Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Alasan Kodam Tak Terima Polisi Tangkap Tersangka di Rumah TNI, Lompat Pagar dan Minta Dihargai

Pihak Kodam XIV/Hasanuddin tanggapi penangkapan tersangka oleh Timsus Polda Sulsel.

Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: Edi Sumardi

Laporan Wartawan Tribun Timur, Darul Amri Lobubun

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Pihak Kodam XIV/Hasanuddin tanggapi penangkapan tersangka oleh Timsus Polda Sulsel.

Polisi dari Timsus Polda Sulsel (Sulawesi Selatan) menangkap Saleh Dg Naba (38), seorang di antara 3 tersangka pelaku pembunuhan terhadap Dg Kulle, yang terjadi pada Senin (10/12/2018).

Penangkapan terhadap Saleh Dg Naba dilakukan, Senin malam, sekitar pukul 19:30 Wita, atau hanya selang beberapa jam usai kejadian pembunuhan terhadap pria paruh baya itu.

Penangkapan petani asal Japing, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, berdasarkan pada laporan bernomor LP/122/ XII/2018/Spkt/Sek Bontomarannu/Res Gowa, tertanggal, 10 Desember 2018.

Informasi diperoleh Tribun-Timur.com dari Timsus Polda Sulsel - tim di bawah Direktorat Reskrimum Polda Sulsel - penangkapan dilakukan di sebuah rumah milik prajurit TNI AD, di Jalam Kejayaan blok K 267, kompleks perumahan Bumi Tamalanrea Permai (BTP), Tamalanrea, Makassar, Sulawesi Selatan.

"Jadi (tanggal) 10 Desember kemarin peristiwa penganiayaan berujung meninggalnya korban. Pelaku ini langsung dibawa oleh pelaku lainnya lagi ke BTP," ujar Panit Timsus Polda Sulsel, Ipda Artenius Puang Baso.

Baca: Markas Polsek Ciracas Dirusak dan Terbakar, Bermula dari Asap Knalpot Motor TNI dan Tukang Parkir?

Tersangka dibawa ke BTP oleh Peltu SY.

Lanjut, kata Ipda Artenius Puang Baso, Saleh Dg Naba dibawa ke BTP karena antara tersangka dengan prajurit yang membawanya dan pemilik rumah memiliki hubungan kerabat.

Polisi kini telah mengamankan seluruh tersangka dari tempat berbeda.

Jika Saleh Dg Naba ditangkap di Makassar, 2 tersangka lainnya ditangkap di Gowa.

"Dalam kasus ini ada tiga tersangkanya, dua orang sudah diamankan penyidik di Gowa," kata Ipda Artenius Puang Baso.

Dibantah Kodam XIV/Hasanuddin 

Usai penangkapan tersangka, Timsus Polda Sulsel langsung melakukan rilis kepada jurnalis.

Tak lama berselang, muncul tanggapan dari Kodam XIV/Hasanuddin karena adanya keterangan jika tersangka ditangkap di rumah prajurit TNI AD.

Baca: Lirik Lagu Sayur Kol Punxgoaran, Jangan Salah soal Makan Anjing, Begini Faktanya

Kapendam XIV/Hasanuddin, Kolonel Inf Alamsyah membantah tersangka ditangkap di rumah prajurit TNI AD.

"Itu tidak benar, tidak ada penangkapan oleh polisi di rumah prajurit TNI di BTP Tamalanrea. Saya harap polisi konfirmasi ini ke media," kata Kolonel Inf Alamsyah kepada Tribun-Timur.com, Selasa (11/12/2018) malam, saat mengonfirmasi soal penangkapan ini.

Kapendam XIV Hasanuddin, Kolonel Inf Alamsyah
Kapendam XIV/Hasanuddin, Kolonel Inf Alamsyah (TRIBUN TIMUR/DARUL AMRI)

Menurut Alamsyah, pihak Kodam XIV/Hasanuddin tidak mempermasalahkan kasus pembunuhan itu, namun keterangan Timsus Polda Sulsel jika penangkapan dilakukan di rumah milik prajurit TNI AD, tidak benar.

"Tidak ada penangkapan di rumah yang dimakasud di BTP. Itu penangkapannya pelaku terjadi di rumah sakit dan sudah diamankan di Gowa. Jadi kami harapkan jangan mengada-ngada," kata Kolonel Inf Alamsyah bernada tegas.

Soal Peltu SY, kata Alamsyah, dalam kasus, Peltu SY hanya sebagai saksi lantaran usai kejadian, dia datang ke lokasi.

"Jadi soal Peltu SY sebagai saksi saja dalam kasus ini, karena setelah kejadian ini baru Peltu SY tiba di lokasi. Kebetulan SY saudara yang bertikai, SY langsung amankan pelaku," ujar  Kolonel Inf Alamsyah melalui sambungan telepon dari Jakarta.

Baca: 7 Perbandingan Nikahan Anak Bos Gudang Garam & Crazy Rich Surabaya, Jangan Terkejut Lihat Mewahnya

Berbeda dengan Kolonel Inf Alamsyah, Staf Ajendam Kodam XIV/Hasanuddin, Mayor Sainuddin justru membenarkan penangkapan dilakukam di rumah prajurit TNI AD.

Ternyata, rumah itu adalah rumah milik Mayor Sainuddin.

Selain membenarkan penangkapan dilakukan di rumahnya, Mayor Sainuddin mengaku jika pihaknya merasa tidak dihargai.

"Saya atas nama prajurit TNI sangatlah tidak dihargai dan atas nama institusi karena tidak ada koordinasi," kata Mayor Sainuddin saat berkunjung di kantor Tribun Timur, Jalan Cenderawasih nomor 430, Makassar, Selasa (11/12/2018) malam.

Saat kunjungan, Mayor Sainuddin didampingi Wakapendam XIV/Hasanuddin, Letkol Inf Maskun Nafik dan sejumlah prajurit TNI AD.

"Seperti Ninja"

Lanjut, kata Mayor Sainuddin, yang menjadi inti masalah adalah personel Polda Sulsel yang melakukan penangkapan di rumahnya tidak lewat koordinasi sebagai sebuah lembaga dan sebuah institusi.

Baca: Harbolnas 12.12 - Shopee Bagi-bagi Hadiah Rp 12 Miliar, Begini Cara Dapatkannya

Baca: Daftar Promo Harbolnas Lazada, Bukalapak, Shopee, JD.ID, Elevenia, Blibli, Hadiah Hingga Rp 12 M

"Seharusnya ini dikoordinasi, itu rumah saya didatangi kurang lebih 10 orang. Mereka masuk lewat pintu depan dan belakang, ada lompat pagar. Mereka ini seperti ninja, itu pagar saya dinaiki juga kan tidak sopan. Harusnya mereka lapor saya. Setidaknnya kalau sinergi harus koordinasi," ujarnya.

Masalah lainnya adalah saat penangkapan, polisi tidak menunjukan surat penangkapan dan penggeledahannya.

Istri dan anak Mayor Sainuddin yang memprotes penangkapan itu malah dibentak polisi.

Staf Ajendam Kodam XIV/Hasanuddin, Mayor Sainuddin
Staf Ajendam Kodam XIV/Hasanuddin, Mayor Sainuddin (TRIBUN TIMUR/DARUL AMRI LOBUBUN)

Saat penangkapan berlangsung, Mayor Sainuddin tidak berada di rumahnya karena sedang menjalankan tugas di  markas Kodim 1408 BS, di Jl Lanto Dg Passewang, Makassar.

Mayor Sainuddin mengaku baru tahu adanya penangkapan di rumahnya setelah sang istri menelepon.

"Jadi saya ini tidak tahu penangkapan di rumah. Saya juga tidak tahu itu pelaku. Pokoknya, saya ini tidak tahu, tapi rumah saya dimasuki," kata Mayor Sainuddin.

Jaga Sinergitas

Usai penangkapan tersangka oleh polisi di rumah prajurit TNI AD, Kodam XIV/Hasanuddin mengingatkan agar institusi kepolisian tetap menjaga sinergitas dalam menjalankan tugas.

"Kami ingatkan saja, ini soal sinergitas TNI Polri agar terus berjalan baik," kata Letkol Inf Maskun Nafik sekaligus mantan Dandim 1424/Sinjai.

Letkol Inf Maskun Nafik menyarankan agar ke depannya jika ada penangkapan dan pengungkakan kasus di rumah prajurit TNI, sebelumnya harus ada koordinasi.

"Jadi ke depannya itu harus koordinasi, jangan langsung seruduk saja. Tentunya itu tidak bagus, karena ini soal sinergitas institusi juga," kata Letkol Inf Maskun Nafik. 

Awal Masalah

Sebelumnya, Dg Kulle tewas dibunuh saat dirawat di Puskesmas Pattallassang, Gowa.

Warga Dusun Japing, Desa Sunggumanai, Kecamatan Pattallassang, Gowa itu, tewas akibat luka tusukan di sekujur tubuh.

Awalnya, sekitar pukul 07.00 Wita, berkelahi Daeng Bate (32) di BTN Zarindah, karena dendam lama.

Baca: Artis FNJ - Izin Berobat dan Jenguk Ibu, tapi Ternyata Wawan Nginap di Hotel Bareng Wanita Muda

Daeng Bate, yang tahu Daeng Kulle dibawa ke Puskesmas, brgegas menyusul bersama beberapa anggota keluarga dan kembali menyerang saat korban dirawat.

Korban berupaya menyelamatkan diri dengan berlari meninggalkan ruang UGD.

Akibat penyerangan ini, Daeng Kulle alami luka di bagian perut yang dan bagian badan lainnya yang penuh luka tusukan.

Dia pun tewas di Puskemas Pattalassang.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved