Fakta-fakta dan Penyebab Dokter di RSUD Enrekang Mogok Kerja, Bagaimana Nasib Pasien?
Sejumlah dokter ahli dan dokter umum memilih mogok kerja di RSUD Massenrempulu Enrekang, Senin (10/12/2018).
Penulis: Risnawati M | Editor: Mansur AM
Gede gak? Jelas gede karena nilainya nyaris atau lebih dari empat kali Upah Minimum Provinsi Jakarta. Tapi apakah sebanding dengan pekerjaannya? Belum tentu.
Pada 2016, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai bahwa besaran itu gak manusiawi.
Menurutnya, gaji dokter umum semestinya Rp 17 jutaan, sedangkan spesialis mulai dari Rp 40 jutaan.
Kenapa? Karena setiap harinya mereka harus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan di dunia medis yang terhitung cepat.
Tapi apakah kamu tahu bahwa di balik gaji dokter, ada tiga pengorbanan yang jauh lebih besar lagi dan merugikan mereka secara finansial dan waktu.
Pengin tahu apa aja? Simak di bawah ini.
1. Biaya sekolah dokter luar biasa mahal
Kuliah kedokteran jelas gak bisa disamakan dengan kuliah ilmu komunikasi, ekonomi, desain grafis, dan sebagainya. Kalaupun bisa disamakan mungkin setara dengan sekolah penerbangan.

Salah satu kampus di Jakarta yang punya fakultas kedokteran membanderol biaya pendidikan sebesar Rp 700an juta. Estimasi biaya itu merupakan biaya pendidikan dari awal sampai lulus.
Biaya tersebut bakal terasa berat di awal. Dan walaupun bisa diangsur, per semester orangtua si calon dokter juga harus membayar sebesar Rp 30 jutaan.
Dan asal kamu tahu nih, itu cuma biaya pendidikan lho ya. Selama kuliah tentunya kan ada biaya-biaya perintilan yang bakal dikeluarkan. Sebut aja biaya beli jenazah buat praktikum seharga Rp 10 juta. Meski bisa patungan, tapi tetap aja setiap mahasiswa bakal keluar uang jutaan bukan?
Lalu kuliah juga tentunya harus beli buku. Masa iya pengin ngandelin perpustakaan setiap hari. Apa nyaman tuh belajarnya?
2. Waktu kuliah lama banget
Ada tahap-tahap yang harus dilalui calon dokter dalam masa studinya. Pertama adalah tahap preklinik. Di periode ini mahasiswa bakal mempelajari mata kuliah biomedik dasar. Selain itu ada juga mata kuliah wajib universitas yang harus mereka jalani.
Sejatinya, masa studinya emang cuma 3,5 hingga empat tahun aja. Setelah itu mahasiswa bakal diwisuda dan mendapat gelar S. Ked. Apakah udah resmi boleh menangani pasien? Jelas belum.