Bursa Pelatih PSM, Appi: Tidak Usah Riedl dan Petar Segrt
Pembicaraan itu Munafri lakukan usai memperkenalkan dua pemain asing yang baru didatangkan, Aaron Evans dan Eero Markkene di Hotel Arya Duta
Penulis: Wahyu Susanto | Editor: Imam Wahyudi
Laporan Wartawan Tribun Timur, Wahyu Susanto
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - CEO PT PSM, Munafri Arifuddin kembali berbicara terkait bursa calon pelatih PSM Makassar di 2019 ini.
Pembicaraan itu Munafri lakukan usai memperkenalkan dua pemain asing yang baru didatangkan, Aaron Evans dan Eero Markkene di Hotel Arya Duta, Jalan Penghibur, Kota Makassar, Senin (14/1/2019).
Sebelumnya, Appi sapaan akrab Munafri Arifuddin dalam jumpa pers di Hotel Arya Duta pada Minggu (13/1/2019) dalam memperkenalkan enam pemain lokal mengatakan kandidat pelatih PSM nantinya merupakan pelatih asing.
Selain itu, kriterianya adalah bisa cepat beradaptasi terlebih dalam segi bahasa dengan pemain hingga paham akan kultur sepakbola Indonesia dan Asia Tenggara.
Nama Alfred Riedl, Peter Segrt, hingga Mario Gomes kemudian diungkapkan Appi dalam kesempatan tersebut.
Hanya saja, pada wawancara Senin (14/1/2019), Appi mengaku enggan meminang pelatih yang telah menukangi PSM pada masa lalu.
"Tidak usah, tidak usah yang pernah latih PSM. Menurut saya juga tidak usah lah," singkat Appi.
Sehingga nama Alfred Riedl dan Peter Segrt sepertinya telah gugur. Mengingat Riedl telah menukangi PSM saat 2014 dan Peter pada 2012 lalu.
Namun bagaimana dengan Mario Gomes?
Mantan pelatih Persib Bandung tersebut baru kali pertama melatih tim asal Indonesia (Persib) dan dipastikan belum menukangi PSM.
Meski demikian, Appi mengaku belum bisa memastikan. Sebab pihaknya ingin terlebih dulu melakukan riset untuk calon pelatih PSM nantinya.
Diketahui, ada 12 hingga 14 nama pelatih yang disodorkan usai Robert Rene Alberts memilih mundur dari kursi pelatih.
Appi pun menambahkan, pihaknya telah melihat sejumlah CV dari daftar pelatih tersebut.
"Ada Gomes dengan Oliviera dan Mario Gomes. Namanya kita coba, kalau cocok tak kita bisa bekerja sama. Kalau tidak, yah susah juga," demikian Munafri Arifuddin.