Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ini Hukumnya Merayakan Tahun Baru Masehi Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI)

Pertanyaannya, apa hukum orang Islam dalam merayakan tahun baru Masehi?

Editor: Ilham Arsyam
tribunnews.com
Tahun baru 2019 

Ini Hukumnya Merayakan Tahun Baru Masehi Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI)

TRIBUN-TIMUR.COM - Menjelang perayaan tahun baru Masehi, biasanya muncul satu pertanyaan yang bahkan bisa jadi pro kontra di kalangan masyarakat.

Seperti diketahui, masyarakat Indonesia mayoritas memeluk agama Islam.

Pertanyaannya, apa hukum orang Islam dalam merayakan tahun baru Masehi?

Dikutip dari Tribunnews.om, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Zainud Tauhid Sa'adi pernah mengatakan, tidak ada larangan bagi siapa saja yang ingin bersuka cita dalam merayakan tahun baru Masehi.

Namun, Zainud mengimbau umat Islam agar tidak melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat di malam tahun baru.

"MUI mengimbau dalam merayakan pergantian tahun baru diisi dengan hal-hal yang positif dan konstruktif. Tidak dilarang untuk bersuka cita dalam merayakan, namun tetap harus dilakukan dengan cara yang wajar, tidak berlebihan, boros, sia-sia," ujarnya dalam siaran pers yang dikutip Tribunnews.com 2017 lalu.

Adapun di dalam Alquran surat Al Ashr disebutkan bahwa manusia sebenarnya berada dalam kerudian, kecuali orang yang melakukan amal saleh.

"Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasehati supaya mentaati kebenaran dan saling menasehati supaya menetapi kesabaran."

Zainud menambahkan, umat Islam baiknya memanfaatkan momen pergantian tahun dengan mengevaluasi apa yang terjadi di tahun sebelumnya.

"MUI mengajak kepada seluruh komponen bangsa untuk mengembangkan toleransi dan wawasan kebhinnekaan sejati, menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang rukun, harmonis, saling menghormati," jelas Zainud.

"Hal itu dilakukan dalam rangka memelihara keamanan negara dan kerukunan bangsa khususnya dalam memasuki tahun dua ribu delapan belas sebagai tahun politik," tambahnya.

Baca: Ustadz Abdul Somad Ungkap Hukum Rayakan Tahun Baru: Pakai Kalender Boleh, Tapi . . .

Baca: Lafadz Doa Akhir Tahun & Awal Tahun Beserta Artinya, ini 5 Pesan Penting Ustadz Abdul Somad (UAS)

Baca: TERBARU, 30 Kata Mutiara Ucapan Selamat Tahun Baru 2019, Singkat tapi Menyentuh, Tinggal Copy Paste

Hampir senada dengan Zainud, Ketua Komisi Fatwa MUI Lampung, KH Munawir menjelaskan, merayakan tahun baru tidak dilarang selama tidak berlebihan dan tidak mengandung unsur kemaksiatan.

Dikutip Tribun Lampung, Munawir mengatakan, niat seseorang dalam merayakan tahun pun menjadi perhatian, apakah orang itu bersyukur atau tidak.

Yang dilarang itu ketika ikut merayakan namun didalamnya terdapat unsur yang sia-sia, hura-hura, apalagi sampai menjurus kepada kemaksiatan.

Lebih baik perbanyaklah dengan ibadah saat menyambut tahun baru.(*)

Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) mengimbau segenap masyarakat untuk tidak merayakan pergantian tahun dengan melakukan aktivitas berfoya-foya, boros, dan menghambur-hamburkan uang.

Imbauan ini dikeluarkan MUI sebagai wujud peduli terhadap saudara setanah air yang terdampak bencana pada 2018.

Bencana yang terjadi itu misalnya Palu, Lombok, dan Banten juga Lampung yang dalam waktu berdekatan terkena musibah bencana alam, mulai dari gempa hingga gelombang tsunami.

"Mari kita jadikan tahun baru 2019 sebagai tahun kepedulian sosial untuk menggalang solidaritas nasional dalam rangka meringankan beban penderitaan saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah," kata Zainut.

Baca: 60 Quote Tahun Baru 2019 Berisi Doa & Motivasi, Cocok Di-share di Facebook, Instagram,Twitter & WA

 

Baca: Polisi, TNI, Satpol PP dan Damkar Toraja Utara Gelar Apel Pasukan

Menurut dia, hal tersebut penting untuk diterapkan untuk merefleksikan nilai-nilai kemanusiaan, kasih sayang, dan kepedulian antar-sesama.

Melewatkan malam tahun baru dengan kegiatan bersifat spiritual juga sangat dianjurkan untuk dilakukan.

Misalnya, memanjatkan syukur atas kebaikan yang diterima sepanjang tahun ini, juga mendoakan keselamatan bangsa dan negara agar dijauhkan dari mara bahaya.

"Hendaknya kita memperbanyak berdoa, berzikir dan mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT, khususnya berdoa untuk keselamatan bangsa dan negara dari berbagai musibah dan ancaman bencana yang akhir-akhir ini sering menimpa bangsa Indonesia," kata Zainut.

Lafadz doa akhir tahun dan awal tahun
Lafadz doa akhir tahun dan awal tahun (Tribun Kaltim)

DOA Akhir Tahun

Doa Akhir Tahun dan Doa Awal Tahun ini lebih pas saat Tahun Baru Islam.

Namun, tak ada salahnya juga dibaca saat Tahun Baru 2019.

Ada sebagian orang yang ingin menghabiskan momen pergantian tahun bersama keluarganya di rumah.

Ada juga yang menghabiskannya dengan pergi berlibur ke suatu tempat.

Namun, tidak sedikit juga yang memilih untuk lebih mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.

Nah, jika kamu termasuk orang yang ingin lebih berserah diri pada Tuhan, berikut doa awal dan akhir tahun lengkap dengan bahasa Arab & artinya!

Nabi Muhmammad SAW mengajarkan umat Islam dianjurkan membaca doa khusus sebagai penutup tahun.

Walau sebenarnya yang diajarkan Nabi Muhammad adalah doa akhir tahun untuk tahun Islam atau hijriyah, namun kebanyakan ulama sekarang menganjurkannya juga untuk diamalkan di saat pergantian tahun baru masehi.

Tujuannya untuk mengimbangi hingar bingar pesta tahun baru, agar kita tak melulu bersenang-senang dan akan lebih baik jika kita mendekatkan diri ke Allah saja.

Dilansir dari laman islamidia.com, berikut ini Doa Akhir Tahun 2018 dan Awal Tahun 2019 :

1. Doa akhir tahun

اَللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هَذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْه وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوبَتِي وَدَعَوْتَنِي إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِي عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِي وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّي وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ

Latin :

"Allâhumma mâ ‘amiltu min ‘amalin fî hâdzihis sanati mâ nahaitanî ‘anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fîhâ ‘alayya bi fadhlika ba‘da qudratika ‘alâ ‘uqûbatî, wa 
da‘autanî ilat taubati min ba‘di jarâ’atî ‘alâ ma‘shiyatik.

Fa innî astaghfiruka, faghfirlî wa mâ ‘amiltu fîhâ mimmâ tardhâ, wa wa‘attanî ‘alaihits tsawâba, fa’as’aluka an tataqabbala minnî wa lâ taqtha‘ rajâ’î minka yâ karîm."

Artinya :

Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu.

Sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu.

Karenanya aku memohon ampun kepada-Mu. Ampunilah aku.

Tuhanku, aku berharap Kau menerima perbuatanku yang Kau ridhai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu.

Janganlah pupuskan harapanku. Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah.

2. Doa awal tahun

Usai memanjatkan doa akhir tahun, ada juga baiknya untuk membacakan doa di awal tahun.

