Rumah Adat Sao Mario Soppeng Ditopang 119 Tiang
Rumah adat Saomario masih menjadi salah satu objek wisata andalan di Kabupaten Soppeng.
Penulis: Sudirman | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur, Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, SOPPENG - Rumah adat Sao Mario masih menjadi salah satu objek wisata andalan di Kabupaten Soppeng.
Rumah adat Sao Mario, dibangun oleh Prof. Mustari Pide pada tahun 1990, dengan luas lahan 12 hektar.
Rumah adat Sao Mario lebih dikenal dengan "bola seratue" yang berlokasi di Batu-Batu, Kecamatan Marioriawa, Kabupaten Soppeng.
Jarak dari Kota Soppeng, dengan rumah adat Sao Mario diperkirakan mencapai 32 Km.
Pengelola rumah adat Sao Mario, A Mappasessu mengatakan, rumah adat Sao Mario juga dikenal dengan bola seratue.
Jumlah tiang rumah adat Sao Mario sekitar 119. Banyaknya jumlah tiang sehingga dinamakan bola seratue.
Setiap bulan, ada wisatawan lokal dan mancanegara yang melakukan kunjungan ke rumah adat Sao Mario Soppeng.
"Kalau wisatawan lokal diperkirakan ratusan, kalau wisatawan mancanegara dipekirakan puluhan setiap bulan," tambah A Mappasessu.'
Setiap pengunjung hanya dibebankan uang retribusi Rp. 5.000. Uang retribusi biasanya digunakan untuk membayar listrik, dan berbagai keperluan lainnya.
Baca: Video: Satyalancana Karya Satya Buat ASN Bapenda
Baca: Mabuk Obat Batuk Jadi Tren Remaja Malili, Ini Kata Kadis Kesehatan Luwu Timur
Baca: Muslim Uighur di Xinjiang Tak Pernah Bebas Berislam
Baca: VIDEO: Harga Wortel dan Bawang Merah Naik di Pasar Karisa Jeneponto
Baca: Manajemen Olympic Group Makan malam Bersama Distributor
Baca: Ini jadwal Maulid Lompoa Turatea di Jeneponto
Baca: BREAKING NEWS: Hujan Deras Disertai Angin Kencang Landa Mamuju
Baca: Jelang Tahun Baru 2019, Harga Wortel dan Bawang Merah Naik di Pasar Karisa Jeneponto
Baca: Bupati Seto Gadhista Asapa Resmikan BI Corner Perpustakaan Sinjai
Baca: Satu Patung Pieta Tiba di Soppeng
Didalam rumah adat Sao Mario, ada berbagai interior. Pengunjung bisa melihat koleksi benda pusaka.
Bahkan benda pusaka ada yang berasal dari Cina, Eropa, Kalimantan, dan berbagai daerah lainnya.
Walaupun Prof. Mustari Pide telah tiada, namun Sao Mario akan tetap dikembangkan.
Kedepannya akan dibangunkan sekitar 10 penginapan dengan konsep cottage, cafe, dan berbagai hal menarik lainnya.
Sehingga wisatawan bisa tinggal berlama-lama saat berkunjung di rumah adat Sao Mario.
Bahkan pihaknya juga akan mengadakan kegiatan budaya di rumah adat Sao Mario pada Bulan Juni mendatang. (*)
Subscribe untuk Lebih dekat dengan tribun-timur.com di Youtube:
Jangan lupa follow akun instagram tribun-timur.com
