Kepala SD Inpres Balaroa Harap Santunan untuk Keluarga 50 Siswa yang Meninggal Akibat Gempa Palu
Siti Utari Muhammad Tahir mengaku sangat kehilangan saat mengetahui sebanyak 50 orang anak didiknya meninggal dunia akibat gempa
Penulis: abdul humul faaiz | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribunpalu.com, Abdul Humul Faaiz
TRIBUNPALU.COM, PALU - Kepala Sekolah Dasar (SD) Inpres Penumnas Balaroa, Siti Utari Muhammad Tahir mengaku sangat kehilangan saat mengetahui sebanyak 50 orang anak didiknya meninggal dunia akibat gempa disertai likuifasi yang terjadi di Kelurahan Balaro, Kecamatan Palu Barat, Palu, Sulawesi Tengah, pada 28 September 2018 lalu.
"50 orang siswa kami meninggal akibat likuifaksi. Karena siswa saya paling banyak tinggal di Perumnas Balaroa," katanya saat ditemui di Ruang Kelas Belajar Sementara (Rukatara) yang bertempat di Lorong Nosarara, Jl Sungai Manonda, Kecamatan Palu Barat, Sabtu (1/12/2018).
Dia berharap, agar Pemerintah Kota Palu memberikan perhatian khusus bagi keluarga yang ditinggalkan.
"Harapan saya, semoga ada yang memberi bantuan kepada keluarganya semacam bantuan duka dari pemerintah atau swasta," kataya penuh harap.
Menurut Siti Utari, saat ini informasi yang beredar di masyarakat Palu khususnya bahwa hanya sedikit jumlah siswa SD Inpres Perumnas balaroa yang meninggal dunia.
"Mudah-mudahan ada, dalam bentu apa saja yang bisa meringankan beban keluarga," kataya.
Untuk diketahui sebelum gempa bermagnitudo 7,4 SR menghantam Kota Palu dan sekitarnya, SD Inpres Perumnas berlokasi di Jl Kanna, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat. Sekolah tersebut ikut hancur bersmaan dengan bangunan rumah yang ambles ke dalam tanah.
"Siswa kami banyak yang temlat tinggalnya berdekatan dengan sekolah," katanya.(*)