Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Wiki

TRIBUNWIKI: Ini Profil Ustaz Nur Maulana dan Kisah Awal Mulai Ceramah

Kepiawaianya membawakan materi ceramah dengan lucu, membuat ia dikenal dan disukai banyak orang

Penulis: Jumadi Mappanganro | Editor: Ina Maharani
HANDOVER
Polres Palopo menggelar Tablig Akbar di Masjid Agung Luwu - Palopo, Kamis (17/5/2018). Dalam tablig akbar tersebut Polres Palopo menghadirikan Ustad Maulana. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Ustaz kondang asal Makassar Nur Maulana berduka.

Istrinya, Nur Aliah, meninggal dunia di Rumah Sakit Bhayangkara, Kota Makassar, Minggu (20/1/2019) sore.

Nama Nur Maulana dikenal sejak tahun 2010 lalu. Kepiawaianya membawakan materi ceramah dengan lucu, membuat ia dikenal dan disukai banyak orang. Bahkan membawa kontrak dengan Trans TV.

Seperti yang pernah dimuat Tribun Timur beberapa waktu lalu, sebagai da'i satu ini boleh dikata unik.

Jenaka, murah senyum, dan cepat akrab dengan siapa saja, baik terhadap anak-anak, remaja, orangtua, maupun pejabat adalah karakternya.

Ustadz Nur Maulana mencium istrinya.
Ustadz Nur Maulana mencium istrinya. (HO)

Siapa saja, bisa mengajaknya berkomunikasi. Dijamin bisa langsung akrab dengannya.

Ia tak suka menjaga wibawa. Mungkin karena kelebihannya itulah ia kemudian akrab dipanggil Ustad Gaul.

Itulah sosok Nur Maulana yang kerap menyapa pendengarnya dengan sebutan, jama'aah oh jamaaah yang terkenal itu.

"Saya tak pernah marah maupun tersinggung dengan berbagai julukan. Sepanjang julukan itu membuat saya dan jamaah bisa lebih akrab," katanya saat ditemui di KFC Sam Ratulangi, Jl Dr Sam Ratulangi, Makassar, Minggu (6/9/2010) lalu.

Karakternya yang murah senyum, jenaka, dan gaul itu pulalah yang diakuinya turut memengaruhi model dakwahnya yang kerap diselingi humor.

Metode dakwah Nur Maulana itu rupanya mendapat tempat di hati banyak orang.

Ia pun makin laris dipanggil untuk mengisi acara dakwah, kendati ia mengakui ada sebagian orang yang tak suka dengan metode dakwahnya itu.

Baginya, dakwah yang diselingi humor itu hanya metode dakwah saja.

"Sebab tujuannya adalah bagaimana jamaah mendapatkan pengetahuan Islam, tapi mereka juga tidak bosan mendengarkan," ujarnya.

Mulai Usia 14 Tahun

Nur Maulana menceritakan, ia mulai berdakwah sejak usia 14 tahun. Saat itu ia masih duduk di SMP DDI Galesong Beru, Makassar.

Aktivitas berdakwahnya pun makin terasah saat menjadi santri di Pondok Pesantren An Nahdah (setingkat SMA), Makassar.

Di pesantren inilah, Nur Maulana banyak belajar agama Islam dari Pimpinan Pondok Pesantren An Nahdah, KH Muhammad Harizah (almarhum).

"Di pesantren ini pula saya mendapat jodoh yang kini menjadi istri saya," ujar pria yang menikahi Nur Aliah pada 8 Agustus 2008 lalu ini.

Selain pelajaran dari pesantren, Nur Maulana mengaku banyak belajar tentang Islam melalui buku-buku Islam, media massa, dan beragam literatur lainnya.

"Selain dari Al Quran dan Hadits, saya banyak belajar dari Prof Dr M Quraish Shihab, baik melalui buku yang ditulisnya maupun ceramah-ceramahnya di televisi," tutur putra dari pasangan Maulana dan Masyita ini.

Sedangkan humor-humor yang kerap diselipkan di sela-sela dakwahnya, diperolehnya dari membaca koran, majalah, dan televisi.

Sehari 4 Kali

Sejak 2007 lalu, Nur Maulana mengaku jadwal dakwahnya selalu padat.

Sehari, ia kadang menghadiri empat undangan untuk berdakwah di lokasi berbeda.

Tidak hanya di masjid, ia juga biasa memberi dakwah di rumah-rumah warga, sekolah, hingga di kantor-kantor pemerintah dan swasta.

Mereka yang mengundangnya pun tak hanya berasal dari Makassar, Gowa, dan Maros.

Tapi juga banyak yang datang dari daerah-daerah yang jauh dari Makassar semisal, Kabupaten Morowali di Sulawesi Tengah dan Kendari di Sulawesi Tenggara.

Bahkan beberapa kali, ia menghadiri undangan untuk berdakwah di Kalimantan seperti di Samarinda, Tarakan, dan Balikpapan.

"Biasa juga diundang ke Kaimena di Irian Barat. Umumnya yang mengundang dari Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan yang ada di daerah tersebut," tuturnya.

Dalam memenuhi undangan, ayah Munawar ini mengaku tak pernah pilih-pilih.

"Prinsip saya, siapa undangannya yang lebih dulu tiba dan saya catat, maka itulah yang saya prioritaskan lebih awal menghadirinya," tuturnya.

Saat itu memperlihatkan buku diari yang digunakannya mencatat jadwalnya untuk dakwah, sebuah buku saku yang terlihat sudah lusuh dan telah buram.

Makan Bersama Istri

Walau aktivitasnya berdakwah sangat padat, Nur Maulana mengaku sangat memperhatikan keharmonisan rumah tangganya.

Makanya, jika lokasi dakwahnya masih dalam Kota Makassar, ia akan mengupayakan menyempatkan waktu makan siang dan makan malam bersama istri di rumahnya di Jl Sibula Dalam No 15, Makassar.

"Jadi, walau saya kadang makan di lokasi acara, kalau pulang ke rumah, saya upayakan bisa makan bareng asma istri. Inilah cara saya menjaga keharmonisan rumah tangga kami," katanya.

Ditanya soal suka dan dukanya ia berdakwah selama ini, ayah satu putri ini mengaku tak pernah merasa susah dan duka kala berdakwah.

"Bagi saya, berdakwah itu selalu menyenangkan," kata guru SD Mangkura ini. (jumadi mappanganro)

Data Diri
Nama: M Nur Maulana
Lahir: Makassar, 20 September 1974
Anak ke: keempat dari tujuh bersaudara

Ayah: Maulana
Ibu: Masyita
Pendidikan: Pesantren An Nahdah Makassar (lulus 1994)

Pekerjaan:
- Guru Agama Islam SD Mangkura
- Guru SD Islam Athirah
- Mengajar di Pesantren An Nahdah

Istri: Nur Aliyah
Anak: Munawar, Munirah, Munawarah

Alamat rumah: Jl Sibula Dalam  Makassar.

Media Sosial:

Instagram: @m_nur_maulana

Acara Televisi

Islam Itu Indah (2009-sekarang) (Trans Tv)
Sahur Itu Indah (2015) (Trans Tv)
Happy Show (2015-sekarang) (Trans Tv)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved