Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Praktis dan Mudah, Waspadai 4 Jebakan Pinjaman Online Ini

Di samping lewat situs mereka, beberapa penyedia pinjaman daring ini mensyaratkan peminjamnya untuk mengunduh aplikasi dari mereka.

Editor: Mahyuddin
Tribun Wow
Ilustrasi 

Tak disangka-sangka, lima hari kemudian muncul pemberitahuan grup WhatsApp di ponsel Mila dengan nama HUTANG MILA.

Anggota yang ada di situ ternyata semua kontak yang ada di ponsel Mila! Pembuat grup itu orang yang menagih Mila, dan bilang di grup kalau Mila kabur dan tidak mau membayar.

Padahal sebelumnya Mila sudah konfirmasi untuk minta waktu keringanan.

Mila malu karena sampai dipanggil atasan.

Ia lantas mengirim pesan pribadi ke pembuat grup bahwa ia akan membayar tagihan dan meminta agar grup dihapus.

Dua jam kemudian Mila membayar tapi tak ada tanda-tanda grup dihapus.

Malah pembuat grup itu left. Dihubungi lewat telepon juga tak bersambut.

Dari kasus itu, kita bisa mengambil pelajaran bahwa prinsip tak ada makan siang gratis selamanya benar.

Di balik kemudahan pasti tersembunyi jebakan-jebakan yang menuntut kewaspadaan kita.

4. Data Kontak Ponsel 

Salah satu jebakan adalah soal kebijakan privasi tadi.

Dalam suatu kesempatan, Legal Coordinator Fintech Lending Division Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) Chandra Kusuma menyatakan, di industri teknologi finansial, ada akses data untuk tujuan verifikasi dan penagihan.

Jadi, ada dua hal yang perlu diperhatikan di sini: verifikasi dan penagihan.

Di sini dilemanya calon peminjam, jika ia tak memberi akses, peluang dia memperoleh pinjaman menjadi kecil.

Ketika diberi akses dan terjadi masalah dalam pembayaran, ia tak bisa menghindar karena semua kontak di teleponnya sudah di tangan pemberi pinjaman.

Muncul pertanyaan iseng, bagaimana jika ponselnya tidak memiliki daftar kontak? Tentu saja perusahaan tekfin tak segampang itu “dikadali”.

P2P lending merupakan bisnis dengan risiko yang amat besar bagi pemberi pinjaman.

Baca: Geliat Traveling Bikin Bisnis Kartu Kredit Moncer

Baca: Siapa Presiden Pengelola Utang Negara Terbaik? Begini Pandangan TKN Jokowi-Maruf Amin

Jika “dikadali” seperti itu, ya gampang saja bagi mereka. Ditolak.

Selain data kontak, ada banyak parameter yang dipakai untuk menilai calon peminjam layak atau tidak dari “jeroan” ponsel mereka.

Untuk memastikan calon peminjam adalah sosok yang nyata, perusahaan tekfin melihat riwayat panggilan calon pengguna.

Nah, jika riwayat panggilan ini tidak ada, atau hanya sedikit, begitu juga dengan data kontak, perusahaan akan melihat ada niat buruk dari si calon peminjam.

Perusahaan tekfin melalui aplikasinya juga mengakses berbagai data lain dari ponsel penggunanya untuk verifikasi, penentuan skor kredit, hingga penagihan.

Aplikasi KoinWorks misalnya, dapat mengidentifikasi akun yang terdaftar pada ponsel pengguna, baik di media sosial maupun e-commerce.

Baca: Inilah Pemilik Jet Pribadi yang Dipinjamkan ke Ustadz Arifin Ilham, Bukan Prabowo Subianto

Baca: Soekarno Sempat Pinjam Uang Rp 2 Juta Hingga Kabar soal Warisan Miliaran di Swiss dan Manado

Aplikasi-aplikasi tekfin itu umumnya juga meminta akses data jaringan pengguna.

Ini untuk melihat konsumsi pulsa dan kebiasaan belanja daring calon peminjam yang bisa dijadikan bahan analisis skor kredit.

Proses elektronik dengan data-data digital inilah yang membuat proses persetujuan kredit tekfin hanya memerlukan hitungan menit.

Sekarang tinggal calon peminjam yang menentukan apakah mau meminjam dengan segala konsekuensinya, atau membatalkan niatnya.(*)

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved