Potret Saat-saat Terakhir Torro Margens Sebelum Meninggal Dunia, Sang Anak: Tenang Dalam Tidurnya

TRIBUN-TIMUR.COM -  Kabar duka datang dari dunia seni peran, aktor senior Torro Margens meninggal dunia, Jumat (4/1/2019).

Aktor Torro Margens meninggal dunia pada usia 68 tahun.

Kabar mengenai kepergian Torro Margens ini diketahui dari unggahan sang anak, Toma Margens, dalam akun Instagram @tomamargens.

"Minta maaf atas semua kesalahan ayah @torromargens86 ya temen temen. Ayah jam 00.45 tadi udah tenang dalam tidurnya ga ngerasain sakit lagi. Maafin atas semua kesalahannya biar beliau tenang menuju sisiNya. Amin," tulis keterangan unggahan tersebut seperti di kutip Antara, Jumat.

Baca: Penyebab Artis Torro Margens Meninggal Dunia di Usia 68 Tahun

Saat ini kabarnya jenazah Torro Margens disemayamkan di perumahan Asri Village, Sukabumi, Jawa Barat.

Selama berkarier di dunia seni peran, aktor kelahiran Pemalang ini dikenal dengan perannya sebagai karakter antagonis.

Bahkan hingga tahun 2018 lalu, Torro Margens masih terlibat dalam film berjudul Love For Sale yang juga dibintangi oleh Gading Marten.

Dia juga pernah menjadi pembawa acara salah satu program misteri yang membuat namanya semakin dikenal luas oleh masyarakat.

Seolah ingin mengenang sang ayah yang baru wafat, putra Torro Margens pun tak henti-hentinya membagikan potret di momen terakhir bersama orang terkasihnya itu.

Baca: Cecilia Ngaku Ketakutan Lihat Indonesia 2019, ini Hukum Percayai Anak Indigo Kata Ustadz Abdul Somad

Dilansir dari laman Instagramnya, potret saat Torro Margens tengah terbaring lemah pun tampak di unggahan sang putra.

Toma Margens tampaknya tak ingin melewatkan sedetik pun momen terakhir bersama Torro Margens.

Pun dengan beberapa potret yang dibagikan Toma Margen di laman media sosialnya.

Dalam potret terlihat sosok Torro Margens yang tengah terbaring lemah di sebuah ranjang.

Tubuh Torro Margens pun tampak dipasangi banyak selang yang menjalar.

Juga dengan peralatan medis, Torro Margens tampaknya sedang diberikan pertolongan kesehatan karena penyakitnya.

Untuk pernapasan, Torro Margens terlihat dibantu dengan sebuah alat medis.

Tak hanya itu satu potret, sang putra juga membagikan potret saat sang ayah menghembuskan napas terakhirnya.

Baca: Cecilia Ngaku Ketakutan Lihat Indonesia 2019, ini Hukum Percayai Anak Indigo Kata Ustadz Abdul Somad

Dalam potret terlihat sosok Torro Margens yang sudah memejamkan mata.

Pun dengan peralatan medis yang tampak sudah dilepas.

Wajah Torro Margens saat itu pun sudah pucat.

Namun, cerahnya paras Torro Margens itu tampaknya akan selalu dikenang oleh sang putra.

Kenangan sang putra terhadap sosok Torro Margens itu pun diakui tak akan pernah terlupa.

Karenanya, sang putra, Toma Margens mengaku sengaja membagikan potret terakhir sang ayah.

"Sengaja saya share ke story ig biar bisa saya simpen dan jadi pengingat saya betapa #ayahhebat," tulis Toma Margens di laman Istagram Storynya.

Torro Margens Bukan Nama Asli

Nama Torro Margens bukanlah nama lahir almarhum.

Nama lahirnya adalah Sutoro Margono.

Lahir di Paduraksa, Pemalang, Jawa Tengah, 5 Juli 1950.

Pernah mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati Pemalang, Jawa Tengah.

Baca: 5 Fakta Foto Setengah Tanpa Busana Brigpol Dewi, Nomor 3 Alasan Dia Nekat Lakukan Itu

Semasa hidupnya, beliau adalah seorang aktor dan sutradara mulai era tahun 1970-an dan 1980-an. 

Torro Margens dikenal luas masyarakat, karena perannya yang acapkali berperan sebagai peran antagonis.

Di antara film, sebagai sutradara ia memakai aktor dan aktris seperti Barry Prima, Raja Emma, Kiki Fatmala, dan Ayu Azhari.

Judul Film

Berikut judul film pernah dibintangi dan disutradarai Torro Margens, antara lain:

Neraka Perempuan (1974),

Malam Pengantin (1975),

Ciuman Beracun (1976),

Antara Surga dan Neraka 1976),

Assoy (1977),

Baca: Brigpol Dewi - Jurus Kompol Perdayai Bu Polwan Hingga Mau Kirim Foto Setengah Tanpa Busana

Sorga yang Hilang (1977),

Si Buta dari Gua Hantu (Duel di Kawah Bromo) (1977),

Goyang Sampai Tua (1978),

Sirkuit Cinta Margens (1978),

Akibat Godaan (1978),

Anna Maria (1979),

Kau dan Aku Sayang (You and I My Love) (1979), 

Baca: Pakai Pesawat Rusia, Maskapai Merpati Nusantara Airlines Fokus Garap Indonesia Timur

Sirkuit Kemelut (1980),

Aduh-aduh Mana Tahan (1980),

Anak-Anak Tak Beribu (1980),

Janjiku pada Dia (1980),

Gondoruwo (1981),

Bercanda dalam Duka (1981),

Perawan Rimba (1982),

Sorga Dunia di Pintu Neraka Bambang (1983),

Pelayan Gedongan (1983),

Ken Arok Ken Dedes (1983),

Bercinta dalam Badai (1984),

Preman (1985),

Menumpas Teroris (1986),

Yang Perkasa (1986),

Pernikahan Berdarah (1987),

Lukisan Berlumur Berdarah (1988),

Cinta Berdarah (1989),

Sepasang Mata Maut (1989),

Blok M (Bakal Lokasi Mejeng) (1990),

Prabu Anglingdarma (1990),

Prabu Anglingdarma II (1990).

Masih banyak lainnya hingga tahun 2018 berjudul Love for Sale.(*)