatakan, istilah itu tidak ada kaitannya dengan intervensi Rusia.

"Pernyataan Pak Jokowi sebagai calon presiden tentang propaganda Rusia hanyalah sebuah istilah dan tidak berhubungan dengan intervesi negara Rusia pada proses politik di Indonesia," ujar Ace Hasan Syadzily melalui keterangan tertulis, Senin (4/2/2019).

Ace Hasan Syadzily mengatakan istilah propaganda Rusia populer setelah RAND Corporation menerbitkan artikel "The Russian 'Firehose of Falsehood' Propaganda Model" pada 2016.

Kata Ace Hasan Syadzily, propaganda Firehose of Falsehood atau semburan kebohongan ini disebut digunakan dalam pemilu di Brazil, Mexico, dan Venezuela.

"Sehingga sudah menjadi bagian dari metode perpolitikan baru di era post-truth," kata dia.

Ace Hasan Syadzily menjelaskan propaganda Firehose of Falsehood juga mempunyai beberapa ciri.

Baca: Deretan Ucapan Imlek 2019, Gong Xi Fa Cai, Cocok Di-share di WhatsApp, Facebook, Instagram

Baca: Daftar Ucapan Imlek 2019 atau Selamat Tahun Baru Imlek 2019, Silakan Bagikan Silakan

Baca: BTN Tawarkan Rumah Murah, Cicilan Hanya Rp 800-an Ribu Per Bulan, di Sini Lokasinya

Pelakunya berusaha mendapatkan perhatian media melalui pernyataan dan tindakan yang mengundang kontroversi.

Kemudian, pelakunya juga melemparkan pernyataan yang misleading atau bahkan bohong.

Ace Hasan Syadzily mengatakan tujuannya adalah menghilangkan kepercayaan pada data dan merusak kredibilitas.

Pernyataan bohong itu diulang terus menerus agar menjangkau banyak orang.

Sementara itu, Ace Hasan Syadzily menegaskan hubungan Indonesia dengan Rusia makin erat.

"Hubungan persahabatan Indonesia dan Rusia justru semakin erat di era Pak Jokowi. Bahkan terakhir pada 14 November 2018, ketika KTT ASEAN 33, Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden Putin di Singapura untuk peningkatan kerjasama ekonomi dua negara," kata dia.

Penjelasan Kedubes Rusia

Kedutaan Besar Rusia di Jakarta melalui akun Twitter mengeluarkan pernyataan terkait istilah Progapanda Rusia.

Kedubes Rusia melalui akun @RusEmbJakarta menyampaikan bahwa Rusia tidak ikut campur dalam urusan elektoral di negara lain.

"Kami menggarisbawahi bahwa posisi prinsipil Rusia adalah tidak campur tangan pada urusan dalam negeri dan proses-proses elektoral di negara-negara asing, termasuk Indonesia yang merupakan sahabat dekat dan mitra penting kami," tulis akun Twitter Kedubes Rusia untuk Indonesia, Senin (4/2/2019).

Kedubes Rusia untuk Indonesia juga menyampaikan, istilah Propaganda Rusia merupakan rekayasa yang dibuat pada tahun 2016 untuk kepentingan pilpres Amerika Serikat. Istilah tersebut tidak berdasarkan pada realitas.

"Sebagaimana diketahui istilah 'propaganda Rusia' direkayasa pada tahun 2016 di Amerika Serikat dalam rangka kampanye pemilu presiden. Istilah ini sama sekali tidak berdasarkan pada realitas," tulis akun Twitter tersebut.

Fadli Zon Anggap Halusinasi

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon bingung soal tudingan menggunakan Propaganda Rusia.

Fadli Zon mengatakan teori-teori itu hanya halusinasi dan mengada-ada.

"Propaganda apa? Coba sebutkan propaganda apa? Maksudnya apa sih saya enggak ngerti teori dari mana," ujar Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Senin (4/2/2019).

"Itu sudah halusinasi tuh dengan teori-teori itu. Kita terang benderang tidak ada yang dirahasiakan," tambah dia. Menurut Fadli jika tudingan tersebut ditujukan untuk pihaknya, itu adalah fitnah.

Menurut Fadli Zon, pihaknya bisa saja melaporkan itu karena tidak merasa melakukan propaganda.

Selain itu, Fadli Zon juga menyayangkan tudingan ini keluar dari mulut Jokowi.

Sebagai calon presiden yang juga menjabat sebagai presiden, Jokowi harus berhati-hati dalam menyebut nama negara tertentu.

"Itu bisa menimbulkan gejolak hubungan diplomatik antara kita dan Rusia atau negara manapun yang disebut. Enggak bisa sembarangan menyebut nama negara, kecuali dia betul-betul mempunyai bukti yang sahih atau nyata," kata Fadli Zon.(*) 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Timses Jelaskan soal Awal Mula Ïstilah "Propaganda Rusia" Dipakai Jokowi", https://nasional.kompas.com/read/2019/02/04/18392741/timses-jelaskan-soal-awal-mula-stilah-propaganda-rusia-dipakai-jokowi.

Penulis: Jessi Carina

Editor: Sabrina Asril

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved