Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Wiki

TRIBUNWIKI: Bermodal Mesin Jahit dan Sepeda, Ini Kisah Sukses Tas Elizabeth dan Tokonya di Makassar

Merek tas ternama Elizabeth, hadir dengan berbagai produk tas mewah maupun casual. Tak banyak yang tahu kisah dibalik kesuksesan brand ini.

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Ina Maharani
elizabeth.co.id
tas elizabeth 

Setiap anak asuh diberikan satu mesin jahit, bahan baku, dan aksesorinya. Satu anak asuh rata-rata bisa menghidupkan lima orang karena mereka dibantu istri, anak, saudara. Setelah selesai membuat tas, mereka mendapat upah. Tiga-empat hari kemudian, mereka mengambil lagi bahan mentah. Tas-tas tersebut belum diberi merek.

Akhir tahun 1968, mereka menggunakan merek Elizabeth karena mudah diingat.

Merek Elizabeth pun dipatenkan, bukan hanya pada tas bermerek Elizabeth, melainkan juga pada nama toko yang beroperasi tahun 1974. Salah satu rahasia sukses tas Elizabeth adalah penggunaan bahan tas yang tidak ada di pasaran Indonesia sehingga perusahaan lain sulit meniru.

Sejak tahun 1972, Handoko dan Elizabeth ke Hongkong dan Singapura untuk mengikuti tren tas terkini. Kini, aktivitas ini dilanjutkan putri mereka, Lisa Subali.

Tahun 1972, keluarga Handoko pindah ke Jalan Otista. Produksi di Otista sebanyak 60 lusin per hari dikerjakan sekitar 100 anak asuh.

Tahun 1985, Handoko dan Elizabeth membeli tanah di Leuwigajah di kawasan industri Cimahi-Cimindi. Dua tahun kemudian, pabrik beroperasi.

Mereka ingin memiliki satu tempat di mana semuanya dikerjakan dengan pengawasan yang baik. Jumlah karyawan saat itu 150 orang. Sistem anak asuh bertahap dikurangi.

Sejak tahun 1980-an, banyak pembeli, termasuk duta besar dan diplomat, datang ke Bandung. Salah satunya mengunjungi ruang pamer toko tas Elizabeth di Jalan Otista. Harga tas ditawar dengan harga grosir. Untuk memperluas pemasaran, tahun 1982 mereka membangun gerai berlantai tiga di Jalan Otista.

Dan tahun 1997, mereka membangun ruang pamer berlantai lima di Jalan Inggit Ganarsih.

Tak Pinjam Bank

Tahun 1998, saat krisis ekonomi, usaha tas Elizabeth tidak terkena dampak serius. Mengapa? Saat merintis usaha, mereka tidak meminjam uang ke bank, apalagi dalam bentuk dollar AS.

”Punya uang berapa, itu yang dipakai berdagang,” kata Elizabeth.

Tak meminjam uang bank karena sesungguhnya Handoko tak berambisi besar.

Mereka berdagang tidak melebihi jumlah uang yang dimiliki. Handoko tidak punya utang ke bank.

Mereka hanya punya utang dagang ke pemasok yang dibayar sebulan sampai dua bulan sekali. Karena tertib membayar, Handoko dan Elizabeth selalu menjadi pengusaha pertama yang ditawari bahan baku yang bagus.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved