Menurut Rocky Gerung, Bukan Prabowo Subianto Tapi Emak-emak & Kampus Lumpuhkan Jokowi di Pilpres
Di Pilpres 2019, Rocky Gerung juga menyebut Jokowi sang petahana akan mendapat lawan kuat. Bukan Prabowo Subianto- Sandiaga Uno tapi Emak-emak
Penulis: Abdul Azis | Editor: Mansur AM
TRIBUN-TIMUR.COM - TRIBUN-TIMUR.COM - Akademisi Rocky Gerung salah satu figur yang vokal terhadap kebijakan
Pemerintahan saat ini Jokowi dan Jusuf Kalla.
Di Pilpres 2019, Rocky Gerung juga menyebut Jokowi sang petahana akan mendapat lawan kuat.
Rocky Gerung memprediksi petahana Jokowi akan mendapat kesulitan besar. Salah satu yang bisa membuat Jokowi kesulitan adalah kekuatan Emak-emak.
Baca: 4 Kasus Asmara Terlarang Polisi Berakhir Tragis, Mula Brigpol Dewi Hingga AKBP LH Bawa Cewek Pulang
Baca: Eksotiknya Wisata Karst Rammang Rammang Buat Jenderal Ini Penasaran, Liat Ekspresinya Saat Terwujud
Baca: Updating Transfer Liga 1: Persib Coret 5 Pemain, PSM Sambut 6 Pemain Anyar, Persipura & Persija?
Baca: Ustadz Arifin Ilham Tulis Pesan Kematian di Facebook saat Berjuang Lawan Penyakit, Banjir Tangisan
Pendiri SETARA Institute for Democracy and Peace, Rocky Gerung, menegaskan ada dua energi atau kekuatan yang akan mengganggu kekuasaan petahana Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Pertama, lanjut akademisi asal Manado itu, politik emak-emak di daerah karena mereka yang langsung dan pikiran kritis kampus.
"Jadi menurut saya, petahana (Jokowi) akan dilumpuhkan oleh dua energi. Energi emak-emak dan energi kampus, itu," tegas Rocky di Warkop Sija, Minggu (13/1/2019).
Rocky bersama puluhan mahasiswa lintas kampus di Sulsel tiba di Warkop Sija, Boulevard, pukul 16.30 wita.
Sebelum duduk, Rocky Gerung ikut membantu para mahasiswa menyatukan meja agar luas. Merekapun lalu duduk.
"Mau minum apa pak?," Tanya salah satu pelayan. "Saya kopi hitam, kopi hitam na!," jawab Rocky sembari menyalami pengunjung warkop yang menyapa, Minggu (13/1/2019).
Belum lama duduk, Rocky Gerung lalu berdiri kembali karena diajak oleh beberapa pengunjung warkop untuk foto bareng.
"Duduk aja disitu," kata Rocky mempersilakan wartawan Tribun duduk di depannya. "Tribun ya, mantap, saya sering baca Tribun," tambah Rocky.
Baca: 4 Kasus Asmara Terlarang Polisi Berakhir Tragis, Mula Brigpol Dewi Hingga AKBP LH Bawa Cewek Pulang
Baca: Eksotiknya Wisata Karst Rammang Rammang Buat Jenderal Ini Penasaran, Liat Ekspresinya Saat Terwujud
Baca: Updating Transfer Liga 1: Persib Coret 5 Pemain, PSM Sambut 6 Pemain Anyar, Persipura & Persija?
Baca: Ustadz Arifin Ilham Tulis Pesan Kematian di Facebook saat Berjuang Lawan Penyakit, Banjir Tangisan
Rocky mengatakan bahwa belum banyak ia kenal tokoh di Makassar. Namun, Bosowa Universitas ada saudara Arif Wicaksono, Dekan FISIP Unibos yang ia kenal dekat.
"Saya dapat kesan kuat bahwa metode pak dekan itu bisa menimbulkan energi intelektual baru di Bosowa karena dia bisa mengerti dan menganalisa ekonomi politik. Bukan sekadar politik, tapi politik ekonomi untuk membongkar legitimasi kekuasaan," kata Rocky.
"Dia punya kemampuan itu. Kalau tadi saya ketemu dengan Buhari yang mewakafkan waktunya untuk terus bersama anak-anak muda Makassar. Itu artinya, kata Rocky, ada kerelaan untuk membagi pengatahuan dan waktu demi satu misi politik yang redikal.
"Yaitu mengubah konstalasi memungkinkan munculnya pikiran baru dan menghalangi bertahannya vidiolisme. Jadi saya kenal dua tokoh dan mengerti sedang apa yang dilakukan. Terakhir saya bertemu seorang wartawan kritis dari Tribun. Nama kamu siapa? Saya sering baca Tribun," kata Rocky sembari menyantap kue tradisional Sulsel, Jalankote.
Alasan Rocky Gerung Selalu ke Kota Makassar
Pendiri SETARA Institute for Democracy and Peace Rocky Gerung mengatakan ada energi politik yang sangat kuat di Kota Makassar.
Alasan itupun membuat Rocky terus ingin ke Makassar untuk berdiskusi dengan para mahasiswa, masyarakat, dan tokoh politik Sulsel khususnya di Makassar.
Terakhir, Rocky menghadiri dialog yang dihadiri ratusan mahasiswa lintas kampus di Training Center Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Jl Sultan Alauddin, Makassar, Minggu (13/1/2019).
Tema dalam dialog terbuka itu, Indonesia masa depan: Meluruskan lintasan kebenaran sejarah kebangsaan.
"Saya lama diskusi di forum situ dengan ratusan anak muda. Ada pengamat politik. Kesimpulan saya, ada energi perubahan yang secara di upload oleh kepentingan politik di Makassar dan energi itu tidak mungkin ditahan," kata Rocky kepad Tribun, Minggu (13/1/2019).
Rocky mebambahkan, Kota Makassar dulu dianggap sebagai basis dari petahana Joko Widodo, tapi hari ini dia melihat bahwa ada delegitimasi atau tidak ada kepercayaan. Hal itupun dinilanya sangat mungkin terjadi karena arogansi dari kekuasaan.
"Jadi pameran dari segala macam survei, dengan akal sehat ternyata itu dipaksakan dan membuat publik Makassar melihat ulang benar tidaknya isu itu," tambah Rocky sambil menyeruput kopi hitam di depannya.
"Jadi kalau kita bikin review Makassar, kekuatan intelektual upaya untuk membentengi akal sehat memungkinkan energi bertambah menjelang 17 April. Kalau Makassar menggeliatkan anomali politik, maka seluruh Indonesia akan juga mengalami anomali dan itu yang membahayakan legitimasi petahana," tegas Rocky.(TRIBUN-TIMUR.COM)
Lebih dekat dengan Tribun Timur, subscribe channel YouTube kami:
Follow juga akun instagram official kami:
Baca: 4 Kasus Asmara Terlarang Polisi Berakhir Tragis, Mula Brigpol Dewi Hingga AKBP LH Bawa Cewek Pulang
Baca: Eksotiknya Wisata Karst Rammang Rammang Buat Jenderal Ini Penasaran, Liat Ekspresinya Saat Terwujud
Baca: Updating Transfer Liga 1: Persib Coret 5 Pemain, PSM Sambut 6 Pemain Anyar, Persipura & Persija?
Baca: Ustadz Arifin Ilham Tulis Pesan Kematian di Facebook saat Berjuang Lawan Penyakit, Banjir Tangisan