Berikut doanya :

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اَللَّهُمَّ اَنْتَ اْلاَ بَدِيُّ الْقَدِيْمُ اْلاَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَكَرَمِ جُوْدِكَ الْمُعَوَّلُ وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ اَقْبَلَ اَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَ
اَوْلِيَائِهِ وَالْعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ اْلاَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ وَاْلاِشْتِغَالِ بِمَا يُقَرِّبُنِى اِلَيْكَ زُلْفَى يَاذَالْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ وَصَلَى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Latinnya :

"Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Wa shallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa ‘aalihi wa shahbihii wa sallam. Allaahumma antal-abadiyyul-qadiimul-awwalu, wa ‘alaa fadhlikal-’azhimi wujuudikal-mu’awwali, wa haadza ‘aamun jadidun qad aqbala ilaina nas’alukal ‘ishmata fiihi minasy-syaithaani wa auliyaa’ihi wa junuudihi wal’auna ‘alaa haadzihin-nafsil-ammaarati bis-suu’i wal-isytighaala bimaa yuqarribuni ilaika zulfa yaa dzal-jalaali wal-ikram yaa arhamar-raahimin, wa sallallaahu ‘alaa sayyidina Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aalihi wa shahbihii wa sallam."

Artinya :

Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Semoga Allah tetap melimpahkan rahmat dan salam (belas kasihan dan kesejahteraan) kepada junjungan dan penghulu kita Muhammad beserta keluarga dan sahabat Beliau.

Ya Allah, Engkau Dzat Yang Kekal, yang tanpa Permulaan, Yang Awal (Pertama) dan atas kemurahan MU yang agung dan kedermawanan MU yang selalu berlebih, ini adalah tahun baru telah tiba.

Kami mohon kepada MU pada tahun ini agar terhindar (terjaga) dari godaan syetan dan semua temannya serta bala tentara (pasukannya), dan (kami mohon) pertolongan dari godaan nafsu yang selalu memerintahkan (mendorong) berbuat kejahatan,

Serta (kami mohon) agar kami disibukkan dengan segala yang mendekatkan diriku kepada MU dengan sedekat-dekatnya.

Wahai Dzat Yang Maha Luhur lagi Mulia, wahai Dzat Yang Maha Belas Kasih.

Pesan Ustadz Abdul Somad

Ini 4 pesan Ustadz Abdul Somad soal perayaan Tahun Baru 2019. Sayangnya, pesan itu dihapus di postingan IG Ustadz Abdul Somad.

Ustadz Abdul Somad mengingatkan generasi muda muslim agar tidak ikut-ikutan merayakan malam Tahun Baru 2019.

Nah, 4 pesan penting Ustadz Abdul Somad terutama pada kaum muslimin soal merayakan Tahun Baru 2019.

Juga lihat ceramah Ustadz Adi Hidayat soal tahun baru.

UAS memberikan pesan penting agar jangan berhura-hura seperti keluyuran naik sepeda motor bermai-ramai, apalagi sampai mabuk-mabukan.

Dalam postingan yang menggunakan bahasa Minang itu, Abdul Somad mengingatkan lebih baik mengisi malam tahun baru dengan ikut acara zikir atau jika tidak ada, lebih baik tidur.

"Malam Tahun Baru 2019, No Bonceng, No Bencong dan No Mabuk. Jangan Melalak (keluyuran), Ada Zikir Ikut, Tak Ada, Tidur," demikian pesan bertandatangan Ustadz Abdul Somad yang diposting di istagram @ustadzabdulsomad sehari yang lalu.

Ustadz Abdul Somad mengimbau agar pesan tersebut dibuat dalam spanduk dan baliho, lalu sebarkan.

Dalam postingannya tersebut Ustadz Abdul Somad juga menyertakan tagar #SelamatkanGenerasiMuslim, serta menyertakan petikan hadist.

"Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk dari mereka" (HR.Abu Daud. Hasan)

Sejak diposting beberapa hari yang lalu, pesan Ustadz Abdul Somad ini mendapat like sebanyak ratusan ribu dan dikomenteri puluhan warganet. sayangnya, postingan ini telah dihapus.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved