Putuskan Gantung Raket, Lilyana Natsir akan Pamit di Indonesia Masters 2019
Panitia penyelenggara Indonesia Masters 2019 pun telah menyiapkan pesta perpisahan bagi Liliyana Natsir
TRIBUN-TIMUR.COM-Pebulutangkis Liliyana Natsir memutuskan gantung raket tahun ini.
Panitia penyelenggara Indonesia Masters 2019 pun telah menyiapkan pesta perpisahan bagi Liliyana Natsir pada Minggu (27/1/2019) mendatang.
Sebelumnya, Butet sapaan akrab Liliyana Natsir berpasangan dengan Tontowi Ahmad dan telah menyumbang medali emas di ajang tertinggi olahraga, Olimpiade Rio 2016.

"Kami akan tetap mengusung konsep 'sportainment' bagi para pengunjung di Stadion Istora nanti. Selain tentunya penampilan atlet-atlet peringkat atas dunia di lapangan, kami juga menyiapkan pesta perpisahan untuk Butet sebelum pertandingan final," kata Ketua Panitia Penyelenggara Indonesia Masters 2019 Achmad Budiharto di Jakarta, Jumat.
Budiharto memastikan pesta perpisahan Butet sebelum pertandingan final Indonesia Masters 2019 tanpa tiket tambahan bagi pemegang tiket pertandingan.
"Pertandingan final Indonesia Masters 2019 akan berlangsung pada pukul 13.00 WIB. Kami mulai pesta perpisahan pada pukul 12.00 WIB," ujar Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) itu.
Selain pesta perpisahan yang terbuka bagi para penonton Indonesia Masters 2019, panitia penyelenggara juga akan menyiapkan rekaman video yang berisi pendapat dan komentar pemain-pemain peringkat atas dunia tentang pemain atlet peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 itu.
"Kami akan memaksimalkan sarana dan prasarana di Istora untuk kenyamanan pada pengunjung, termasuk tempat ibadah, bazar makanan dan minuman serta hiburan lain," kata Budiharto.

Sebelumnya, Budiharto memastikan lebih dari 2.000 tiket pertandingan semifinal dan final untuk kelas VIP telah terjual secara dalam jaringan (online) jelang dua pekan penyelenggaraan.
"Kuota tiket kelas VIP untuk penjualan online sebanyak 3.000 tiket dan telah terjual lebih dari 2.000 tiket. Tapi, tiket kelas reguler untuk pertandingan semifinal dan final masih tersedia secara online sampai saat ini," katanya.
Panitia penyelenggara, lanjut Budiharto, juga akan menyediakan penjualan tiket kelas VIP dan reguler secara langsung di Stadion Istora Senayan, Jakarta meskipun jumlah tiket yang disediakan tidak sebanyak penjualan dalam jaringan situs Tiket.com dan Blibli.com.
"Kami akan mencadangkan sekitar 300 kursi dalam penjualan tiket di loket nanti," kata Budiharto yang juga mengatakan pembatasan jumlah penjualan tiket dalam jaringan maksimal empat tiket untuk satu pemesan.
Laga 'Final' Butet
Pertandingan pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/ Liliyana Natsir, menjadi yang paling dinantikan di Indonesia Masters 2019.
Turnamen yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, pada 22-27 Januari ini akan menjadi perjalanan terakhir Tontowi bersama Liliyana.

Indonesia Masters 2019 menjadi panggung pamungkas bagi Liliyana karena sang atlet telah memutuskan pensiun setelah mengikuti turnamen ini.
Berdasarkan hasil undian (drawing) yang diumumkan BWF, Owi/Butet, sapaan akrab Tontowi/Liliyana, akan menghadapi pasangan India, Pranaav Jerry Chopra/Reddy Nelakurihi Sikki, di babak pertama.
Sementara itu, pasangan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti akan menghadapi wakil China, He Jiting/Du Yue. Sebelumnya, Praveen/Melati pernah mengalahkan He/Du pada ajang India Open 2018.
Tawaran Jadi PNS
Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang terkenal di Indonesia.
Cabang olahraga ini juga kerap membanggakan Indonesia karena cukup banyak atletnya yang diperhitungkan di tingkat dunia.
Tidak sedikit gelar juara diboyong para pemain dan mengharumkan nama Indonesia.
Makanya, mereka yang berprestasi kerap medapatkan tawaran reward ndari pemerintah da instansi lainnya.
Seperti pebulutangkis ganda campuran Indonesia, Liliyana Natsir, mengaku sempat ditawari menjadi seorang pegawai negeri sipil (PNS).
Baca: Ketua PSSI Palopo Diminta Mundur, Ini Sebabnya

Liliyana ditawari menjadi PNS oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) karena dinilai sudah mengharumkan nama bangsa melalui berbagai raihan prestasi di dunia bulu tangkis.
Meski demikian, Liliyana tampaknya belum begitu tertarik dengan tawaran tersebut.
Ia mengaku masih ingin fokus sebagai atlet.
"Saya sempat sih ditawari jadi PNS oleh Menpora."
"Akan tetapi, saya masih perlu diskusi lagi," kata Liliyana yang baru saja menjuarai Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2017 bersama Tontowi Ahmad.

Baca: FOTO-FOTO: Persiapan HUT ke-9 Toraja Utara di Lapangan Bakti Rantepao
Tawaran menjadi PNS merupakan salah satu bonus yang biasanya diberikan oleh pemerintah kepada atlet berprestasi.
Selain menjadi PNS, bonus yang diterima atlet juga bisa berupa uang tunai atau beasiswa studi.
Liliyana pernah mendapatkan bonus uang sebesar Rp 5 miliar dari pemerintah setelah berhasil meraih medali emas Olimpiade Rio 2016 bersama Tontowi.
Selain uang Rp 5 miliar, mereka juga mendapatkan tunjangan hari tua sebesar Rp 20 juta setiap bulannya.
7 Fakta Menarik di Balik Kemenangan Tantowi Ahmad/Liliyana Natsir di Olimpiade Rio
Lagu Indonesia Raya berkumandang di Rio de Janeiro setelah sepasang pemain ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, berhasil mempersembahkan medali emas, tepat pada hari ulang tahun ke-71 Republik Indonesia.

Pasangan yang akrab disapa Owi/Butet itu meraih medali medali emas di Olimpiade Rio 2016 setelah mengalahkan pasangan Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying, 21-14, 21-12, pada babak final di Riocentro Pavilion 4, Rabu (17/8/2016).
Berikut adalah sejumlah fakta menarik dari hasil final bulutangkis nomor ganda campuran Olimpiade Rio 2016 :
1. Owi/Butet tak pernah kehilangan satu gim pun selama Olimpiade Rio 2016. Mulai dari melawan pasangan Robin Middleton/Leanne Choo, Bodin Issara/Savitree Amitrapai, Chang PS/Goh LY (dua kali), Praveen Jordan/Debby Susanto, dan Zhang Nan/Zhao Yunlei, mereka menang dua game langsung.
2. Keberhasilan Owi dan Butet adalah persembahan medali emas pertama dari nomor ganda campuran. Sebelumnya, prestasi terbaik dari nomor ini adalah dua medali perak oleh Tri Kusharjanto/Minarti Timur (2000) dan Nova Widianto/Liliyana (2008).
3. Bagi Owi, ini adalah medali pertamanya di Olimpiade sedangkan Liliyana sempat meraih medali perunggu pada 2008. Pada London 2012, Owi/Butet kalah dalam perebutan medali perunggu dari pasangan Denmark.
4. Liliyana Natsir menjadi wanita Indonesia kedua yang berhasil meraih medali emas Olimpiade setelah Susi Susanti meraihnya di Olimpiade Barcelona tahun 1992 dari nomor tunggal putri.
5. Sejak bulu tangkis resmi dipertandingkan di Olimpiade 1992, tercatat hanya pada Olimpiade London 2012, Indonesia gagal meraih emas. Bahkan, pada olimpiade tersebut tim bulu tangkis Indonesia gagal meraih medali apa pun.
6. Medali yang diraih Owi dan Butet adalah medali emas ketujuh bagi Indonesia di ajang Olimpiade sejak berpartisipasi pada 1952 di Olimpiade Helsinki. Tujuh medali emas itu seluruhnya disumbangkan oleh cabang bulu tangkis.
7. Medali emas dari Owi dan Butet dipastikan pada hari Rabu, 17 Agustus 2016, pukul 23.57 WIB. Medali ini bagai sebuah kado spesial pada hari ulang tahun ke-71 Republik Indonesia. Pada laga final, dipergunakan 17 kok (sesuai tanggal kemerdekaan) dan berlangsung selama 45 menit (sesuai tahun kemerdekaan). (Kompas.com/Daniel Sianturi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pesta Perpisahan Liliyana Natsir Disiapkan di Istora Senayan", https://olahraga.kompas.com/read/2019/01/11/17165298/pesta-perpisahan-liliyana-natsir-disiapkan-di-istora-senayan.
Penulis : Tjahjo Sasongko
Editor : Tjahjo Sasongko