6 Monyet Endemik Sulawesi Mati Dibantai di Mamuju Tengah, Ini Kata Direktur LIAR Sulbar
Direktur Lembaga Advokasi dan Inspirasi Rakyat (LIAR) Sulbar menyoroti matinya enam Monyet Endemik Sulawesi di Kabupaten Mamuju Tengah

Laporan Wartawan TribunSulbar.com, Nurhadi
TRIBUNSULBAR.COM, MAMUJU - Direktur Lembaga Advokasi dan Inspirasi Rakyat (LIAR) Sulawesi Barat, Harun Yamerang, menyoroti matinya enam Monyet Endemik Sulawesi di Kabupaten Mamuju Tengah.
Matinya enam Monyet hitam Sulawesi yang dilingdungi negara di Dusun Uwae, Desa Tasokko, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), karena dibantai warga setempat.
Warga sekitar berdalih, mereka melakukan pembantaian karena dianggap menjadi hama tanam atau tumbuhan mereka.
Baca: Mufidah Kalla Launching Kain Tenun dan Songket Balimagista
Baca: Maia Estianty Jawab Soal Usia Kehamilan Hingga Pakai Baju Kedodoran, Banjir Ucapan
Baca: Di Kecamatan Keera Wajo, Jumlah Pemilih di Pemilu 2019 Bertambah Dua Kali Lipat
Baca: Banyak Remaja Kendarai Motor Tanpa SIM, Patmor Polres Selayar Pakai Pendekatan Dialogis
Baca: Pemilu 2019, Ada 1.427 Pemilih Pemula di Kecamatan Pitumpanua
Baca: Data Lengkap DPT di Parepare Hasil Perbaikan Tahap II
Baca: Inilah Sosok Iwan Hutapea Tukang Parkir yang Ikut Keroyok Anggota TNI di Ciracas
Baca: Bukan Perselingkuhan, ini Penyebab Denny Sumargo dan Sosialita Kaya Raya Dita Soedarjo Batal Nikah
Baca: Unik, di Masjid Parepare Ini Ada Lemari Nasi Gratis
Baca: Meski Libur, Robert Tetap Aktif Pantau Pemain PSM Makassar
Baca: Enam Monyet Endemik Sulawesi Tewas Dibunuh Warga Mamuju Tengah
Baca: Lowongan Kerja BUMN PT Brantas Abipraya Butuh Sekretaris Lulusan S1, Segera Daftar Online di Sini!
Baca: Usai Mario Gomez Dipecat Persib Bandung, Kini Dapat Sindiran dari Mantan Klubnya Johor Darul Tazim
Menurut Harun, kejadian ini merupakan dampak dari hilangnya ruang hidup atau habitat satwa karena dirampas oleh manusia.
"Makanya dia (Monyet) keluar mencari makan, anehnya kenapa dianggap hama oleh warga,"kata Harun kepada TribunSulbar.com, Jumat (14/12/2018).
Harun menuturkan, hal tersebut merupakan cambukan bagi sebagian manusia, yang sudah merampas hak atau ruang hidup binatang dilindungi.
"Yang lebih aneh, karena tidak mendapat perharian pemerintah selaku pengambil kebijakan,"sesal Harun.
Harun menilai, pengalihfungsian lahan hutan menjadi perkebunan kelapa sawit atau pembangunan menjadi sebab binatang memakan hasil kebun warga.
“Kita sebagai manusia punya tanggungjawab terhadap alam dan harus tetap menjaga hubungan mahluk tuhan yang lain," ucapnya.
Ia mengkhawatirkan, jika pengalihfungsian hutan terus dilakukan secara masif, akan membuat manusia berperang dengan mahluk yang tinggal di dalam hutan.
Lebih dekat dengan Tribun Timur, subscribe channel YouTube kami:
Follow juga akun instagram official kami:
Kabar Buruk buat Bripka CS usai Tembak Anggota TNI dan 2 Warga hingga Tewas, Isi Telegram Rahasia |
![]() |
---|
Bripka CS Alami Hal Mengerikan Usai Tembak Mati Anggota TNI dan 2 Orang Lain Cafe di Cengkareng |
![]() |
---|
Istri Sah Selingkuh dengan Pria Lain saat Anak Masih 9 Bulan, Suami Tak Marah Malah Lakukan Ini |
![]() |
---|
Sosok dan Rekam Jejak Anwar Abbas, Berani Protes Jokowi dan Minta Dihukum Seperti Rizieq Shihab |
![]() |
---|
Kondisi Bripka CS saat Tembaki Anggota TNI dan 2 Warga hingga Tewas di Kafe, Kapolri Turun Tangan |
![]() |
---|